Berita Kota Jambi
VIDEO Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu dan Tempe di Jambi Mengakalinya dengan Hal Ini
Kenaikan harga kedelai pada 2021 ini, membuat kondisi para usaha produsen tahu dan tempe..
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kenaikan harga kedelai pada 2021 ini, membuat kondisi para usaha produsen tahu dan tempe di Kota Jambi jadi kian sulit dalam jalankan usahanya.
Kondisi ini pun membuat para pelaku usaha memutar otak agar bisa mengakali kenaikan harga bahan baku.
Salah satunya yakni dengan memperkecil ukuran tempe dan menjualnya dengan harga yang sama.
"Iya, cara yang kami gunakan adalah memperkecil ukuran tempe yang kami buat," ungkap Salatun, pengelola produsen tahu dan tempe di Jalan Fatahilah, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (4/1/2021).
Dirinya mengatakan untuk tempe tidak bisa naik, jadi mensiasatinya dengan memperkecilkan ukuran. Kemudian untuk tahu, mau tidak mau harganya harus naik.
"Harga tahu mau tidak mau naik. Ya sulit untuk memperkecil ukuran tahu. Karena tahu sudah sesuai dengan cetakan yang ada," jelasnya.
Harga yang ia jual untuk tempe sendiri saat ini adalah Rp 30 ribu.
"Itu yang besar. Nanti itu bisa dipotong jadi 15 biji. Ya kira-kira satunya Rp 2 ribu," ujarnya.
Kemudian untuk tahu ia menjual Rp 500 per bijinya.
Ia mengatakan untuk kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe ia dapatkan dari bulog.
"Kami beli kedelainya dari bulog. Kami dapatkan ya sekitar Rp 9 ribuan. Sebelumnya kami bisa beli Rp 7 ribuan," bebernya.
Ia pun berharap kepada masyarakat agar tidak salah paham akan perubahan ukuran tempe atau pun harga tahu yang naik.
Baca juga: Bentuk Kepedulian Mahasiswa Universitas Batanghari Jambi, Meringankan Beban Korban Banjir
Baca juga: Dikabarkan Putus, Aurel Hermansyah Tak Mampu Tahan Tangis Saat Didatangi Atta Halilintar, Ada Apa?
Baca juga: Ini Kronologi Kecelakaan Maut di Kecamatan Mandiangin
"Memang dari sananya harga kedelai naik. Jadi mau tidak mau kami harus menaikan atau memperkecil ukuran tahu dan tempe. Saya harap orang-orang tidak mengira kami mengatur dengan sengaja untuk memainkan harga tahu dan tempe," pungkasnya.
(Tribunjambi.com/Widyoko)