Berita Sarolangun
Mubes Gerakan Mahasiswa Sarolangun, Rayan Berharap Penerusnya Lebih Baik Lagi
Organisasi Gerakan Mahasiswa Sarolangun (GMS) menggelar kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) ke-VI tahun 2020
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Organisasi Gerakan Mahasiswa Sarolangun (GMS) menggelar kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) ke-VI tahun 2020, dikarenakan habisnya masa kepemimpinan Rayan Arfandi dan Wakilnya Fadhil Khusairi.
Mubes berlangsung di Sekretariat GMS, RT 18, di Kelurahan Sarolangun kampung, Kecamatan Sarolangun.
Rayan Arpandi Ketua GMS priode 2019/2020 mengatakan, kegiatan Mubes KE-VI ini dalam rangka melaksanakan agenda penting setiap habisnya masa jabatan ketua dan wakil ketua GMS dalam satu periode dan penyampaian laporan.
"Mari kita sukseskan mubes ini dengan baik dan tentunya saya harapkan ke depan ketua GMS terpilih bisa membawa organisasi ini lebih baik lagi," katanya.
Pasangan Muhammad Amerza dan Sulaiman terpilih secara aklamasi menjadi Ketua dan Wakil Ketua GMS Priode 2020/2021 mendatang,
Baca juga: Download Lagu MP3 Cara Lupakanmu - Gisella Anastasia, Tersedia Lirik Lagu dan Video Klipnya
Baca juga: Belum Terbukti Gisel, Tapi Pejabat Ini Desak Kekasih Wijin Untuk Minta Maaf Soal Video Syur 19 Detik
Baca juga: KPU Kota Jambi Terima Empat Boks Berisi Segel, Untuk Pilgub Jambi 2020
"Terima kasih kepada seluruh pengurus GMS yang telah memberikan amanah ini kepada kami untuk memimpin GMS ke depan, dan tentu kami dalam melaksanakan program gms tidak lepas dari dukungan dan sinergitas seluruh anggota dan bimbingan para dewan Pembina," kata M Amerza, Jum'at (13/11/2020).
PETI Masih Ada di Sarolangun, Ini Dampak yang Terjadi Dari Penambangan Liar
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sarolangun masih saja beroperasi tanpa memikirkan dampak lingkungan dan masa depan kelangsungan hidup manusia.
Kabid pengelolaan lingkungan hidup DLH Sarolangun Suhardi Sohan menyebutkan,
Kerusakan yang paling rentan terjadi di lokasi penambangan emas tanpa izin yakni banjir oleh sebab pendangkalan sungai.
"Dampak nyata dari peti, Jika curah hujan tinggi, itu dari atas sana (wilayah kecamatan Batang Asai), akan menyumbangkan air bah banjir bandang karena kerusakan tanaman perubahan bentang alam, membawa kayu-kayu yang sudah tumbang menghantam rumah-rumah sepanjang sungai," kata Suhardi, Jum'at (13/11/2020).
"Tak hanya banjir kekeringan karena disana tidak ada serapan air lagi pohon- pohon sudah habis. Kalau sempat terjadi kemarau masyarakat yang mengunakan sumur apalagi ada tamanan sawit dekat pemukiman itu yang membuat kering dan sungai akan terjadi pendangkalan dan kegiatan peti di sungai," kata Suhardi sohan.
Efek lingkungan sangat berpengaruh besar jika peti terus-menerus dilakukan, butuh 5- 10 tahun untuk membuat tanah Vegas galian lobang peti menjadi tanah yang produktif kembali.
Selain itu, fisik yang sangatlah nyata di pandang oleh masyarakat, di lokasi PETI yaitu air sungai menjadi keruh dan butek. Belum lagi yang melakukannya di sungai atau yang melakukan pencucian emas di sungai.
Baca juga: DPO Mantan Kadis PU Ditangkap, Ibnu Ziadi: Saya Tidak Bisa Jawab, Psikis Saya Sedikit Terganggu
Baca juga: Download Lagu MP3 Cara Lupakanmu - Gisella Anastasia, Tersedia Lirik Lagu dan Video Klipnya
"Secara tidak langsung itu ada butiran merkuri yang masuk ke sungai dan mempengaruhi lingkungan dan biota sungai terutama fauna air, ikan- ikan yang terkena efek dari merkuri terjadi cacat secara fisik, atau ikan jenis baung bisa berubah seperti ikan monster karena efek dari merkuri," katanya.
Dampak selanjutnya dari Dompeng rakit yang dilakukan di sungai mengunakan Rakit, menyebabkan pengalihan arus sungai, erosi, arus sungai menjadi sigzak dan longsor.
Hal yang paling di takutkan dari erosi bisa terjadi longsor secara mendadak.