Khawatir Anak-anak Putus Sekolah, Siswa SMP Banting Setir jadi Sopir
Kurang lebih sudah delapan bulan para siswa SD hingga SMA di Kabupaten Muarojambi belajar secara daring akibat pandemi Covid-19.
Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Kurang lebih sudah delapan bulan para siswa SD hingga SMA di Kabupaten Muarojambi belajar secara daring akibat pandemi Covid-19.
Kondisi ini membuat siswa mulai malas ingin bersekolah dan mulai asik mencari uang sendiri.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muarojambi, Erwanisah.
Ia sangat mengkhawatirkan terlalu lama para siswa tidak masuk sekolah secara tatap muka, di mungkinkan para siswa melakukan pekerjaan cari uang dengan alasan bantu orangtuanya.
"Kekhawatiran ini, karena terlalu lama siswa diterapkan belajar sistem daring, bahwa saya ada dapat laporan dari masyarakat, sudah ada para siswa SMP yang bekerja menjadi sopir alasan membantu orang tuanya, "kata Erwanisah, Rabu (18/11/2020).
Ia mengatakan, bila belajar daring ini terus saja dilakukan ia sangat khwatir dengan dunia pendidikan dan nasib para siswa yang tidak mendapatkan layanan pendidikan secara langsung atau tatap muka.
"Ada salah satu kepala sekolah di Muarojambi yang melaporkan ke saya, di masa belajar daring ini, bahwa sudah ada pelajar SMP kita yang bekerja sebagai sopir,"jelasnya.
Menurutnya, jika ini tidak tangani dengan cepat, atau diterapkan kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dalam waktu dekat ini, maka dikhawatirkan para siswa tersebut putus sekolah..
"Karena mereka sudah mulai pandai mencari uang sendiri, apalagi dalam kondisi sekolah tidak tatap muka," pungkasnya.
Minta Kejelasan Satgas
PERKEMBANGAN dan situasi dunia pendidikan di Kabupaten Muarojambi masa pandemi Covid-19 harus jadi perhatian dari semua pihak.
Pasalnya, proses belajar mengajar para siswa SD hingga SMA sejak dilaksanakan dengan sistem daring banyak yang menjadi kendala.
Dengan sistem daring terhadap siswa tidak hanya terkendala dengan jaringan internet bagi siswa, namun juga membuat kualitas pendidikan kurang maksimal.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muarojambi Erwanisah, dalam waktu dekat ini mereka akan layangkan surat ke gugus tugas Covid-19 Muarojambi.
Surat yang akan mereka layangkan tersebut meminta kejelasan kepada gugus tugas Covid-19 terkait penerapan belajar siswa SD hingga SMA dari sistem daring menuju tatap muka langsung.
"Iya kita akan layangkan surat ke Satgas Covid-19 Muarojambi, menanyakan apakah dengan kondisi saat ini kegiatan belajar mengajar dimungkingkan untuk digelar atau tidak," kata Erwanisah.
Karena mereka tidak ingin bakal bermunculan kendala yang baru, mulai dari jaringan internet hingga laporan bahwa ada siswa sekolah nya sudah pandai berkerja mencari uang sendiri, dimasa belajar daring tersebut.
Ia juga sangat berharap, wabah Covid-19 yang menyerang di segala sektor agar segera menghilang.
"Khususnya sektor pendidikan,agar kegiatan belajar secara offline atau tatap muka sudah bisa digelar," ujarnya.