Pemerintah Timor Leste Panik Setelah Dokumen Rahasia Selandia Baru Bocor, Ada Bahaya Besar Mengancam

Rakyat Timor Leste sepertinya harus berhenti bermimpi untuk hidup mewah layaknya negara-negara kaya penghasil minyak bumi.

Editor: Teguh Suprayitno
ISTIMEWA
Francisco Guterres alias Lu Olo Presiden Timor Leste. 

Namun dokumen dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru menunjukkan bahwa dana ini sangat berbahaya.

Baca juga: Nama Megawati dan Yusril Ihza Mahendra Disebut-sebut dalam Sidang Praperadilan HRS, Ada Apa?

Baca juga: Najwa Shihab Terdiam Setelah Menkes Budi Gunadi Jawab Begini, Tak Akan Hilang, Kecuali Pak Jokowi

Baca juga: Pembantaian di Santa Cruz Timor Leste Terbongkar, Jurnalis Ini Simpan Rekaman Video di Celana Dalam

Baca juga: Presiden Xi Jinping Buat Dunia Cemas, Militer China Diperintah Siap Perang, Gempur AS Atau Taiwan?

Ladang minyak semakin menipis dan harga minyak yang rendah mengurangi tingkat pembayaran royalti oleh perusahaan energi.

Masalah ketiga adalah praktik Pemerintah Timor Leste dalam membelanjakan lebih banyak uang daripada yang dihasilkan oleh dana tersebut.

"Lebih dari 75 persen sumber daya di ladang Bayu-Undung dan Kitan telah habis," kata dokumen kementerian itu.

"Sejak 2012 (pendapatan minyak dan gas) mengalami penurunan."

"Pada 2014, pendapatan minyak dan gas memberikan pendapatan 40 persen lebih sedikit kepada pemerintah Timor Leste dibandingkan pada 2013.”

Pada tahun 2014, dana minyak bumi menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara, tetapi pemerintah telah menghabiskan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008.

Kritik serupa datang dari LSM Timor Leste La'o Hamutuk.

Pedagang aksesoris di Market Tais, Dili Timor Leste.
Pedagang aksesoris di Market Tais, Dili Timor Leste. (Istimewa)

"Total cadangan minyak dan gas hanya cukup untuk mendukung setengah dari tingkat belanja negara saat ini," katanya.

"Ini bisa mengosongkan Dana Perminyakan pada awal 2022."

Duta Besar Timor Leste untuk Selandia Baru Cristiano da Costa setuju ini adalah masalah serius.

Meskipun ada masalah, anggaran negara saat ini hanya memiliki pemotongan belanja kecil sebesar 1,5 persen, dan pemotongan yang lebih besar ditunda sambil menunggu pemungutan suara oleh parlemen, katanya.

"Ini adalah situasi yang sangat menantang."

“Ini harus mendorong elit penguasa Timor untuk mulai berpikir tentang bagaimana mengelola situasi ini dengan sangat cepat, karena ini tidak berkelanjutan."

"Kita perlu mempercepat reformasi ekonomi dan mulai mendiversifikasi ekonomi kita."

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved