Warga Jalan Gado-gado, Suka Karya, Kota Baru Mengeluhkan Banjir Setiap Hujan Datang
Santoso (42) satu tukang ojek yang sedang mangkal dan juga merupakan warga di daerah tersebut mengatakan banjir menjadi hal yang rutin terjadi saat te
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Warga Jalan Gado-gado, Kelurahan Suka Karya, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, mengeluhkan jalan mereka yang selalu tergenang banjir ketika hujan datang.
Santoso (42) satu tukang ojek yang sedang mangkal dan juga merupakan warga di daerah tersebut mengatakan banjir menjadi hal yang rutin terjadi saat terjadi hujan.
Dirinya menuturkan hal ini dikarenakan ukuran drainase yang kecil sehingga tidak dapat menampung air hujan.
"Lihat saja itu drainasenya kecil sekali. Padahal air hujan itu datang dari mana saja. Ada yang dari jalan raya ini (Jalan Pangeran Hidayat, Paal VII), dari rumah-rumah yang di atas, belum lagi daerah lain," ungkapnya Rabu (25/11/2020).
Baca juga: Penuhi Panggilan Penyidik KPK, Bupati Muaro Jambi Tiba di Polda Jambi
Baca juga: Harga Emas Batangan Bersertifikat Antam Turun Lagi, Hari Ini (25/11) Jadi Rp 953.000 per gram
Baca juga: Ini Rencana Dimas Kembaran Raffi Ahmad Untuk Sang Orang Tua, Dimas : Masih Ngumpulin
Ia juga mengatakan mulai sering banjir itu ketika sudah mulai banyak pembangunan di daerah itu. Baik perumahan dan kantor-kantor.
"Dari dulu memang daerah sini itu sudah menjadi langganan banjir. Dari saya masih bujangan pun sini memang banjir terus. Tapi sejak banyak pembangunan di sini, mulailah banjir itu jadi lebih sering. Hujan dikit saja langsung banjir," bebernya.
Ia juga bilang rumah-rumah baru yang berada di tempat yang lebih tinggi di daerah tersebut tidak memiliki sumur resapan. Sehingga air dari sana semua mengalir ke bawah sampai ke drainase.
Tidak jauh dari jalan tersebut, tepatnya di Jalan Kampung Tengah, masih di kelurahan dan kecamatan yang sama, juga mengeluhkan kondisi banjir yang terus menerus datang.
Hasil pantauan Tribunjambi.com, memang pemukiman di area itu sangatlah rendah. Kemudian tempat tinggal warga sangat dekat dengan drainase.
Rumah warga juga rata-rata sudah ditinggikan, seakan sudah siap dalam mengantisipasi banjir yang sering datang.
Wati (38) satu warga yang tinggal di area situ mengatakan memang banjir jarang masuk ke rumah mereka. Namun saat banjir datang, orang yang di dalam rumah jadi tidak bisa ke mana-mana karena jalan terendam banjir.
"Setiap hujan minimal banjir di jalan itu sebetis orang dewasa. Parah-parah itu sampai sepingganglah. Kalau sampai masuk rumah kami itu jarang-jaranglah. Jika hujan besar datang saja itu terjadi," ungkapnya.
"Jadi kalau banjir kami semua di rumahlah, tidak bisa ke mana-mana. Paling cuma bapaknya yang keluar kerja. Kendaraan juga kalau sudah mulai mendung itu, mulailah dititipkan di rumah tetangga yang rumahnya agak tinggi," jelasnya.
Ia bilang banjir di sini paling cepat surut dalam lima jam. Menurutnya itu sudah cepat ketimbang dulu saat belum diperbaiki drainasenya.
"Banjir di sini cepat datang dan cepat surut. Sekitar lima jamlah. Cuma yang bikin malas itu kalau habis banjir jadi banyak lintah. Makanya anak-anak harus hati-hati kalau main di sini," bebernya.
Dirinya dan warga lain berharap agar pemerintah memperhatikan wilayah mereka dan ada perencanaan untuk memperlebar lagi drainase yang sudah ada.
"Saya lupa ini dibangun kapan, sepertinya sekitaran 2014-2015. Yang jelas banjir itu surutnya jadi lebih cepat karena drainase baru ini," tutupnya.