UMKM Jambi
Kangen Minuman Khas Tahun 90-an? Yuk mampir ke UMKM Kuliner di Jambi Ini, Tempat Nongkrong Asik
Kemajuan zaman dan perkembangan kuliner, terkadang menyisakan kerinduan akan kuliner lawas yang biasa kita nikmati di saat ngumpul
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
Selain itu penggunaan nama Broyat yang berarti berkelakar menambah epik tempat nongkrong ini. di mana, di tahun 1990 - 2000an berkelakar itu menjadi kebiasaan masyarakat setiap harinya.
Moro mengatkan Kopi Broyat beralamat di Jalan Jendral Sudirman The Hok Jambi, lebih tepatnya di sebelah toko oleh-oleh Tempoyak.
"Setiap hari Kopi Broyat buka Dari Pukul 14.00 WIB sampai 00.00 WIB, tapi selama corona ini dia hanya buka sampai pukul 22.00 WIB," ujarnya beberapa hari yang lalu.
--
Ada Lesehan dan Spot Outdoor
UMKM di Kota Jambi ini menghadirkan konsep yang menarik untuk nongkrong.
Menghadirkan suasana retro dengan ornamen khas Jambi ditambah lagi furniture yang terbuat dari kayu alam menambah kesan retro yang sempurna.
Mengusung brand Kopi Broyat yang berarti berkelakar dalam bahasa Jambi, kedai kopi ini berhasil menyuguhkan suasana nyaman untuk berkelakar.
Apa lagi ada spot lesehan dan outdoor, sehingga konsumen bebas untuk memilih tempat yang paling nyaman untuk mereka berkelakar.
Untuk lebih mendukung konsep berkelakarnya, Morro Prakasiwi pemilik Kopi Broyat sengaja tidak menghadirkan live musik, untuk mengusir sepi dia hanya menyuguhkan audio lagu dengan volume yang tidak terlalu besar.
Konsep yang disuguhkan Morro berhasil menarik konsumen untuk berlama-lama di kedai kopinya. Bahkan ada beberapa perusahaan pembiayaan yang menjadikan kedai kopinya sebagai tempat untuk briefing.
Selain itu, tempat ngopi modern ini juga sudah mendapatkan pelanggan dari berbagai komunitas di Kota Jambi.
Saat malam hari tiba, tempat ngopi ini tidak pernah kekurangan pengunjung, ada saja konsumen yang menghabiskan malam di sini.
Aktifitas me-roasting kopi di UMKM Kopi Broyat (tribunjambi/yon rinaldi)
Morro mencerita sebelum pandemi Corona ini ada, tempat kopinya tidak pernah sepi pengunjung, bahkan ada yang tidak kebagian tempat duduk.
“Awal-awal pandemi kemarin pengunjung kita turun hingga 50 persen, tapi sekarang sudah mulai ramai lagi,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.