Penanganan Covid
Apa Itu GeNose, Tes Covid-19 Termurah di Dunia, Rp 400 Pakai Embusan Napas, Mulai Desember
Jika dirata-rata, hanya Rp 400 perak untuk sekali uji. Harga ini jauh lebih murah dari alat rapid test lainnya.
Jika dirata-rata, hanya Rp 400 perak untuk sekali uji. Harga ini jauh lebih murah dari alat rapid test lainnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alat pendeteksi covid 19 melalui embusan napas dipastikan tidak lama lagi akan bisa digunakan oleh masyarakat luas.
GeNose buatan pakar dan ahli di UGM tersebut rencananya akan dibanderol tarif Rp 400 sekali uji.
Tes Corona ini diperkirakan bakal menjadi tes Covid-19 paling murah di dunia dan sangat terjangkau.
Seperti diketahui, rapid test yang paling sering dilakukan saat ini, tarifnya masih lebih mahal yaitu dalam hitungan puluhan ribu rupiah.
Menteri Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan satu alat GeNose harganya Rp 40 juta.
Baca juga: Warga Laporkan Ada Guru Memberi Tugas Sekolah di Malam Hari, Ini Jawaban Kadisdik Kota Jambi
Baca juga: Pasien Covid-19 di Merangin Berangsur Sembuh, Tinggal 19 Orang Masih Dirawat, RSU Abunjani Dipuji
Bambang mengatakan, biaya Rp 40 juta untuk 100 ribu pengujian itu sangatlah murah.
Bila dirata-rata, hanya Rp 400 perak untuk sekali uji.
Harga ini jauh lebih murah dari alat rapid test lainnya.
"Mudah-mudahan Desember bisa (disebarkan). Saya rasa Rp 40 juta untuk 100 ribu, saya kira itu Rp 400 perak per pengujian itu sangat murah. Bahkan dibandingkan rapid tes yang sudah relatif murah," ujar Menristek, Senin (26/10/2020).
GeNose memulai tahap uji diagnostik kemarin. Uji diagnostik dilakukan untuk memvalidasi keakuratan alat ini.
Jika didapat hasil yang bagus, ditargetkan GeNose dapat mulai digunakan masyarakat umum kurang dari dua bulan ke depan.
Saat uji diagnostik, sebuah kantung berwarna putih ditiup oleh Direktur Utama (Dirut) RSUP Dr Sardjito, dr Rukmono Siswishanto.
Kantung berisi napas sang Dirut itu pun membesar seperti balon.
Sejurus kemudian balon itu ditancapkan ke saluran mesin GeNose oleh dr Dian Kesumapramudya Nurputra, seorang anggota tim pembuat alat pendeteksi virus SARS-CoV-2 itu.
