Polisi dan Militer Bentrok Presiden Timor Leste Akan Dibunuh, Dili Mencekam Banyak Pertumpahan Darah
Presiden Timor Leste jadi target pembunuhan, polisi dan militer terlibat bentrokan hingga ibu kota Dili memanas dan jadi lokasi pertumpahan darah.
Tuduhan berulang tentang pelecehan seksual, pelanggaran hak asasi manusia, distribusi senjata ilegal, dan keterlibatan dalam perdagangan gelap telah melemahkan kepercayaan publik pada PNTL pada khususnya.
Penyebab utama kiris tersebut adalah konflik antarelemen militer Timor Leste yang disebabkan oleh diskriminasi di dalam tubuh militer.
Hal itu berubah menjadi upaya kudeta dan aksi kekerasan di ibu kota Dili, krisis ini bahkan memicu intervensi militer hebat dan mundurnya Perdana Menteri Mari Alkatiri.
Baca juga: Pembantaian di Santa Cruz Timor Leste Terbongkar, Jurnalis Ini Simpan Rekaman Video di Celana Dalam
Baca juga: Rizieq Shihab Tiba-tiba Teriak Minta Tolong dari Dalam Sel, Polda Metro Jaya Bantah Lakukan Ini
Alfredo Reinado, merupakan salah satu pemimpin pemberontak yang muncul dari krisis 2006 sebagai pemain kunci.
Ia termasuk sosok tentara FDTL yang merasakan adanya diskriminasi oleh Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak.
Alasan diskriminasinya pun bernada rasis, yakni Reinado berasal dari daerah Timor Leste bagian Timur.
Dikutip dari Tribun Manado, karena tak puas dengan alasan dari Matan Ruak itulah, maka pada 4 Mei 2006, Reinado bersama 600 anggota FDTL melakukan desersi sebagai protes atas perlakuan diskriminatif negara kepada mereka.
Aksi protes itu lantas ditanggapi oleh Matan Ruak dengan pemecatan massal terhadap mereka semua.
Marah, Reinado bersama rekan militernya, Mayor Augusto Araujo memimpin pemberontakan bersenjata yang dinamakan Gastao Salsinha.

Penyerangan itu menimbulkan gelombang kerusuhan besar dan geng-geng sipil bersenjata ikut memperparah keadaan dengan melakukan aksi kriminal.
Para mantan tentara yang marah karena dipecat itu melakukan berbagai aksi yang membuat rusuh satu negara, Dili porak poranda dan berdarah.
Menjadi pemain kunci krisis Timor Leste 2006, Aksi Reinado lantas berpuncak pada 11 Februari 2008.
Ia dan anak buahnya melakukan serangan terhadap presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao di kediamannya masing-masing.
Ramos Horta terluka parah hingga kritis, sementara Xanana selamat dari percobaan pembunuhan itu.
Petualangan Reinado berakhir ketika menjalankan aksi penyerangan itu, ia tewas ditembak oleh tentara FDTL yang menjaga rumah Ramos Horta. (*)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Nyawa Menteri dan Perdana Menteri Timor Leste Terancam Usai Krisis Politik Tahun 2006, Kacau!