7 Fenomena Alam yang terjadi Desember 2020, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang, Ada Hujan Meteor

Rupanya, pada Desember 2020, ada sejumlah fenomena langit yang unik dan sebagian di antaranya bisa dinikmati dengan mata telanjang.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Travel + Leisure
Ilustrasi fenomena langit 

TRIBUNJAMBI.COM - Tak terasa kita semua telah memasuki bulan terakhir tahun 2020 ini.

Rupanya, pada Desember 2020, ada sejumlah fenomena langit yang unik dan sebagian di antaranya bisa dinikmati dengan mata telanjang.

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo berkata menjelaskan tujuh fenomena langit yang menarik terjadi pada bulan ini, mulai dari asteroid lewat bumi hingga puncak hujan meteor.

Baca juga: Daftar Harga HP iPhone Terbaru Harian 1 Desember 2020 Lengkap dari Iphone 7 hingga Iphone 11 Pro Max

Baca juga: Kronologi Rumah Ibunda Mahfud MD Digeruduk Sejumlah Orang

1. " Asteroid" 2020 SO: 1 Desember 2020

Pada hari ini, Selasa (1/12/2020) akan ada "Asteroid" 2020 SO yang lewat dekat bumi.

Marufin menjelaskan asteroid yang satu ini ditemukan pada September 2020 oleh sistem penyigian langit Pan-STARRS di Observatorium Haleakala, Hawaii, Amerika serikat.

"Asteroid 2020 SO sekarang diduga kuat bukanlah asteroid. Melainkan sampah antariksa roket tingkat 2 (Centaur) dari misi antariksa tak-berawak Surveyor 2 yang ditujukan ke Bulan," kata Marufin kepada Kompas.com, Senin (30/11/2020).

2. Puncak hujan meteor Geminid: 13-14 Desember 2020

Hujan meteor Geminid adalah hujan meteor yang terkenal memiliki intensitas besar, yaitu lebih dari 100 meteor per jam.

Dinamakan hujan meteor geminid karena meteor-meteor Leonid seakan-akan berasal dari rasi gemini, padahal sesungguhnya berasal dari remah-remah komet tak dikenal.

"Hujan meteor Geminid kali ini akan memiliki intensitas sekitar 150 meteor per jam," ujarnya.

3. Gerhana Matahari Total: 14 Desember 2020

Pada bulan Desember 2020 ini, Gerhana Matahari Total (GMT) akan kembali terjadi pada Senin (14/12/2020).

Sayangnya, Marufin berkata bahwa GMT kali ini hanya melintasi benua Amerika bagian selatan, tepatnya Chile dan Argentina.

Pita umbra dari gerhana ini hanya selebar 90 km dengan durasi maksimum totalitas adalah 130 detik di Rio Negro, Argentina.

"Indonesia tidak menjadi bagian dari wilayah gerhana ini, sehingga tidak dapat menyaksikan apapun," katanya.

Baca juga: Target Pendapatan Parkir Naik 500 Persen di 2021, Ini Kata Dewan Tanjabbar

4. Bulan sabit termuda : 14 Desember 2020

Bersamaan dengan GMT di benua Amerika, langit Indonesia akan mendapati bulan sabit termuda atau hilal awal Jumadal Ula 1442  H pada Senin (14/12/2020).

Di Indonesia, bulan diperhitungkan akan setinggi -5,75 derajat hingga -4,25 derajat pada saat Matahari terbenam, sehingga diprakirakan sudah terbenam lebih dulu kala Matahari terbenam.

Institusi seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan mengamatinya sebagai program rutin yang menjadi bagian timekeeping kalender yaitu mengomparasi jalannya kalender dengan fenomena langit acuan.

5. Titik balik selatan Matahari: 21 Desember 2020

Titik balik selatan Matahari ini biasanya juga disebut dengan winter solstice atau titik balik musim dingin.

Solstice adalah fenomena di mana gerak semu tahunan Matahari menjangkau kedudukan di atas Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn) atau garis lintang 23 derajar 27 LS.

Marufin mengatakan, jika diamati dari Indonesia, maka sebelum winter solstice terjadi, Matahari seakan-akan berpindah bertahap ke selatan dari hari ke hari.

6. Konjungsi besar Jupiter-Saturnus : 21 Desember 2020

Konjungsi besar (agung) Jupiter-Saturnus adalah peristiwa sejajarnya planet Jupiter dan Saturnus dalam satu garis bujur ekliptika yang sama, sehingga seakan-akan berkumpul di lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi.

Uniknya, konjungsi besar antara planet Jupiter dan Saturnus seperti ini hanya terjadi 19,85 tahun sekali.

7. Asteroid 501647 (2014 SD224): 25 Desember 2020

Pada Jumat (25/12/2020) tepat di Hari Natal, asteroid 501647 (2014 SD224) yang memiliki diameter 123 meter ini akan lewat dekat Bumi.

Asteroid 501647 (2014 SD224) adalah asteroid dekat-bumi kelas Aten, sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.

Adapun, kondisi asteroid ini lewat di dekat bumi akan berada dalam jarak 7,9 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan.

SUMBER: Tribun Palu

Baca juga: VIDEO: UMKM Pendidikan Ini, Mendapatkan Berkah Saat Pelajaran Jarak jauh

Baca juga: 4.100 Anggota PPTSB Tinggal Menunggu Perintah Berjuang Menangkan Fachrori-Syafril

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved