Ternyata Ini yang Diincar China, Kirim Vaksin Covid-19 ke Malaysia dan Filipina, Amerika Tak Berdaya

China justru menawarkan suntikan vaksin produk dalam negerinya kepada negara-negara miskin. Namun itu tidak cuma-cuma.

Editor: Teguh Suprayitno
Kirill KUDRYAVTSEV / AFP
Seorang perawat menyuntikkan vaksin Sputnik V (Gam-COVID-Vac) di sebuah klinik di Moskow, Rusia pada 5 Desember 2020. 

Raksasa e-commerce Alibaba telah membangun gudang di Ethiopia dan Dubai yang akan berfungsi sebagai pusat distribusi vaksin virus corona untuk Afrika dan Timur Tengah.

Beijing sedang membangun fasilitas produksi vaksin di negara-negara seperti Brasil, Maroko, dan Indonesia yang telah berpartisipasi dalam uji coba global oleh pembuat obat China.

China juga telah menjanjikan pinjaman 1 miliar dollar AS (Rp 14,1 triliun) kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk mendanai pengadaan.

Perusahaan China akan dapat mendukung infrastruktur ini lebih jauh,

"Semua upaya ini, yang dicap sebagai 'Jalur Sutra Kesehatan', membantu China memulihkan reputasi nasionalnya sambil membuka pasar baru bagi perusahaannya," kata Lancaster seperti yang dikutip dari AFP.

Kesenjangan kepercayaan

China memiliki 4 vaksin Covid-19 dalam tahap akhir pengembangan, dan sangat maju dengan pengujian manusia secara massal di sejumlah negara, termasuk Brasil, Uni Emirat Arab, dan Turki.

Jutaan orang lainnya di China telah menerima suntikan.

Namun, tidak seperti vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson, sedikit informasi yang telah dipublikasikan tentang keamanan atau kemanjuran vaksin virus corona asal China ini.

Otoritas komunis negara yang mengontrol segalanya mulai dari universitas hingga regulator, seperti alergi terhadap pengawasan publik.

"Kurangnya transparansi dalam sistem China berarti ribuan (di dalam negeri) yang telah menerima vaksin asal China tanpa adanya data pengujian yang relevan dipublikasikan," kata Natasha Kassam, analis kebijakan China di Lowy Institute.

Dia mengatakan bahwa kekurangan data "akan menyebabkan alarm" selama peluncuran vaksin Covid-19 secara global.

Pembuat vaksin Covid-19 asal China juga telah memeriksa reputasi, setelah skandal besar yang melibatkan produk kadaluarsa atau kualitas buruk.

Semua itu berarti pembeli dari luar negeri harus berhati-hati.

Pelopor vaksin China, Sinovac dan Sinopharm, telah mengajukan di muka untuk kurang dari 500 juta dosis pada pertengahan November, menurut data dari konsultan London Airfinity, yang mana pemesannya kebanyakan dari negara-negara yang telah berpartisipasi dalam uji coba vaksin itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved