Pilpres AS, Skenario Kiamat Yang Ditakutkan Rakyat Ketika Presiden AS Memperkeruh Penghitungan Suara

Donald Trump mengatakan jika selisih perolehan suara dalam pemilihan presiden tipis, a akan menuduh lawannya dari Partai Demokrat melakukan kecurangan

Editor: Rahimin
Orlando Sentinel
Donald Trump dan Joe Biden bersalaman sebelum Pilpres AS 

Pilpres AS, Skenario Kiamat Yang Ditakutkan Rakyat Amerika Ketika Presiden AS Memperkeruh Penghitungan Suara 

TRIBUNJAMBI.COM - Menjelang pemilu, Donald Trump telah mengatakan bahwa jika selisih perolehan suara dalam pemilihan presiden tipis, ia akan menuduh lawannya dari Partai Demokrat melakukan kecurangan pemilu dan berusaha mencuri kemenangan darinya.

Pada Rabu (04/11/2020) dini hari, dia melakukan itu: kendati jutaan surat suara yang sah belum selesai dihitung, ia mengumumkan kemenangannya sebelum waktunya.

"Kami sudah bersiap-siap untuk memenangkan pemilihan ini. Terus terang, kami sudah memenangkan pemilihan ini," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih.

Baca juga: Roy Kiyoshi Terawang Masih Ada Bencana dan Gonjang Ganjing di Penghujung Tahun 2020

Baca juga: Hasil Pilpres Amerika: Donald Trump Deklarasikan Kemenangan, Sebut Pemilu Adalah Penipuan

Baca juga: Tegiur Upah Begini Besar, Hingga Buat Kompol IZ Nekat Menjadi Kurir Sabu 16 Kilogram

Tanpa memberikan bukti apapun, ia melanjutkan dengan klaim bahwa telah terjadi "kecurangan" pemilu.

"Ini penipuan besar-besaran di negara kita. Kita ingin hukum digunakan secara tepat. Jadi, kita akan pergi ke Mahkamah Agung AS. Kita ingin semua pemungutan suara dihentikan."

"Memalukan, belum pernah terjadi, tidak benar"

Para pendukung Demokrat dan bahkan beberapa pendukung sang presiden segera merespons.

Saingan Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan pemilu belum berakhir "sampai setiap surat suara dihitung".

"Kami berada di jalur untuk menang," tegasnya.

Presiden AS Donald Trump dan putri serta penasihatnya Ivanka Trump (tengah) menghadiri Rapat Dewan Penasihat Kebijakan Tenaga Kerja Amerika di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC pada 26 Juni 2020.
Presiden AS Donald Trump dan putri serta penasihatnya Ivanka Trump (tengah) menghadiri Rapat Dewan Penasihat Kebijakan Tenaga Kerja Amerika di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC pada 26 Juni 2020. (MANDEL NGAN / AFP)

Manajer kampanye Biden, Jen O'Malley Dillon, menyebut pernyataan Trump "keterlaluan, belum pernah terjadi, dan tidak benar".

"Itu keterlaluan karena jelas-jelas merupakan upaya untuk merampas hak-hak demokrasi warga Amerika," katanya.

"Ini pertama kalinya terjadi karena belum pernah dalam sejarah kita seorang presiden Amerika Serikat berusaha untuk melucuti suara rakyat Amerika dalam pemilihan nasional."

Alexandria Ocasio-Cortez dari Partai Demokrat, yang memenangkan pemilihan kembali untuk kursinya di Kongres, mengecam klaim Trump sebagai "tidak sah, berbahaya, dan otoriter".

"Hitung suara. Hormati hasilnya," ujarnya dalam sebuah cuitan di Twitter.

Baca juga: 10 November Rizieq Shihab Tiba di Indonesia, Ini Riwayat Pelariannya ke Arab Hingga Putuskan Pulang

Baca juga: Ibnu Jamil Dekat dengan Ririn Ekawati, Mantan Istri Pernah Bongkar Kelakuannya Sampai 2X Gugat Cerai

Baca juga: Dibuat Jatuh Ulah Ade Londok Hingga Viral, Malih: Janganlah Sampai Mencaci atau Menghina Orang

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved