Kisah Relawan Penyelam

Kisah Ajie Tinggalkan Anak-Istri demi Musibah Sriwijaya Air, Pernah Selamatkan Uang Rp30 M di Laut

Ajie, sapaan Makmur Ajie Panangian, sudah belasan tahun terlibat misi kemanusiaan. Bahkan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Editor: Rohmayana
ist
Relawan penyelam untuk evakuasi korban pesawat Sriwijaya Makmur Ajie Panangian, pria 54 tahun, meninggalkan istri dan anak-anaknya di Makassar, Sulawesi Selatan demi misi kemanusiaan; membantu mencari dan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Aji saat menyelam. (Facebook/Makmur ajie Panangian) 

TRIBUNJAMBI.COM, TANJUNG PRIOKAjie, sapaan Makmur Ajie Panangian, sudah belasan tahun terlibat misi kemanusiaan.

Usia Makmur Ajie Panangian sudah lebih paruh baya.

Pria berumur 54 tahun, meninggalkan istri dan anak-anaknya di Makassar, Sulawesi Selatan demi misi kemanusiaan; membantu mencari dan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Ia pun teringat kisah dan perjuangan, mengevakuasi korban Kapal Motor (KM) Lestari Maju yang tenggelam Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, tenggelam, 3 Juli 2018.

Hal yang paling dia ingat antara lain, mengamankan uang senilai Rp 30 miliar dari dasr laut. Bagaimana kisahnya? Ikuti sampai tuntas tulisan ini.

Baca juga: Heboh Beredar Video Detik-detik Suasana Kabin Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Sebelum Jatuh, Jadi Viral

Pada usia lebih setengah abad itu, 12 tahun ke belakang diisi Makmur Ajie Panangian sebagai penyelam air laut.

Keterampilan menyelam bukan sekadar bersenang-senang, melainkan dimanfaatkan untuk hal mulia. Ajie mendedikasikan keterampilan menyelam dalam tugas kemanusiaan.

Ia terlibat menjalankan misi melakukan pencarian dan penyelamatan bersama tim SAR (Search dan Rescue), terhadap musibah di laut di Indonesia.

Baca juga: Diduga Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Tidak Meledak di Udara, Tapi Menghujam Laut dan Hancur Lebur

Baca juga: Diduga Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Tidak Meledak di Udara, Tapi Menghujam Laut dan Hancur Lebur

Misalnya, pada musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, rute Jakarta – Pontianak, Kalimantan Barat, di laut sekitar Pulau Laki, Kabupaten Kepualauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) sore.

Terpanggil untuk tugas kemanusiaan itulah,  Adjie yang memiliki pengalaman menyelam bersama cabang olahraga  Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Makassar, bertolak ke Jakarta.

Selasa (12/1/2020), Ajie mendaftar sebagai relawan penyelam di Posko Terpadu di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ajie bukan seorang diri. Ia bersama beberapa rekan penyelam lainnya mendaftarkan diri sebagai relawan.

Menurut Ajie, sapaan akrabnya, setelah mendengar kabar soal musibah menimpa pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh ke laut, dia segera mendapat surat tugas dari POSSI.

"Saya dari Makassar. Jadi begitu kita mendengar kabar (jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di laut, Red) ini, kami sudah siap," kata Ajie ditemui di posko utama evakuasi Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).

Makmur Aji Panangian
Makmur Aji Panangian (Tribun Jakarta)

Wakafkan Diri untuk Membantu dalam Setiap Musibah di Laut

Baca juga: IKUT Nyelam Cari Sriwijaya Air, Jurnalis Kompas TV Temukan Baju Pramugari hingga Uang Rp100 Ribu

Ajie mengaku memiliki tim relawan penyelam.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved