Vaksin Covid 19
Vaksin Sinovac Trending, BPOM dan MUI Sudah Mendukung, Tapi Kenapa Masih Ada Warga Yang Meragukan?
Vaksin Sinovac sudah dinyatakan aman oleh BPOM dan halal oleh MUI. Tapi mengapa masih banyak yang meragukan vaksin sinovac tersebut?
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Vaksin Sinovac yang digunakan sebagai vaksin virus Corona sudah dinyatakan aman oleh BPOM dan halal oleh MUI.
Vaksin Sinovac akan mulai disuntikan Rabu (13/1/2021), Presiden Jokowi menjadi bagian dari kelompok pertama yang akan disuntik.
Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) telah melakukan tiga kali uji coba dan menyatakan aman.
Namun di media sosial tetap muncul keraguan atas efektivitas dan dampak dari vaksin covid-19 buatan China itu.

Bahkan muncul narasi dari seorang dokter yang menolak vaksin Sinovac meski dirinya ditodong pistol sekalipun.
Baca juga: SIMAK Fatwa MUI untuk Vaksin Covid-19 dari Sinovac China dan Biofarma, Ini Isinya
Baca juga: SIMAK Fatwa MUI untuk Vaksin Covid-19 dari Sinovac China dan Biofarma, Ini Isinya
"dr. Tifauzia : Biar Ditodong Pistol Saya tidak Mau Divaksin Gunakan Sinovac, Saya Mau Vaksin Merah Putih. TITIK...!!!"
Narasi lain soal efikasi dari vaksin Sinovac yang hanya 65,3 persen jauh dibanding efikasi vaksin Covid-19 lainnya.
Narasi ini antara lain disampaikan politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik
"Artinya efikasi dari vaksin Sinovac (65.3%) terendah dibanding Pfizer (95%), Moderna (94.5%) dan AstraZenica (80.6%). Mohon data ini jangan diabaikan." @RachlanNashidik
Apa itu efikasi 65,3 persen?
"Efikasi adalah estimasi bagaimana nanti efektivitasnya (vaksin). Di atas 50 persen itu sudah ada jaminan, ada harapan vaksin akan menurunkan kejadian penyakit," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) Penny K Lukito.
Ia mengatakan, vaksin Sinovac yang telah diuji coba tahap ketiga di Bandung telah memenuhi standar keamanan yang disyaratkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers pengumuman pemberian izin penggunaan darurat vaksin atau emergency use authorization (EUA) yang digelar pada Senin (11/1/2021).
"Pertama, hasil evaluasi terhadap data dukung keamanan yang diperoleh dari studi klinis fase ketiga di Indonesia, Brasil, dan Turki secara keseluruhan aman dengan kejadian efek samping ringan hingga sedang," ujar Penny dalam konferensi pers secara virtual itu.
Baca juga: 140 Tenaga Kesehatan di Muarojambi Dilatih Teknis Vaksinasi
Efek samping yang dimaksud antara lain nyeri, iritasi, serta pembengkakan yang tidak bahaya dan dapat pulih kembali keesokan harinya.