Berita Nasional

MENCUAT 3 Geng Berebut Kursi Kapolri, Peluang Gantikan Idham Azis: Geng Solo, Makassar & Pejaten

Ya, dinamika di internal Mabes Polri semakin seru menyusul kian dekatnya waktu pensiun Kapolri Jenderal Idham Azis.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Istimewa
ILUSTRASI Polisi 

TRIBUNJAMBI.COM - Isu pergantian Kapolri Jenderal Pol Idham Azis semakin sering dibahas. Bahkan muncul beberapa nama kandidat potensial penggantinya.

Ya, dinamika di internal Mabes Polri semakin seru menyusul kian dekatnya waktu pensiun Kapolri Jenderal Idham Azis.

Jenderal Idham Azis akan pensiun Januari 2021.

KAPOLRI -- Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).(Dok. Divisi Humas Polri)
KAPOLRI -- Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).(Dok. Divisi Humas Polri) (Kompas.com)

Internal kepolisian berebut pengaruh agar terpilih.

Siapa layak jadi kapolri berikutnya?

Bagaimana korps bhayangkara mengatasi gonjang-ganjing jelang ganti pucuk pimpinan Kapolri Jenderal Idham Aziz?

Ikuti penelusuran Aiman Witjaksono yang tayang di Kompas TV Senin (30/11/2020) malam ini pukul 21.00 WIB.

Berikut preview tentang program favorit khas Aiman Witjaksono itu dimuat di kompas.com dengan judul artikel Gonjang-ganjing Jelang Ganti Kapolri, Geng Solo, Geng Makassar, Geng Pejaten, dan Independen", 

Baca juga: Kata Mutiara Selamat Natal 2020 & Tahun Baru 2021, Cocok Buat Keluarga Hingga Status di Media Sosial

Baca juga: KABAR Terbaru Cuti Bersama Desember 2020, Libur Pilkada 9 Desember, Cek Libur hingga Januari 2021

Baca juga: Kondisi Ekonomi Tak Stabil, Shezy Idris Berjualan Online, : Cukup Enggak Cukup, Harus Cukup

Kapolri Jenderal Idham Aziz, akan segera memasuki masa pensiun pada Januari 2021 nanti.

Meski bisa diperpanjang, tapi peluang untuk pergantian terbuka lebar. Beberapa bulan terakhir aroma pemanasan sudah terjadi.

Transparansi alias keterbukaan di level tinggi hingga jenderal terjerat hukuman jadi pemandangan. Keterbukaan pertama adalah pernyataan Kapolri sendiri.

Jenderal Idham Aziz mengatakan, meski tetap kompak tapi ada api dalam sekam di tingkat petinggi Polri.

Pernyataan ini disampaikan Jenderal Idham pada peringatan HUT Bhayangkara ke-74 tanggal 1 Juli 2020 lalu.

Idham menyampaikan ini terkait topik pergantian pucuk pimpinan tertinggi, Kapolri. Awalnya, Idham menguraikan penilaian publik terhadap Polri yang hasilnya apresiatif.

Apresiasi positif publik terhadap Polri cukup menantang untuk terus dipertahankan. Ada 82 persen publik yang memiliki persepsi polisi berkinerja baik.

Namun sesekali, Idham menyisipkan gurauan soal bursa Kapolri dalam pidatonya.

"Semakin ke depan nanti itu semakin tajam itu. Ini baru Juli. Agustus nanti (bulan) ber, ber, ber itu sudah semakin tajam. Kalau kayak lagunya Bimbo, tajam tak bertepi," canda Idham di depan para pejabat kepolisian.

"Tapi saya kira ini bukan di Polri," kata dia lagi. "Polisi di Indonesia itu saya lihat kompak-kompak sih, tapi kayak api dalam sekam," kata Idham.

Apa yang disampaikan Idham terbukti. Pada bulan ber, ber, ini berbagai kejadian terjadi.

Baca juga: Sungai Batanghari Meluap Tinggi, Pengelolaan Penjernihan PDAM Muarojambi Kena Dampaknya

Baca juga: Kisah Kopassus, Melaksanakan Misi Rahasia Sampai Istri Tak Tahu, Pamitan Saat Sudah Dipesawat

Baca juga: LAGI! Nikita Mirzani Sindir Habib Rizieq, Bandingkan Sama Ketua PBNU soal Covid-19, Bahas Kejujuran

Ada kasus yang menjerat pejabat Bareskrim Polri. Kepala Biro Koordinator Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Karo Korwas PPNS) Brigjen Pol Prasetijo Utomo tersandung kasus dugaan suap hingga pembuatan surat jalan palsu untuk Djoko Tjandra.

Ada juga kasus Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte yang didakwa soal suap penerimaan uang untuk penghapusan Red Notice Djoko Tjandra.

Keduanya kini tengah menjalani persidangan.

Kasus di atas awalnya mengemuka lewat screen shot alias tangkapan layar pembicaraan antara Djoko Tjandra dan pengacara Anita Kolopaking yang tersebar.

Misterinya, siapa yang bisa melakukan itu dan kenapa pula menyebarkannya? Kasus berikutnya adalah kerumunan simpatisan Rizieq Shihab, yang berujung pada pencopotan dua Kapolda, Irjen Pol Nana Sudjana dan Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Masing- masing Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat. Padahal, keduanya adalah shining star alias bintang di angkatannya yang punya potensi besar naik bintang tiga untuk kemudian masuk dalam bursa calon Kapolri.

"Perang geng"

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta Pane menengarai ada perang bintang di tubuh Polri saat ini. Ini berkaitan dengan kutub yang disebutnya sebagai "geng".

"Ada geng Solo, ada geng Pejaten, ada geng Makassar, ada geng Independen," kata Neta kepada saya yang akan tayang di Program AIMAN di KompasTV, Senin (30/11/2020) pukul 20.00.

Ilustrasi polisi
Ilustrasi polisi (Tribunnews)

Kepada saya Neta menjelaskan, geng Solo terkait dengan pejabat polisi yang pernah bertugas di Solo, terutama saat Presiden Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Lalu geng Pejaten (merujuk pada Kantor Badan Intelijen Negara) adalah pejabat polisi yang merupakan anak asuh Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan.

Sementara geng Makassar atau kutub Sulawesi mengacu pada Pejabat polisi yang berasal dari daerah Sulawesi.

Dan independen, adalah pejabat polisi yang tidak termasuk dalam kutub mana pun. Saya mengonfirmasi soal ini ke Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto.

Apa kata Benny? Soal "geng" Ia tidak membantah, tapi tidak pula mengiyakan! Soal kelompok menjelang masa pergantian Kapolri yang baru, ia berujar kepada saya di program AIMAN:

"Apa yang disampaikan Pak Kapolri ini artinya di level bawahan ada kelompok-kelompok yang kemudian ingin berjuang untuk menjadi pengganti beliau (Kapolri).

" Terlepas dari ada atau tidaknya persaingan di tubuh jenderal polisi menuju Tribrata Satu alias Kapolri, dinamika adalah sebuah keniscayaan.

Baca juga: Sungai Batanghari Meluap Tinggi, Pengelolaan Penjernihan PDAM Muarojambi Kena Dampaknya

Baca juga: Kisah Kopassus, Melaksanakan Misi Rahasia Sampai Istri Tak Tahu, Pamitan Saat Sudah Dipesawat

Baca juga: Bupati Tanjabbar Safrial Walk Out dari Rapat Paripurna, Jafar: Ini Luar Biasa, Baru Pertama Kali

Yang terpenting bagaimana Polri mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan publik dengan melanjutkan tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum yang berkeadilan. Setidaknya itu merupakan hal yang paling diperhatikan dalam survei Litbang Kompas beberapa waktu lalu.

Saya Aiman Witjaksono. Salam!

(*)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul 3 Geng Berebut Peluang Jadi Kapolri Ganti Jenderal Idham; Geng Solo, Geng Makassar dan Geng Pejaten

https://makassar.tribunnews.com/2020/11/30/3-geng-berebut-peluang-jadi-kapolri-ganti-jenderal-idham-geng-solo-geng-makassar-dan-geng-pejaten?page=all

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved