Berita Otomotif

Begini Bedaanya Cara Merawat Motor Balap dan Motor Harian

Terlebih, motor yang masuk ke kategori sport itu perlu perhatian khusus, terlebih bila penggunaannya tidak terlalu sering.

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribunjambi.com/Yon Rinaldi
Mekanik AHM sedang melakukan perawatan Motor Balap 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Perawatan sepeda motor balap, tidak bisa disamakan ditelnya seperti cara merawat motor biasa.

Terlebih, motor yang masuk ke kategori sport itu perlu perhatian khusus, terlebih bila penggunaannya tidak terlalu sering.
 

Buat pecinta motor sport, berikut Tribunjambi.com berikan tips dan trik merawat motor kesayanganmu yang langsung dijabarkan oleh pakarnya.

Dia adalah, I Made Yoga Widnyana, Chief Mechanic Astra Honda Racing Team (AHRT).

Baca juga: Gaji PNS di Tanjabbar Sudah Cair Semua

Baca juga: Info Lengkap CPNS Tahun 2021, dari Jadwal Hingga Formasi Jabatan

Baca juga: Tekwan Model Goreng dan Tekwan Mercon Jadi Andalan UMKM Kuliner di Kota Jambi Ini

Menurut Yoga, perawatan motor harian dan motor balap ada memiliki kesamaan namun juga perbedaan pula.

Sebelum beranjak ke perawatan, pemilik motor balap disampaikan Yoga wajib mengetahui perbedaan mendasar, yaitu beban dan rentang kerja.

Mekanik AHM sedang melakukan perawatan Motor Balap
Mekanik AHM sedang melakukan perawatan Motor Balap (Tribunjambi.com/Yon Rinaldi)

 
”Semua motor balap, bahkan yang dikembangkan dari motor produksi massal, harus menanggung beban kerja jauh lebih tinggi ketimbang motor harian. Beban kerja ini sangat mempengaruhi usia pakai berbagai suku cadang. Ini yang wajib diketahui sebagai dasar melakukan perawatan,” Ujar Yoga melaluti pesan rilis yang di terima Tribunjambi.com Rabu, ( 6/1/2021).

Sebagai gambaran, di AHRT, usia pakai rantai motor balap Honda CBR250RR di ajang ARRC kelas AP250 sekitar 650 km. Oleh karena itu, tim dan mekanik balap yang baik selalu akan mencatat usia pakai semua parts (dalam km) penting seperti rantai motor, mesin, oli mesin, dan lain sebagainya.

Lalu, ada rentang kerja. Motor balap dituntut selalu memberikan performa terbaik di lintasan, maka rentang kerja dari tiap parts yang bisa diatur menjadi sangat sempit karena disesuaikan dengan kebutuhan motor balap yang spesifik.

Baca juga: Kedai Tekwan Mercon, UMKM di Talang Bakung ini Hadirkan Kuliner Murah Dengan Rasa yang Joss

Baca juga: Betah Mandi Berlamaan, Wisata Sungai Napal Muarojambi Ramai Dikunjungi di Akhir Pekan

Baca juga: 11-25 Januari 2021 Pembatasan Kegiatan di Jawa-Bali, Ini 8 Poin Kebijakannya

Contoh, temperatur optimal mesin adalah antara 70-85 derajat celcius. Jika terlalu dingin performa mesin jadi tak optimal. Sebaliknya, jika terlalu panas akan berisiko terjadi kerusakan terhadap mesin.

Merawat

Setelah mengetahui beban dan rentang kerja, maka kita bisa mengetahui cara merawat motor balap yang lama tak dipakai. Berdasarkan pengalaman Yoga, hal pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan seluruh bagian dari motor.

Pada saat balap, semua bagian motor dibongkar hingga tersisa rangka (main frame, sub-frame, dan parts terkait), serta wire harness (kabel bodi). Semua komponen bodi dicek kemudian dicuci hingga bersih dan dikeringkan. Jika ada parts yang rusak, sebisa mungkin diperbaiki atau diganti.

”Alasan membersihkan motor balap, selain menjaga estetika, adalah mencegah kotoran/debris masuk ke bagian vital motor. Misalnya intake mesin, knalpot, rem depan/belakang, dan lainnya. Benda asing yang masuk dapat merusak atau mengurangi performa keseluruhan dari motor balap,” jelas Yoga.
 

Baca juga: Di Honda Thamrin Jambi, Cuma Modal DP Rp10 Jutaan Sudah Bisa Membawa Pulang Mobil Honda

Baca juga: Dapat Pesan Mendalam Dari Mantan Pejabat, Hotman Paris Langsung Kepikiran

Baca juga: Promo Superindo Hari Ini 6 Januari 2020, Diskon Buah Daging Ikan Tepung Bawang Minyak Susu Detergen

Mesin juga diturunkan dari rangka untuk dilakukan overhaul. Ini meliputi pengecekan mesin, pembersihan, dan juga tune-up agar kondisi mesin sedapat mungkin kembali ke awal dan siap digunakan untuk balap.

Komponen

Selebihnya, mekanik atau pemilik tim balap juga wajib mengetahui komponen-komponen krusial yang harus dijaga saat motor balap lama didiamkan. Berikut beberapa komponen yang dimaksud:

1. Baterai. Baterai spesifikasi balap biasanya memiliki fungsi discharge agar tidak rusak jika disimpan terlalu lama. Ada baiknya baterai rechargable ini di-discharge telebih dahulu sebelum disimpan. Setelah disimpan, cek tegangan baterai, dan lakukan pengisian baterai kembali jika diperlukan.

2. Air Radiator. Pada regulasi balap, radiator harus diisi air dan tidak boleh diisi cairan coolant yang dijual di pasaran maupun cairan bawaan pabrik. Air keran yang belum dimurnikan (distilasi) bisa jadi mengandung mineral dan logam. Oleh karena itu, sebelum disimpan dalam waktu lama, kuraslah air radiator. Pastikan air radiator terisi penuh sebelum kembali menyalakan mesin.

3. Bensin. Sebelum disimpan terlalu lama, pastikan bensin dikuras dari tangki. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya bensin yang teroksidasi/ terpapar udara luar maupun zat kontaminan lain dalam waktu lama). Bensin yang sudah teroksidasi tersebut akan menyebabkan pembakaran mesin tidak sempurna. Dalam beberapa kasus bahkan bensin jenis ini dapat menyumbat lubang injektor yang mengakibatkan mesin motor tidak dapat menyala.

4. Oli. Penyimpanan oli dalam waktu lama sebenarnya tidak ada masalah. Hanya yang diperhatikan adalah usia pakai oli pada motor balap. Contohnya, pada ajang ARRC kelas AP250, oli berspesifikasi khusus Honda CBR250RR harus diganti setiap 500 km. Jika oli sudah melewati usia pakai, maka bisa dikuras terlebih dahulu dan diisi kembali sebelum sesi latihan balap berikutnya. Atau dalam beberapa kasus, jika ada serpihan logam (gram) pada oil pan, maka oli harus dikuras dan diganti dengan yang baru. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh sirkulasi oli yang sudah terkontaminasi.

”Contoh, tersumbatnya saluran oli oleh serpihan logam yang berdimensi besar, atau aus berlebihan akibat gesekan parts bergerak dengan serpihan logam. Bahkan jika kontaminasi oli dinilai sudah terlalu parah, mesin tersebut diganti dengan mesin cadangan/spare karena berpotensi besar mengalami kerusakan (engine failure) jika dipaksa untuk digunakan balap,” kata Yoga. (*/Tribunjambi.com/ M. Yon Rinaldi )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved