Berita Internasional

Jelang Dihukum Gantung, Sisi Humanis Saddam Hussein Diungkap Tentara AS yang Terus Menjaganya

Berkat AS, dunia pun akhirnya lebih banyak mengenal Saddam sebagai diktator barbar yang sewenang-sewenang.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Telegraph
Saddam Hussein 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah lama, tepatnya pada 14 tahun yang lalu, pada 30 Desember 2006, Mantan Presiden Irak Saddam Hussein dieksekusi mati dengan cara digantung.

Cukup mengerikan akhir hidup orang ternama di Irak itu.

Sebelumnya dia telah didakwa bersalah atas tuduhan pembunuhan terhadap hampir 150 orang di kota dengan mayoritas muslim Syiah (Dujail) pada tahun 1982.

Setelah melakukan mogok makan pada 7 Juli 2006, ia menghadiri sidang pengadilan yang digelar pada 26 Juli 2006 di Zona Hijau, Baghdad (Irak).

Pada 5 November 2006, Saddam dijatuhi vonis hukuman mati dengan digantung atas keterlibatannya dalam kasus di Dujail tersebut.

Baca juga: SP3 Kasus Chat Mesum Rizieq Shihab dan Firza Husein Dicabut, Ini Kata FPI Karena Dilanjutkan Lagi

Baca juga: Sebut Lari dari Janda, Nikita Mirzani Sentil Habib Rizieq Lagi, Ungkit-ungkit Nama Firza Husein

Baca juga: PENGAKUAN Mengejutkan Husein Alatas yang Nekat Cabuli Pasiennya, Sempat Baca Doa dan Tepuk Bahu Agar

Pengakuan Agen CIA

Ketika Saddam Hussein ditangkap pada Desember 2003, Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) memerlukan seorang ahli yang dapat mengenali dan menginterogasi Saddam untuk menarik informasi.

Ahli tersebut adalah John Nixon.

Ia telah mempelajari Saddam sejak bergabung dengan CIA pada 1998.

Peran Nixon, sebagaimana dilaporkan kepada BBC, adalah mengumpulkan pengetahuan mengenai para pemimpin dunia sekaligus menganalisis karakter mereka.

"Ketika krisis terjadi, pembuat kebijakan datang kepada kami dengan pertanyaan mengenai siapa orang ini, apa yang mereka inginkan, mengapa mereka melakukan ini," kata Nixon.

Saddam Hussein saat dieksekusi mati.
Saddam Hussein saat dieksekusi mati. (ist via Post Kupang)

Ia berada di Irak ketika Saddam ditemukan pasukan AS di sebuah lubang kecil di bawah tanah yang berada di sebelah peternakan di kota kelahirannya, Tikrit.

Tatkala kabar penemuan Saddam mengemuka, Pemerintah AS ingin agar seseorang memastikan apakah pria yang ditemukan memang benar Saddam, pemimpin Irak.

Tugas itu kemudian diserahkan ke Nixon.

Kala itu, ada berbagai rumor bahwa Saddam memiliki sejumlah kembaran yang sengaja didandani mirip dengannya guna mengecoh publik.

Akan tetapi, Nixon, yang meninggalkan CIA pada 2011, mengatakan, "Tiada ada keraguan bahwa begitu saya melihatnya, memang benar itu dia."

"Saat saya mulai berbicara dengannya, dia memasang ekspresi wajah yang sama persis dengan wajah Saddam dalam buku yang selama bertahun-tahun ada di meja saya. Kejadian itu melampaui mimpi," ujar Nixon.

Nixon kemudian mengemban peran sebagai interogator dan orang pertama yang menanyai Saddam secara panjang lebar selama berhari-hari.

"Saya harus mencubit diri saya sendiri ketika menyadari bahwa saya menanyai orang yang paling dicari di dunia, seperti tidak masuk akal," kata Nixon.

Nixon, yang menulis buku berjudul Debriefing the President: The Interrogation of Saddam Hussein, menggambarkan mendiang Saddam sebagai pribadi yang "sarat dengan kontradiksi".

Nixon mengaku melihat "sisi manusia" Saddam, kontras dengan potret diri Saddam yang disampaikan media-media di AS.

Saddam Hussein dan Uday Hussein
Saddam Hussein dan Uday Hussein (Istimewa)

"Dia adalah salah satu individu paling berkarisma yang saya pernah temui. Ketika dia sedang ingin, dia bisa mengesankan, baik, lucu, dan santun," turur Nixon.

Namun, Saddam juga bisa menunjukkan sisi kelam. Menurut Nixon, Saddam sebagai orang yang kasar, arogan, serta menyeramkan ketika habis kesabaran.

"Ada dua atau tiga kesempatan ketika pertanyaan saya membangkitkan sisi buruknya," ujar Nixon.

Ketika dia sedang diinterogasi, Hussein duduk di kursi lipat yang terbuat dari logam di sebuah ruangan yang kecil dan gelap.

Hanya ada Nixon, seorang juru tes poligraf, dan seorang penerjemah di ruangan itu.

Bagaimanapun, Nixon mengatakan, sang mantan pemimpin Irak itu adalah seorang yang narsis.

"Dia menyukai interaksi yang dia dapatkan dengan berbicara kepada saya," kata Nixon lagi.

Seusai sesi interogasi pertama, manakala Nixon berupaya menjalin keakraban dengan Saddam agar yang bersangkutan mau bekerja sama, Saddam mengatakan dia menikmati percakapan tersebut.

"Dia telah bersembunyi selama berbulan-bulan dan tidak banyak bercakap-cakap," kata Nixon.

Baca juga: Bucin dan Kusut Tunjukkan Adegan Mesra, Tanda Samudra Cinta SCTV akan Tamat? Muncul Sinetron Baru

Baca juga: SO SWEET! Andin dan Al Mesra di Kamar! Baca Sinopsis Ikatan Cinta Sabtu 2 Januari 2020 Malam Ini

Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Dear God - Avenged Sevenfold, Dear God The Only Thing I Ask Of You is

Keadaan awal itu merupakan hal yang positif, tetapi keesokan harinya Saddam "menjadi lebih curiga".

"Dia adalah salah satu orang yang paling banyak menaruh curiga yang saya pernah temui. Setiap pertanyaan yang saya ajukan, dia balas bertanya."

Nixon mengaku CIA tidak punya banyak hal untuk ditawarkan kepada Saddam agar dia berbicara.

"Kami harus mengingatkan bahwa ucapan dan pandangan-pandangannya akan dicatat sejarah dan didengarkan oleh penguasa-penguasa tertingi di dunia," kata Nixon.

Ada beberapa topik yang diharuskan oleh CIA untuk ditanyai ke Saddam, tetapi selain topik-topik tersebut, Nixon boleh menanyakan apa saja.

"Saya tahu saya harus berupaya mendapat jawaban. Selama bekerja untuk dinas (CIA), Anda diajarkan bagaimana menarik keterangan dari narasumber dan membuat mereka menjadi aset yang berpotensi," kata Nixon.

Nixon pun menambahkan, "Namun, Anda harus sangat berhati-hati karena Anda tidak ingin muncul risiko kegagalan menarik informasi penting dengan menyentuh topik tertentu menggunakan cara yang salah."

Topik paling penting yang harus diketahui dari Saddam adalah keberadaan senjata pembunuh massal (WMD).

Saddam Hussein
Saddam Hussein (Kolase Tribun Jabar)

AS dan Inggris telah memakai tuduhan Irak memiliki WMD sebagai alasan utama untuk melancarkan perang. "Hanya itu yang ingin diketahui Gedung Putih," kata Nixon.

Namun, dari percakapannya dengan Saddam, Nixon mencapai kesimpulan bahwa mantan pemimpin Irak itu telah menghentikan program nuklir negara tersebut beberapa tahun sebelumnya dan tidak berniat memulainya kembali.

Pandangan itu yang membuat Nixon dan kolega-kolegannya dianggap sebagai "kegagalan".

Nixon tidak diundang untuk menjelaskan Presiden George W Bush sampai lima tahun kemudian, pada 2008, menyusul temuan berbeda mengenai Saddam dari Biro Investigasi Federal (FBI).

Nixon jelas mencerca Presiden Bush. Bahkan, menurut dia, sebagai orang yang pernah menjabat tangan Bush dan Saddam, dia memilih menghabiskan waktu dengan mendiang Saddam.

Kata Nixon, Presiden Bush "terisolasi dari kenyataan" bersama para penasihat yang "mengelilinginya dan mengangguk tanda sepakat".

"Saya dulu berpikir bahwa apa yang kami katakan di CIA berguna dan presiden akan mendengar. Namun, tidak penting apa yang kami katakan, politik melampaui intelijen."

Nixon mengaku "malu" atas apa yang terjadi di Irak sejak penggulingan Saddam.

Inilah Tentara AS Penjaga Saddam Hussein Sebelum Digantung dan Diludahi Rakyatnya Sendiri

Inilah sosok Will Bardenwerper, tentara Amerika yang bertugas menjaga Saddam Husein menjelang digantung di tiang gantungan.

Meski orang Amerika, tentara ini membongkar kebusukan negaranya yang menutup-nutupi, bahkan menyebut Saddam diktator yang kejam.

Ini adalah detik-detik menjelang ajal Saddam Hussein ditiang gantungan yang tak banyak diketahui.

Masihkah Anda ingat siapa itu Saddam Hussein?

Pada awal tahun 1980 sampai 2000-an, Saddam Hussein sangat terkenal di dunia karena dia adalah Presiden Irak.

Dia bahkan memimpin Irak selama bertahun-tahun, dari pada periode 16 Juli 1979 hingga 9 April 2003.

Namun, pada 30 Desember 2006, pemimpin karismatik Irak ini tewas digantung oleh rakyatnya sendiri.

Setelah Amerika Serikat (AS) menginvasi Irak, terjadilah pemberontakan di Irak.

Saddam akhirnya diadili ramai-ramai oleh para pembelot.

Berkat AS, dunia pun akhirnya lebih banyak mengenal Saddam sebagai diktator barbar yang sewenang-sewenang.

Tapi, seorang tentara AS yang ditugasi menjaga Saddam di hari-hari terakhirnya, menyimpan kisah mengejutkan soal sosok Saddam Husein.

Tentara itu bernama Will Bardenwerper.

Ia merupakan 1 dari 12 tentara di kesatuan 551 Polisi Militer Amerika, yang memang ditugaskan menjaga hari-hari terakhir Saddam Husein.

Kesaksian Bardenwerper, diungkapkan lewat buku berjudul 'The Prisoner in His Palace: Saddam Hussein, His American Guards, and What History Leaves Unsaid'.

Lewat buku ini, Bardenwerper mengisahkan sisi-sisi humanis Saddam, yang selama ini selalu ditutup-tutupi oleh AS.

Bardenwerper mengatakan, di penghujung hidupnya, Saddam dilihatnya sebagai sosok yang sopan dan bersahaja.

Jauh dari kesan seorang diktator barbar yang didengung-dengungkan selama ini.

Bardenwerper, melihat Saddam sebagai sosok bapak yang normal-normal saja.

Will Bardenwerper (kiri), menganggap Saddam Husein orang yang berbeda dari anggapan media.
Will Bardenwerper (kiri), menganggap Saddam Husein orang yang berbeda dari anggapan media. (GRID)

Bila selama ini Saddam dilihat sebagai sosok Islam garis keras, yang begitu anti terhadap kebudayaan dunia barat, tidak begitu dengan yang dilihat Bardenwerper.

Di penjara, Saddam suka mendengar musik R n B dari penyanyi Amerika, Mary J Blige.

Meski sudah tua, tapi Saddam tak punya pantangan makanan.

Ia suka makan kue muffin yang manis-manis.

Meski, soal makanan, Saddam terkadang bisa sangat menjengkelkan.

Bila sarapan misalnya, Saddam kerap memesan omelette atau telur dadar.

Tapi, bila omelette itu sobek, ia ngambek dan tak mau makan.

Entah mengapa, mungkin ia takut bila makanan itu diracuni.

Saddam pun sangat menggemari cerutu Kuba.

Di penjara, cerutu Kuba itu ia simpan di kotak tisu basah.

Hal lain, adalah kesukaan Saddam terhadap tanaman. Ia kerap merawat tanaman di penjaranya.

Bardenwerper bahkan menganggap Saddam sebagai orang terbaik yang pernah ia temui.

Pernah suatu ketika, perawat pribadi Saddam, yang juga orang Amerika, yakni Ellis, berduka.

Ellis ditinggal mati kakak yang sangat ia sayangi.

Baca juga: Pria Tampan Ini Ternyata Sudah Melamar Lesti Kejora, Batal Nikah Karena Hal Mengejutkan Ini

Baca juga: Isi Jam Tangan Rolex Mengungkap Rahasia Tahan Kondisi Sangat Ekstrem, Lapisan Kerang Mutiara 

Reaksi Saddam membuat Bardenwerper kagum.

"Ia memeluk Ellis, dan mengatakan: Aku yang sekarang akan jadi kakakmu," ujar Saddam.

Yang mengejutkan, saat Bardenwerper mengisahkan hari di mana Saddam dieksekusi mati.

Bardenwerper menyebut, 12 tentara penjaga Saddam tanpa kecuali, semua merasa berduka dan kehilangan Saddam Husein.

"Aku hampir merasa seperti seorang pembunuh, seperti aku disuruh membunuh sahabatku sendiri," ujar Adam Rogerson, salah satu tentara, kepada Bardenwerper.

"Rasanya seperti aku kehilangan anggota keluargaku," ujar Bardenwerper.

Bardenwerper juga mengisahkan adegan mengharukan ketika Saddam diarak menuju tiang gantung.

Saat itu, para pembelot Saddam memukuli dan meludahi Saddam.

Karena sedih melihatnya, salah satu tentara AS penjaga Saddam, bahkan ada yang hendak melompat ke kerumunan untuk menghentikan itu.

Tapi, aksinya itu dihentikan oleh tentara lain, karena dinilai bisa membahayakan dirinya.

(*/ tribunmedan.id)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Diktator Irak Saddam Husein Dieksekusi 30 Desember, Pengakuan Agen CIA yang Menginterogasi: Seram!

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Sempat Mogok Makan, Sorot Sedih Mata Saddam Husein Jelang Digantung, Bocor Pengakuan Agen CIA: Seram,

https://medan.tribunnews.com/2020/12/31/sempat-mogok-makan-sorot-sedih-mata-saddam-husein-jelang-digantung-bocor-pengakuan-agen-cia-seram?page=all

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved