Kisah Relawan Penyelam

Kisah Ajie Tinggalkan Anak-Istri demi Musibah Sriwijaya Air, Pernah Selamatkan Uang Rp30 M di Laut

Ajie, sapaan Makmur Ajie Panangian, sudah belasan tahun terlibat misi kemanusiaan. Bahkan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Editor: Rohmayana
ist
Relawan penyelam untuk evakuasi korban pesawat Sriwijaya Makmur Ajie Panangian, pria 54 tahun, meninggalkan istri dan anak-anaknya di Makassar, Sulawesi Selatan demi misi kemanusiaan; membantu mencari dan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Aji saat menyelam. (Facebook/Makmur ajie Panangian) 

“kejadian kemarin-kemarin, saya selalu hadir, mewakafkan diri untuk membantu. Itu jiwa kami, daripada untuk senang-senang, lebih baik skill ini kita pakai supaya berguna buat sesama," kata Ajie.

Ajie mempersiapkan sendiri peralatan selam seperti tabung oksigen dan semacamnya. Tidak ada beban yang ia bawa sejak berangkat dari Makassar.

Ia mengaku sudah sering kali terpanggil untuk kepentingan evakuasi manakala terdapat korban dalam kecelakaan di laut.

Setelah mendapat surat tugas dari POSSI, Ajie langsung terbang ke Jakarta. Dia tiba Senin (11/1/2021), hari kedua setelah kejadian.

Untuk menjalankan tugas sebagai relawan, Aji telah mendapat restu dari istri dan anak-anak.

"Anak dan istri sudah memberi izin. Mereka support saya. Jadi, kami pamit kepada keluarga, karena kami terpanggil untuk misi ini. Motivasinya untuk memanfaatkan ilmu yang ada pada kami untuk kemanusiaan," kata Ajie.

Meninggalkan anak dan istri demi misi kemanusiaan sudah dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi penyelam POSSI.

Bagi Ajie, sebuah kewajaran apabila ada kecemasan dan rasa takut saat akan terjun ke bawah air.

Segala kekhawatiran itu selalu lenyap seketika saat Ajie berserah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tugas evakuasi korban kecelakaan di perairan merupakan panggilan jiwa bagi Ajie, yang menjabat sebagai Ketua Bidang Usaha Wisata Bahari POSSI Makassar.

"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie, sembagi memberi alasa setiap masuk di dunia lain, yang belum pernah diselami, ia merasa waswas.

“Dunia yang sangat berbeda, dunia yang kita tidak tahu ada apa di bawah sana. Jadi kita percayakan kepada Tuhan, kita percaya, seperti ketuk pintu masuk ke rumah orang," kata Ajie memberi perumpaan.

Rogoh Uang Pribadi untuk Tiket Pesawat Makassar - Jakarta

Baca juga: Total 139 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan, Sebagian Sudah Diindetifikasi

Bukan saja meninggalkan anak dan istri di Makassar, di Pulau Sulawesi, Ajie juga merogoh uang pribadinya untuk menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.

Ia mengaku mengeluarkan dana pribadi untuk biaya keberangkatan menunaikan tugas, seperti biaya membeli tiket pesawat terbang.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved