Laut Irian Mencekam Dikuasai Belanda, Pasukan Kopaska Nyaris Lakukan 'Kamikaze' Bila Ini Tak Terjadi
Kopaska punya misi khusus untuk menenggelamkan kapal induk milik Belanda, Hr.Ms. Karel Doorman yang sedang sandar di Hollandia saat operasi Trikora.
Untuk diketahui, Kamikaze yang umumnya dikenal sebagai serangan bunuh diri, merupakan salah satu taktik paling menakutkan yang dilakukan pasukan Jepang selama Perang Dunia II.
Dalam serangan kamikaze, seperti yang dilakukan pilot Jepang kala itu, akan mencoba untuk menabrakkan pesawat mereka ke kapal musuh dalam apa yang disebut "serangan tubuh" di pesawat yang sarat dengan bom, torpedo atau bahan peledak lainnya.
Sementara itu, misi ala 'kamikaze' yang dilakukan Kopaska untuk menenggelamkan kapal induk Belanda akhirnya urung dilaksanakan, kenapa?
Hal itu karena Belanda dan Indonesia terlanjur menandatangani gencatan senjata untuk selanjutnya menyerahkan Irian Barat kepada Ibu Pertiwi melalui PBB.
Namun, Torpedo ternyata tetap digunakan oleh Kopaska untuk melakukan operasi penyusupan yakni dengan menggunakan torpedo yang kosong.
Torpedo tanpa bahan peledak itu ‘diisi’ personel Kopaska dan kemudian diluncurkan ke laut bak kapal selam mendekati kapal musuh.

Setelah dekat personel Kopaska diam-diam keluar untuk melancarkan misi tempurnya.
Operasi mengunakan torpedo untuk mengangkut pasukan itu sebenarnya cukup rumit dan beresiko tinggi serta hanya pasukan sangat terlatih yang bisa melakukannya.
Human torpedo buatan TNI AL (ALRI) sendiri berbeda dibanding human torpedo buatan AL Italia dan AL Inggris. Dalam sejarahnya, 'torpedo manusia' pertama kali dioperasikan oleh AL Italia semasa Perang Dunia I yang terjadi pada 1914-1918.
Human torpedo ala ALRI berupa perahu kecil yang dikendalikan prajurit dan di bagian ujungnya diikatkan torpedo yang biasa diusung kapal selam.
Cara penggunaannya adalah kapal dikendalikan menuju kapal musuh dan sebelum terjadi benturan prajurit pengendali sudah melompat terlebih dahulu ke air.
Selain operasi Trikora, masih banyak lagi misi-misi yang dijalankan Kopaska, seperti melaksanakan operasi pembebasan MV Sinar Kudus yang disandera Perompak Somalia.
Saat ini, Kopaska terbagi dalam dua Komando yang berada di Ujung Surabaya dan Satuan Pasukan Katak Armabar di Jakarta Utara.
Untuk menjadi anggota satuan yang memiliki semboyan "Tan Hana Wighna Tan Sirna" (Tak ada rintangan yang tak dapat diatasi) ini persyaratannya sangatlah berat.
Calon Kopaska atau acap kali disebut siswa Pendidikan Komando Pasukan Katak (Dikkopaska) harus melalui tahapan-tahapan pendidikan macam tes ketahanan air, psikotest khusus, kesehatan khusus bawah air dan berbagai tes jasmani serta lainnya.
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Hampir Lakukan Misi Ala 'Kamikaze', Bunuh Diri Demi Tenggelamkan Kapal Induk Belanda Jika Hal Ini Tidak Terjadi, Begini Cerita Pasukan Khusus TNI AL dalam Operasi Pembebasan Irian Barat