Berita Tanjab Timur

Membuka Tabir Jalur Rempah Nusantara, Jambi dan Bangka Belitung Mewakili Wilayah Sumatera

Lanjutnya, terkait kapan ekspedisi jalur rempah tersebut tiba di Tanjabtim menurutnya, seharusnya pada tahun 2020 ini ekspedisi jalur rempah sudah ber

Tribunjambi/Abdullah Usman
Festival Air Hitam Laut (Mandi Safar) Salah satu tradisi kebudayaan yang menjadi pintu masuk kegiatan Jalur Rempah Nusantara. Dimana Tanjabtim mewakili Provinsi Jambi untuk membuka tabir jalur rempah Nusantara. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Program jalur rempah Ditjen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dijadwalkan hingga Sumatera, Provinsi Jambi dan Bangka Belitung masuk dalam daftar.

Ekspedisi jalur rempah yang digadang-gadang kementrian tersebut, dijadwalkan mulai berjalan sejak awal tahun 2020 - 2024 mendatang.

"Nantinya setelah hasil ekspedisi jalur rempah tersebut akan diusulkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO," ujar Kepala Disbudparpora Tanjabtim Dedy Armadi, Senin (26/10/2020).

Lanjutnya, terkait kapan ekspedisi jalur rempah tersebut tiba di Tanjabtim menurutnya, seharusnya pada tahun 2020 ini ekspedisi jalur rempah sudah berjalan. Hanya saja karena terkendala permasalahan pandemi sehingga banyak jadwal yang tertunda atau pelan.

Baca juga: Update Harga Cabai di Jambi Hari Ini (26/10/2020), Cabai Merah Rp 32 Ribu Per Kilogram

Baca juga: Apakah Vanessa Angel akan Dipenjara 6 Bulan? Ini Isi Pledoi yang Ditulisnya di Instagram

Baca juga: VIDEO Pasangan Suami Istri PNS jadi Pelatih Atlet Cabor Atletik di Tanjabtim

Dalam waktu dekat ini pihaknya bersama BPCB selaku lining sektor untuk wilayah Sumatera Provinsi Jambi, dimana saat ini sedang dalam proses penyusunan rencana aksi (persiapan) bersama pihak BPCB pada tanggal 3 November nanti.

"Untuk diketahui di wilayah Sumatera sendiri ada Dua wilayah yang akan dilalui jalur rempah. Yakni Provinsi Bangka Belitung dan Kabupaten Tanjuabtim Jambi," jelas Dedi.

Dikatakan Dedy, Disbudparpora Tanjabtim sendiri sejauh ini terus melakukan promosi guna mendukung program jalur rempah tersebut. Diantaranya melalui festival festival budaya yang dimiliki Tanjung Jabung Timur.

Mulai dari Festival budaya, air hitam laut festival, festival kampung laut, nyumbun, bisa juga ke wilayah berbak yang juga banyak menyimpan peninggalan sejarah seperti makam rangkayo hitam.

"Dari bukti bukti sejarah dan peninggalan budaya tadi nantinya menjadi awal untuk membuka tabir Jalur rempah di Tanjabtim Jambi. Dimana Jambi sendiri sempat terkenal sebagai penghasil lada terbesar setelah aceh," ujarnya.

Namun pada masa lampau dulu, wilayah pinggiran sungai dan persimpangan sungai banyak menjadi dermaga dermaga dagang yang menjadi lokasi barter antara penduduk lokal dan pedagang dari luar.

Hanya saja mereka berpindah pindah dalam berdagang karena ada campur tangannya VOC.

"Di situlh sejarah awal untuk mengulik jalur rempah di Tanjabtim. Kemungkinan kawasan pinggiran sungai menjadi sentral perdagangan dan untuk lokasi penghasil rempah atau perkebunannya bisa diketahui nanti," jelasnya.

Dalam minggu ini Selasa 27 Oktober nanti, pihaknya bersama instansi terkait akan menggelar webinar mengundang beberapa narasumber dan pembicara terkait.

Harapannya dengan adanya jalur rempah ini tidak hanya sebatas mendapat pengakuan dan dicatat oleh UNESCO saja.

Tentunya harapannya ada nilai lebih dan nilai positif yang didapat bagi Kabupaten dari kegiatan tersebut.

"Paling tidak dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat yang dilalui jalur jalur rempah tersebut," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved