Istri Edhy Prabowo Ketahuan Lakukan Ini di Amerika, KPK Langsung Cegah, Begini Fakta yang Buat Syok
Kasus ekspor benih lobster yang menyeret Edhy Prabowo berimbas pada istrinya, Iis Rosita Dewi.
Istri Edhy Prabowo Ketahuan Lakukan Ini di Amerika, KPK Langsung Cegah, Begini Fakta yang Buat Syok
TRIBUNJAMBI.COM -Kasus ekspor benih lobster yang menyeret Edhy Prabowo berimbas pada istrinya, Iis Rosita Dewi.
Empat orang yang dicegah ke luar negeri karena diduga terlibat dalam kasus korupsi yang kini ditangani KPK tersebut.
Nama aanggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra Iis Rosita Dewi, istri dari Edhy Prabowo ikut masuk dalam daftar cekal.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mencegah empat orang tersebut bepergian ke luar negeri .
Pencegahan ke luar negeri Iis bersama tiga orang lainnya berlaku selama enam bulan terhitung sejak 4 Desember 2020.
Baca juga: VIRAL Jawara Silat Tantang Brimob Saat Aksi 1812, Pasang Kuda-kuda dan Tinju Maut, Ini yang Terjadi
Baca juga: Beraninya Orang Ini Gugat Calon Kepala Daerah Terkaya se-Indonesia ke MK, Ternyata Bukan Sembarangan
Baca juga: FPI Makin Terdesak, Polisi Sebut Ada Kecocokan, Polisi Temukan Ini di Lokasi Penembakan Laskar FPI
Baca juga: Kemarahan Prabowo Subianto Meledak Dikhianati Edhy Prabowo, Anak yang Diangkatnya dari Selokan
Dengan demikian, keempat orang itu, termasuk Iis tidak dapat melancong ke luar negeri setidaknya hingga Juni 2021 mendatang.
"KPK telah mengirimkan surat ke Ditjen Imigrasi Kumham untuk melakukan pelarangan ke luar negeri selama enam bulan ke depan terhitung sejak tanggal 4 Desember 2020 terhadap beberapa orang saksi dalam perkara dugaan korupsi di KKP atas nama tersangka EP (Edhy Prabowo) dan kawan-kawan," kata Plt Juru Bicara Penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangannya, Jumat (18/12/2020).

Selain Iis, tiga orang yang juga dilarang bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap ekspor benur itu, yakni Direktur PT Perishable Logistic Indonesia (PLI), Deden Deni; serta dua orang swasta bernama Neti Herawati dan Dipo Tjahjo Pranoto.
Ali mengatakan, pencegahan terhadap empat orang itu dilakukan untuk memastikan mereka berada di Indonesia jika sewaktu-waktu penyidik akan memeriksa mereka.
"Pencegahan ke luar negeri tersebut tentu dalam rangka kepentingan pemeriksaan, agar pada saat diperlukan untuk diagendakan pemeriksaan para saksi tersebut tidak sedang berada di luar negeri," kata Ali.
Baca juga: Wanita Cantik Ini Banting Setir Jadi PSK Setelah Di-PHK, Malah Jadi Mainan Polisi, Akhirnya Begini
Baca juga: Anak Buah Jenderal Idham Aziz Ini Buat Malu, Dilaporkan Peras PSK Cantik, Tiap Malam Minta Jatah Ini
Empat nama yang dicegah ke luar negeri itu diketahui sempat diamankan tim Satgas KPK saat operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu (25/11/2020) dini hari lalu.
Mereka pun turut dimintai keterangan bersama sejumlah pihak yang kemudian ditetapkan tersangka, termasuk Edhy Prabowo.
Iis bersama suaminya, Edhy Prabowo dan sejumlah pihak lainnya ditangkap petugas KPK setiba di Bandara Soekarno-Hatta dari lawatan ke Hawaii, Amerika Serikat.

KPK menduga, di Hawaii, Iis dan Edhy berbelanja sejumlah barang mewah seperti jam tangan Rolex, tas Tumi dan Louis Vuitton, hingga baju Old Navy dengan nilai total Rp750 juta. Uang itu diduga berasal dari suap izin ekspor benur.
Sementara, Neti merupakan istri dari pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadhy yang juga telah menyandang status tersangka.
PT ACK diduga memonopoli bisnis kargo ekspor benur atas restu Edhy Prabowo dengan tarif Rp1.800 per ekor.
Dalam menjalankan monopoli bisnis kargo tersebut, PT ACK menggunakan PT Perishable Logistics Indonesia (PLI) sebagai operator lapangan pengiriman benur ke luar negeri.
Deden dan Dipo Tjahjo Pranoto yang disebut sebagai pengendali PT PLI juga turut diamankan dan dimintai keterangan oleh tim Satgas KPK.
Namun, setelah dimintai keterangan, keempat orang itu dilepas dengan status sebagai saksi.
Diketahui, KPK telah menetapkan Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan bersama dua stafsusnya Safri dan Andreau Pribadi Misata; pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK) bernama Siswadi; staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan bernama Ainul Faqih; dan Amiril Mukminin ditetapkan sebagai tersangka penerima suap terkait izin ekspor benur.
Sementara tersangka pemberi suap adalah Chairman PT Dua Putra Perkasa (PT DPP), Suharjito.
Edhy Prabowo dan lima orang lainnya diduga menerima suap dari Suharjito dan sejumlah eksportir terkait izin ekspor benur yang jasa pengangkutannya hanya dapat menggunakan PT Aero Citra Kargo.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Suami Jadi Koruptor, Istri Edhy Prabowo Kepergok Lakukan Ini, Langsung Dicegah Publik Syok Cek Fakta.