Berita Sarolangun

Mona Mencari Bunga Asli Endemik Indonesia atau Jambi, dan Menjual Melalui Sosial Media

Di masa pendemi, bertanam bunga di halaman rumah kian digandrungi, di Sarolangun pak Mona kerap mencari bunga asli

Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/rifani halim
Di Sarolangun pak Mona kerap mencari bunga asli endemik Indonesia atau Provinsi Jambi dan menjual melalui sosial media. 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Di masa pendemi, bertanam bunga di halaman rumah kian digandrungi, di Sarolangun pak Mona kerap mencari bunga asli endemik Indonesia atau Provinsi Jambi dan menjual melalui sosial media.

Ia meluangkan waktu untuk mencari tanaman di daerah Kecamatan Sarolangun, tak jauh dari rumahnya radius 3-4 kilometer saja.

Ia menyebutkan bahwa, di Jambi terkhusus Sarolangun mengandung banyak sekali tanaman hias yang memiliki nilai jual tinggi, namun banyak warga sekitar tidak mengetahui hal tersebut.

"Tanaman yang sering ditemui, dari rhapidopora, ameredium, adonsini itu produk lokal Indonesia dapat ditemui, tanaman yang merambat daun yang berlobang," jelas pak Mona di kediamannya, Aur Gading, Sabtu (24/10/2020).

Baca juga: Sesaat Lagi Tayang Barcelona vs Real Madrid, Cek Link Live Streaming El Clasico di Sini

Baca juga: Waspada Website Palsu Pendaftaran Bantuan UMKM, yang Asli cuma di eform.bri.co.id Lengkapi Caranya

Baca juga: BREAKING NEWS: 9 Rumah Terbakar di Legok, 54 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Dari hasil pencariannya di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi ia pernah tembus menjual dengan harga Rp 1 juta.

Dalam pencarian di hutan, setelah ia mendapatkan tanaman-tanaman ia tak lantas langsung menjualnya, ia harus merawatnya terlebih dahulu selama satu bulan, baru ia dapat menjualnya.

Di Sarolangun pak Mona kerap mencari bunga asli endemik Indonesia atau Provinsi Jambi dan menjual melalui sosial media.
Di Sarolangun pak Mona kerap mencari bunga asli endemik Indonesia atau Provinsi Jambi dan menjual melalui sosial media. (tribunjambi/rifani halim)

Pak Mona bukan pemain bunga seumur jagung, ia mencari bunga dari tahun 2000.

"Bapak-bapak disini (daerah rumahnya) dahulu sudah sering berburu bunga, namun kini harus agak jauh, karena lokasi kami dahulu sudah dibangun perumahan," uangkapnya.

Mona menjelaskan, untuk saat ini tanaman yang berpotensi dijadikan tanaman hias sangat melimpah ruah, namun berjenis yang merambat, jenis-jenis aroid," katanya.

"Kita kadang terlena, yang trans aglonema, kita lupa dengan produk lokal yang juga punya potensi luar biasa," cakapnya.

Untuk penjualan, ia pernah sampai kepulau Jawa dan beberapa provinsi di Sumatera, setidaknya dalam satu bulan dia menjual 200-an polibek dari berbagai macam tanaman, tanaman yang ia cari di hutan hingga tanaman yang di rawatnya, untuk jenisnya sangat bermacam-macam.

Keuntungan dari menjual tanaman hias dan bunga, bisa meraup keuntungan sekitar 4 sampai 5 JT.

Ketika ke hutan, ia membawa sampel, tak asal main cabut tanaman yang bagus-bagus, ketika mengambil tanaman yang ada di sekitar kita, ia mengingatkan jangan dijarah, ambil saja samplenya.

"Dipilih-pilih saja yang ingin diambil, yang memiliki nilai jual tinggi, jangan main ambil, tidak benar kayak begitu."

Jenis yang kerap ditemui dan lumayan dapat dicari yaitu, caladium, alokasia, hepipemrum, dan jenis tanaman yang merambat.

Yang sangat tepat ialah, hutan-hutan yang teduh dan lembab, seperti kebun karet yang tebengkalai, dan kebun-kebun sawit.

Dari wilayah geografis, daerah perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan adalah tempat-tempat yang mengandung banyak jenis tanaman hias yang bernilai tinggi.

(tribunjambi/rifani halim)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved