Mata Najwa
Mata Najwa Tadi Malam - BIN Sebut Kericuhan Demo Omnibus Law di Halte Sarinah Terencana, Dalangnya?
Tayangan Mata Najwa tadi malam mengangkat tema Di Balik Aksi Demonstrasi. BIN, Wawan Purwanto mengungkapkan aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerj
TRIBUNJAMBI.COM - Tayangan Mata Najwa tadi malam mengangkat tema Di Balik Aksi Demonstrasi.
Najwa Shihab mengundang sejumlah tokoh pada Mata Najwa Rabu (4/11) malam.
Host Najwa Shihab dapat cerita lengkap dosen salah tangkap bonyok dipukul polisi.
Ternyata Andry Mamonto dosen Fakultas Hukum UMI Makassar.
Kepala Andry Mamonto masih nyeri. Demikian juga anggota tubuh yang lain.

Kekerasan oleh aparat kepolisian yang dia terima pada 8 Oktober 2020 lalu masih membekas di badannya.
Waktu itu, aparat tengah mengejar pendemo yang diduga melakukan kerusuhan.
Tapi, Andry yang tengah berdiri di teras sebuah minimarket di Kota Makassar kena pukul aparat dan ikut diangkut ke kantor kepolisian.
Baca juga: BPS: September 2020 TPK Hotel Provinsi Jambi Naik Sebesar 3,74 Persen
Baca juga: Potret Haru Vanessa Angel Cium Sang Anak Sebelum Hadapi Vonis, Sang Suami: Gala Lebih Butuh Maminya
Jelas, Andry bukan pendemo, apalagi ikut rusuh. Ia sedang menunggu massa aksi demo Omnibus Law UU Cipta Kerja surut.
Tapi perilaku brutal polisi Sulsel menginjak-injak dan menendang anggot badannya tak akan dilupakan.
Kombes Pol Ibrahim Tompo, Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, prihatin dengan kekerasan yang menimpa Andry. Pihaknya sedang menindaklanjuti kasus ini.
"Dalam mekanisme ada prosedur yang dilalui misal melakukan penyelidikan serta pemeriksaan ini semua sedang berjalan nanti akan kita rilis," ujar Ibrahim dikutip dari akun resmi Najwa Shihab, Kamis (5/11/2020).
Simak video lengkapnya:
Baca juga: Nilai Impor Provinsi Jambi Turun Sebesar 38,76 Persen, Dipicu oleh Komoditi Makanan dan Sejenisnya
Baca juga: Emosi Ruben Onsu Meledak Lihat Wajah Betrand Peto Diubah Berhidung Babi, Suami Sarwendah Ancam Ini!
BIN Sebut Kericuhan Terencana
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto mengungkapkan aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja dilakukan sistematis dan direncanakan.
Begitupun dengan pembakaran Halte Sarinah. Wawan melihat, mereka datang lebih sore untuk mencari celah melakukan penyerangan.
"Secara sistematis merencanakan, mereka datang lebih sore dia cari celah melakukan penyerangan. Ini terus dilakukan penelusuran dan ini by design," kata Wawan Purwanto dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Trans 7, Rabu 4 November 2020.
Saya berkali-kali sampaikan, demo silahkan, tapi kalau merusak, itu pidana," tambah dia.
Kemudian Najwa Shihab bertanya, jika ini by design, siapa yang berkepentingan dengan aksi ini? Wawan pun menjawab Anarko.
"Ini kelompok yang menggunakan berbagai pola. Nama-nama sudah terekam. Anarko sejak awal selalu begitu. Banyak di antaranya melibatkan anak di bawah umur," beber Wawan.
Ketika ditanya kembali apakah di balik aksi ini adalah Anarko, Wawan mengatakan, untuk pelemperan bom molotov sedang dicari.
Karena mereka menutupi diri dengan masker dan topi, sehingga tidak tampak jelas.
Minggu lalu, tim Narasi TV yang dipimpin Najwa Shihab juga menayangkan di Mata Najwa sebuah video yang mengungkap pelaku pembakaran Halte Sarinah saat demo UU Cipta Kerja, 8 Oktober 2020 lalu.
Video berdurasi 9 menit 57 detik tersebut diberi judul 62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah.
Video tersebut diawali dengan aksi penolakan UU Cipta Kerja yang berlangsung di berbagai daerah. Di Jakarta, aksi tersebut berakhir ricuh.
Lokasi Jalan Thamrin Sudirman pun menjadi sorotan. Salah satunya karena pembakaran beberapa halte Trans Jakarta.
Para demonstran pun menjadi yang tertuduh. Benarkah pembakaran dilakukan demosntran?
Tim Narasi TV kemudian menelusuri rekaman CCTV yang bisa diakses publik, ratusan foto dan video di media sosial.
Dari semua itu, tergambarlah detik-detik pembakaran Halte Sarinah.
Tim Narasi mengatakan, dari rekaman CCTV dan video pengamatan, pelaku sedari awal memang berniat membakar Halte TransJakarta saat demonstrasi menolak UU Omnibus Law pada 8 Oktober 2020.
Baca juga: BPS: September 2020 TPK Hotel Provinsi Jambi Naik Sebesar 3,74 Persen
Baca juga: Tergiur Upah Rp20 Juta, Perwira Polisi Nekat Jadi Kurir Sabu Dipecat, Dipenjara, Disebut Pengkhianat
Dalam video tersebut terlihat orang yang menyulut api datang dari arah Jalan Sunda. Sebelum melakukan aksi, mereka terlihat melakukan observasi beberapa menit.
Mereka melihat ke kanan dan kiri, kemudian mengetik di ponsel seperti berkomunikasi dengan orang lain.
ak berapa lama, mereka datang ke lokasi demonstrasi. Tapi seperti tidak berniat demonstrasi. Ketika pengunjuk rasa bergerak ke arah mana, orang ini bergerak berlainan arah.
Kemudian ia mencari api dan kembali datang ke halte bersama satu orang temannya. Pembakaran pertama dilakukan di sisi selatan halte.
Kemudian pelaku merusak sisi utara halte. Dari rekaman CCTV, beberapa orang yang merusak dan membakar halte terlihat saling mengenal dan datang dari arah yang sama.
Mereka seperti saling berbagi tugas atau singkatnya tindakan mereka terorganisir. Bahkan mereka membakar halte dengan tenang dan fokus.
Bahkan timbul dugaan, mereka bukan massa aksi, melainkan orang yang memang datang sengaja untuk membakar.
Video tersebut kini sudah tersebar di media sosial. Sebelum menayangkannya, Najwa Shihab dan timnya memberikan video tersebut ke polisi.
"Sebelum ditayangkan di Mata Najwa, video ini sudah kami kirim ke polisi," ucap Najwa Shihab pekan lalu