Tekanan Inflasi Jambi Oktober 2020 Meningkat, BI Jambi: November Diperkirakan Tetap Terkendali

Suti Masniari Nasution Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengatakan, dalam Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah m

Penulis: Vira Ramadhani | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, pada Oktober 2020 Provinsi Jambi mengalami inflasi bulanan sebesar 0,75% (mtm).

Dengan angka tersebut, maka secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 1,75% (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 1,72% (ytd).

Suti Masniari Nasution Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengatakan, dalam Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, tekanan inflasi pada November 2020 di Provinsi Jambi diprakirakan tetap terkendali.

“Meredanya tekanan inflasi utamanya akan didorong oleh bertambahnya pasokan bahan pangan seiring dengan terjaganya produksi dan lancarnya distribusi,” ujarnya Senin (9/11/2020).

Baca juga: Sales Roti Ditangkap Densus 88 di Lampung Diduga Teroris, Warga Kaget, Sul Dikenal Orang Yang Baik

Baca juga: Partai Masyumi Bangkit Lagi, PKB Ragu Bisa Lolos Ambang Batas Parlemen

Baca juga: Ini Kronologi Lengkap Anggota Yonif 301/PKS Dikeroyok Tiga Pengendara Motor di Sumedang

Di sisi lain, kebijakan penurunan tarif pelanggan listrik golongan rendah serta penurunan tarif angkutan udara di masa pandemi diprakirakan dapat mengurangi tekanan inflasi pada November 2020.

Jika dilihat Secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang memberikan andil terbesar Inflasi Provinsi Jambi pada Oktober 2020 adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu cabai merah (andil 0,38%), daging ayam ras (andil 0,10%), dan minyak goreng (andil 0,05%) serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya khususnya shampo (andil 0,01%).

Suti mengatakan Secara umum, inflasi Provinsi Jambi Oktober 2020 disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabai merah seiring dengan berkurangnya stok di tingkat pedagang eceran akibat pasokan yang berkurang dari petani.

“Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh berkurangnya stok disertai peningkatan permintaan pada bulan laporan,” ujarnya.

Sementara itu, meningkatnya harga minyak goreng dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit baik di tingkat domestik maupun internasional.

“Dan inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya khususnya komoditas shampo terjadi seiring dengan penyesuaian yang dilakukan oleh pelaku usaha di tahun 2020,” katanya.

Dia menambahkan untuk kelompok transportasi mengalami deflasi dan menjadi penahan inflasi pada Oktober 2020. Komoditas transportasi yang menjadi penyumbang utama deflasi, yakni mobil (andil deflasi 0,01%).

“Komoditas mobil menjadi penyumbang deflasi utama kelompok ini seiring dengan masih rendahnya daya beli masyarakat sehingga cenderung untuk menahan konsumsi barang tersier seperti mobil,” ucapnya.

Adapun rincian perkembangan inflasi di Jambi adalah, Kota Jambi, Bulanan 0,77% (mtm)Tahun Berjalan 1,77% (ytd), Tahunan 1,83% (yoy)

Inflasi utamanya didorong oleh peningkatan harga yang terjadi pada cabai merah (andil 0,45%), daging ayam ras (andil 0,12%), bawang merah (andil 0,06%), minyak goreng (andil 0,06%), dan pepaya (andil 0,04%).

“Dankomoditas penyumbang deflasi antara lain telur ayam ras (andil -0,02%), jeruk (andil -0,02%), tarif listrik (andil -0,02%), ikan dencis (andil -0,02%), dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu (andil -0,02%),” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved