Mensos Risma Habis Dibully Rocky Gerung Gegara Ini: Mungkin Pengemis Itu Mengikutinya dari Surabaya!
Menurut Rocky Gerung, tidak ada pengemis di Jl Thamrin karena kawasan itu merupakan kawasan “karpet merah” untuk apa yang disebut diplomatic society.
Begitupula anggota DPR RI dan politisi Partai Gerindra Fadli Zon, yang menyebut kegiatan blusukan itu sebagai aksi "pencitraan".
Fadli Zon menyampaikan kritikan “pedas” melalui cuitan di akun twitternya, Selasalalu. "Blusukan secara proporsional bagus saja sebagai cara melihat langsung lapangan," tulis Fadli seperti dikutip KompasTV, Rabu kemarin.
Kemudian, Fadli Zon menyampaikan kritik dan menyebut blusukan yang sudah tidak proporsional sehingga jadi gila pencitraan. "Tapi, kalau kecanduan blusukan, maka harus diperiksa jangan-jangan gangguan gila pencitraan,” tulis Fadli Zon.
Memang, Fadli tidak menyebut nama siapa yang dimaksud. Namun, berita dalam sepekan terakhir banyak mengeskpos Mensos Tri Rismaharini yang berkali-kali melakukan blusukan di Jakarta, mulai dari kolong jembatan hingga Jl Sudirman-Thamrin.
Blusukan Risma juga mendapatkan tanggapan sejumlah pihak mulai dari anggota DPRD DKI Jakarta hingga Wakil Gubernur DKI Jakarta. Wakil Gubernur Riza Patria mengaku senang dengan blusukan Risma untuk menyelesaikan masalah.
"Mensos blusukan memang baik, penting pejabat untuk mengetahui mendengar langsung. Silakan Mensos punya solusi atasi kemiskinan," kata Wagub Riza Patria
Sementara Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, mengomentari aksi blusukan Tri Rismaharini di Jakarta sebagai hal yang berlebihan. "Jangan lebay (berlebihan) aja, dikemas berlebihan norak jadinya," kata Mujiyono seperti dikutip KompasTV.
Sementara politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah, yang juga mantang anggota DPR RI, memberi tanggapan khusus terkait kegiatan Mensos Risma.
Dalam cuitannya di akun Twitter @Fahrihamzah, Rabu (6/1/2021), ia menyebut, Risma harus diingatkan terkait perbedaan jadi walikota dan menteri.
Fahri Hamzah lalu menjabarkan perbedaan kerja wali kota dan menteri.
"Staf-nya bu Risma harus kasi tau beliau beda jadi walikota dan Menteri.
Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode.
Menteri Tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri.
Walikota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota," tulis Fahri Hamzah yangsebelumnya adalah politisi PKS.
Kemudian, Fahri menyoroti blusukan Risma di sejumlah tempat di Jakarta sebelumnya.