Penanganan Covid
Waspadai Penyakit yang Berpotensi Terjadi Setelah Liburan Selain Covid-19
Selain Covid-19, berikut beberapa penyakit yang berpotensi terjadi karena momen liburan panjang ini.
TRIBUNJAMBI.COM - Momen libur panjang membuat banyak orang memutuskan untuk liburan.
Bukan hal tak mungkin jika momen cuti bersama ini turut menyumbang penambahan angka kasus Covid-19 di Indonesia.
Jika mengingat momen liburan yang pernah terjadi, misalnya usai libur mudik lebaran di awal Juni 2020, terjadi angka penambahan kasus Covid-19 tembus 25.000.
Baca juga: 5 Makanan yang Wajib Dihindari Agar Wajah Glowing, Ada Kopi dan Keripik Kentang
Baca juga: Manfaat Lidah Buaya untuk Kulit, Bisa Menghilangkan Kerutan Mata
Lalu pada libur panjang akhir Agustus 2020 juga terjadi peningkatan terutama klaster keluarga.
Menurut Ari Fahrial Syam, guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, momen cuti bersama di akhir hingga awal November 2020 ini juga berpotensi meningkatkan beberapa kelompok penyakit lain.
Selain Covid-19, berikut beberapa penyakit yang berpotensi terjadi karena momen liburan panjang ini:
1. Penyakit akibat kelelahan

Perjalanan panjang di momen liburan seringkali menyebabkan kelelahan. Menruut Ari, kelelahan tersebut juga bisa berpotensi mendatangkan penyakit infeksi pernafasan atas dan diare.
Untuk sampai di tempat liburan seseorang harus melakukan perjalanan yang melelahkan, baik dengan kendaraan sendiri atau kendaraan umum.
Selama dalam perjalanan masyarakat juga cenderung mengonsumsi makanan yang seadanya saja.
"Apalagi, di era pandemik seperti ini mereka berpikir dua kali untuk makan dan minum di restoran yang ada apalagi jika kondisi restoran penuh.
Keadaan ini akan menyebabkan daya tahan tubuh mereka menjadi menurun," ucap Ari.
Menurutnya, kondisi ini akan membuat kita mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran nafas atas.
Selain itu, kebersihan dan kemanan makanan yang dibeli selama perjalanan juga perlu dipertanyakan dan berpotensi besar memicu diare.
"Penyakit ini, baik infeksi saluran nafas atas dan diare, sangat mendominasi para traveler, apalagi para traveler ini biasanya kurang istirahat dan kurang bergerak saat diatas kendaraan," ujar Ari.