Kelompok Ali Kelora Terancam, Diburu 150 TNI AD Berpengalaman Perang di Papua, Timor Leste dan Aceh

150 Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) diterjunkan untuk memburu sisa-sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan

Editor: Teguh Suprayitno
KompasTV
Aksi teror sadis Upik Lawanga di Poso tewaskan 27 orang, termasuk pembunuhan istri anggota TNI AD di Sulawesi Tengah. Foto dok: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto saat melakukan inspeksi ke markas Kopassus. Marsekal Hadi memastikan akan mengirim Kopassus ke Sigi untuk membantu memburu teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang telah membunuh satu keluarga di wilayah itu. 

Beri Santunan

Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah memberikan santunan kepada korban pembunuhan dan terorisme di Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (30/11/2020).

Suasana menjelang pemakaman pembunuhan satu keluarga di Sigi. Kapolda Sulteng memastikan pelakunya kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora.
Suasana menjelang pemakaman pembunuhan satu keluarga di Sigi. Kapolda Sulteng memastikan pelakunya kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora. (Twitter)

" Pemerintah menyampaikan dukacita mendalam bagi keluarga korban. Pemerintah juga akan memberikan santunan bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Jokowi dalam keterangannya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin sore.

Ia pun mengutuk keras kasus terorisme dan pembunuhan di Sigi, Sulawesi Tengah. Jokowi menilai peristiwa tersebut di luar batas kemanusiaan.

Kepala Negara menyatakan bahwa tak ada satupun tempat di Tanah Air bagi tindak terorisme tersebut.

Jokowi juga meminta Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku teror itu hingga ke akarnya.

Kepada Kapolri dan Panglima TNI, Kepala Negara juga menginstruksikan peningkatan kewaspadaan.

Presiden mengajak seluruh masyarakat untuk tenang dan tetap menjaga persatuan sambil meningkatkan kewaspadaan.

Dalam kondisi saat ini, Jokowi menyatakan, semua elemen masyarakat harus bersatu melawan terorisme.

"Sekali lagi, saya tegaskan bahwa tidak ada tempat di Tanah Air kita ini bagi terorisme," kata Presiden.

Profil Ali Kalora

Ali Kalora adalah nama panggilan dari Ali Ahmad.

Sosok Ali Ahmad alias Ali Kalora.
Sosok Ali Ahmad alias Ali Kalora. (ISTIMEWA via KOMPAS.COM)

Biodata Ali Kalora, Pimpinan Kelompok Separatis MIT yang Tembak Anggota Brimob Setelah Salat Jumat. Ini wajahnya (Kolase Kompas TV dan Wikipedia)

Ia adalah seorang militan Islam Indonesia dan merupakan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menggantikan Santoso.

Kalora diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah bersama dengan sisa kelompok MIT.

Setelah Santoso tewas pada tanggal 18 Juli 2016, dirinya diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.

Setelah Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala.

Ali Kalora lahir di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso.

Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel.

Nama "Kalora" pada namanya, diambil dari desa tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora sering kali digunakan di media massa.

Ali merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok Mujahidin Indonesia Timur.

Setelah kematian Daeng Koro—salah satu figur utama dalam kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro.

Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.

Peneliti di bidang terorisme intelijen dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso.

Ini karena Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya.

Menurut Kapolda Sulawesi Tengah saat itu, Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso.

Ia menyebut bahwa Ali Kalora berpotensi menjadi "Santoso baru" karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior.

Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinannya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso.

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian saat itu menilai bahwa Ali tidak memiliki kemampuan kepemimpinan yang sama dengan Santoso dan Basri, begitu pula dengan spesialisasi dan militansi.

Tetapi dirinya berpendapat, kaderisasi anggota baru bisa terjadi apabila aparat dan pemerintah menghentikan operasi penanggulangan terorisme di Poso sehingga operasi harus terus dilakukan untuk menetralisir dan menangkal ideologi radikal pro-kekerasan di Poso.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul 150 Anggota TNI Berpengalaman Perang Kini Tiba untuk Ikut Memburu 12 Orang Sisa Teroris MIT.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved