Sudjiwo Tedjo Malah Tertawa ILC Ditutup, Sindir Karni Ilyas Soal FPI: Ini Karena Pengaruh Luar Kan?
Budayawan Sudjiwo Tedjo memberikan sindiran menohok pada Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas.
Sudjiwo Tedjo Malah Tertawa ILC Ditutup, Sindir Karni Ilyas Soal FPI: Ini Karena Pengaruh Luar Kan?
TRIBUNJAMBI.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo memberikan sindiran menohok pada Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas.
Sindiran Sudjiwo Tedjo itu menyusul berhentinya acara ILC yang telah tayang selama 12 tahun di TV One.
Sebagai narasumber di episode terakhir ILC, dirinya menyindir soal tema yang dibawakan ILC yakni Renungan Akhir Tahun: Dampak Tekanan Ekonomi, Ibu Bunuh Anak, Suami Bakar Istri, Selasa (15/12/2020).
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo mulanya menyampaikan kesan dan pesannya untuk para pemirsa ILC.
Bahkan pada episode terakhir ILC, Sudjiwo Tedjo rela tidak menerima honornya dan ia mengaku akan memanfaatkannya dengan bersenandung.
Baca juga: Acara ILC Dihentikan, Rocky Gerung Sebut Mata Najwa dan Rosi Kompas TV Akan Ikut Kena: Kita Lihat!
Baca juga: Rocky Gerung Sudah Curiga Karni Ilyas Pindah ke Youtube, Kecewa ILC Dihentikan Sampai Bilang Begini
Baca juga: Rizal Ramli Kecewa Acara ILC TV One Dihentikan, Sampai Gus Dur dan BJ Habibie Ikut Disinggung Begini
"Karena ini terakhir, saya akan nyanyi, enggak usah honor. Honornya dari bicara saja, jadi ini bonus untuk Pak Karni," kata Sudjiwo Tedjo.
"Tapi mudah-mudahan para penonton ILC mengenang kalau setiap Selasa Malam mengenang kehadiran saya dan Pak Karni. Kami bersahabat," harapnya.

Sudjiwo Tedjo meminta kepada penonton setia ILC untuk tetap optimis dalam berbangsa dan bernegara.
"Ada atau tidak ada ILC, kita harus tetap optimistis," pinta Sudjiwo Tedjo.
Dirinya lalu melanjutkan sesinya dengan bernyanyi membawakan sebuah tembang Jawa berjudul Pada Suatu Ketika.
Di dalam liriknya, Sudjiwo Tedjo menyematkan pesan moral yang begitu mendalam yang menggambarkan kondisi di Tanah Air.
Mulai dari menegaskan bahwa tidak ada orang miskin yang hidup di negara penganut Pancasila seperti Indonesia.
Hingga menyebut bahwa semua orang pasti mempunyai problem, namun dikatakannya bahwa problem orang miskin dan orang kaya berbeda.