Sate Mitra Sudah 29 Tahun Berdiri, UMKM di Jambi Ini Kini Menjadi Favorit Kaum Urban

Dalam masa pandemi ini, untuk sate lidah fredi mampu menjual sampai tiga kilogram sate lidah atau 25 porsi.

Tribunjambi/Rinaldi
Fredi Eka Rusadi pemilik Sate Mitra 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Hari sudah hampir menjelang malam ketika Tribunjambi.com mampir ke lapak sate mitra yang beralamat di Jalan Gr Djamin Datuk Bagindo Talang Banjar Jambi.

Fredi Eka Rusadi pemilik Sate Mitra terlihat sibuk meracik sate pesanan konsumen sore itu.

Beberapa meja telah terisi oleh wanita muda keturunan cina memakai pakaian olahraga lengkap. Pakaiannya tersebut biasa digunakan untuk olahraga Zumba.

Selain sate, terlihat juga ada lapak rujak di ruko satu pintu tersebut.

Baca juga: Kabar Baik, Pasien Sembuh dari Covid-19 di Provinsi Jambi Hari Ini Sebanyak 25 Orang

Baca juga: Ramalan Shio Senin 26 Oktober 2020, 12 Shio Akan Dibongkar Habis Peruntungannya Besok, Simak Disini?

Baca juga: Pemkab Muaro Jambi Tambah Bantuan Sosial Tahap Keempat

Melihat kehadiran Tribunjambi.com Fredi segera menghampiri dengan senyuman sumringahnya.

“Dari Tribun ya bang,” katanya membuka percakapan.

Lebih lanjut Fredi menceritakan Sate Mitra ini sudah hadir di Kota Jambi sejak 1991. Kala itu mertua dia berjualan mengunakan gerobak di pasar Jambi.

Beberapa tahun setelah itu, mertua fredi mulai menyewa lapak di sebelah pempek asiong lama, sekarang sudah menjadi Lippo plaza. Di saat pembangunan Lippo Plaza Fredi dan mertuanya pindah ke tempatnya saat ini.

Pria keturunan Jawa Cina ini mengatakan 80 persen pelanggan setia satenya adalah warga keturunan cina.

“Mungkin karena rasanya yang tidak terlalu pedas cocok di lidah mereka,” ujarnya beberapa hari yang lalu.

Selain itu dia juga konsisten menggunakan bahan berkualitas terbaik, seperti daging As 1.

Sate Fredi sendiri memiliki tiga varian daging, daging sapi, daging ayam dan daging lidah sapi.

Daging lida sapi menjadi menu favorit konsumenya, biasanya daging lidah ini tidak pernah sampai malam hari.

“Sekitar pukul 18.00 WIB biasanya sudah habis,” tambahnya.

Dalam masa pandemi ini, untuk sate lidah fredi mampu menjual sampai tiga kilogram sate lidah atau 25 porsi.

Fredi mengaku memang tidak membuat terlalu banyak sate lidah, karena selain bahan baku yang tidak banyak di pasaran juga bertujuan untuk membuat konsumenya penasaran dan datang lagi ke lapaknya.

Sate daging paling banyak dibeli oleh konsumen, satu hari sate daging ini mampu laku sebanyak 13 kilogram atau 130 porsi.

Sementara daging ayam fredi bisa menjual sampai 70 porsi sehari atau 10 kilogram daging ayam.

Satu porsi, fredi menjual satenya seharga Rp 20 ribu. Walaupun lebih mahal dari pada yang lain tapi satu porsi sate Mitra dua kali lebih banyak jika dibandingkan sate yang lain.

Untuk satu porsi berisi sepuluh tusuk sate, plus satu buah ketupat yang berukuran besar. Namun jika tidak habis satu porsi, pelanggan bisa memesan setengah porsi sate.

Setengah porsi sate fredi di jual seharga Rp 13 ribu, berisikan satu buah ketupat besar dan lima tusuk sate.

Untuk pembelian take away, jumlah porsinya lebih banyak lagi. Berisi satu setengah ketupat besar plus sepuluh tusuk sate. Harganya tetap Rp 20 ribu.

Selain sate, fredi juga menjual Rujak. Rujaknya sedikit berbeda dengan yang banyak di jual di pasaran. Khususnya dalam teknik pemotongan nanas.

Uniknya teknik pemotongan nanas fredi menghasilkan rasa manis yang alami dari nanasnya, walaupun masih mudah.

Satu porsi rujaknya di jual fredi seharga Rp 15 ribu.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved