Ungkap Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Andi: Kalau Ini Copot, Pilot Tidak Bisa Apa-apa Lagi!
Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mencoba mengungkap teka-teki penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Praktisi hukum yang pemerhati penerbangan sipil, Andi Isdar Yusuf, yang juga Alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) itu mengatakan, elevator adalah kompartemen penting dan krusial di pesawat.
Baca juga: Ilmuwan AS Bongkar Sumber Virus Corona, Ternyata dari Laboratorium Virologi China, Sengaja Dibuat?
Baca juga: Politisi PDIP Blak-blakan Menolak Divaksin Covid-19, Siapa Ribka Tjiptaning Anak Buah Megawati Ini?
Baca juga: Pengakuan Ridwan Kamil Dua Kali Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, Begini Efek Sampingnya
Baca juga: Siapa Sebenarnya Abdul Muthalib, Dokter yang Suntik Vaksin Covid-19 Presiden Jokowi, Sampai Gemetar
“Letaknya itu di belakang, saya horisontal di ekor pesawat,” ujar Andi Isdar Yusuf.
Elevator berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.
“Jadi elevator itu naik-turun. Dulu digerakkan pakai kabel, sekarang sudah nirkabel, otomatis. Saya menduga, elevatornya itu copot karena perawatan yang tidak maksimal. Itu kan semacam engsel yang bergerak naik-turun, bisa saja karatan, atau apala. Makanya faktor perawatan sangat penting,” jelas Andi Isdar Yusuf.
Gerakan elevator ke atas dan ke bawah.
Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas.

Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.
“Coba bayangkan, di ketinggain ribuan meter, dengan kecepatan tinggi, elevator Sriwijaya Air SJ-182 yang begitu signifikan fungsinya copot atau tidak berfungsi,” kata Andi Isdar Yusuf.
Beda jika salah satu mesin yang rusak atau tidak berfungsi.
Jika kondisi ini yang terjadi, kata Andi Isdar Yusuf, maka pilot masih punya waktu untuk melakukan kontak dengan pihak luar.
“Dan pasti, jika salah satu mesin yang rusak, pilot akan kembali. Yang seperti ini sering kami alami dulu dan pilot pasti kembali. Tapi kalau elevator yang rusak, copot, tidak ada pilihan, langsung terjun bebas itu pesawat,” jelas Andi Isdar Yusuf.
Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mengatakan, sebenarnya elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 sudah berfungsi dan kondisi pesawat sudah melewati masa krusial penerbangan. Karena sudah mengangkasa. Sebab, masa krusial dan saat paling kritis dalam penerbangan adalah ketika pesawat akan naik. Dan ini hanya seper sekian detik.
“Begitu pesawat sudah... tek, naik, itu berarti elevator sudah berfungsi dan masa kritis berakhir. Tapi mungkin ini elevatornya copot saat sudah naik ribuan meter,” kata Andi Isdar Yusuf.
Meski demikian, Andi Isdar Yusuf menegaskan, penyebab sriwijaya air jatuh belum bisa dipastikan.
Semua pihak harus menunggu hasil kajian KNKT, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak berwenang.