IHSG
IHSG Menguat Tipis Dalam Sepekan, Saham Ini Yang Menopang dan Diborong Asing
Pada penutupan perdagangan hari ini Jumat (23/10), IHSG menguat 0,40% ke level 5.122,19
TRIBUNJAMBI.COM - Selama sepekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu menguat tipis di angka 0,17%.
Pada penutupan perdagangan hari ini Jumat (23/10), IHSG menguat 0,40% ke level 5.122,19.
Anugerah Zamzami Nasr, analis Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, pergerakan IHSG yang cenderung tipis pekan ini disebabkan sepinya sentimen dari dalam negeri.
Hasilnya menunjukkan IHSG hanya bergerak 71 poin dalam lima hari perdagangan.
Jika dilihat dari penggeraknya, penguatan tipis IHSG seminggu ini ditopang oleh penguatan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang naik 9,5%, yang menyumbang 17,1 poin terhadap IHSG.
Baca juga: IHSG Merosot di Perdagangan Kamis 22 Oktober 2020, 10 Saham Ini Dikoleksi Asing
Baca juga: IHSG Jauh Dari Zona Hijau, 10 Sektor Ini Malah Membebani
Baca juga: IHSG Melemah, Asing Beli BBRI, TLKM, dan BTPS
Asing juga nampak memborong saham ASII, dengan jumlah net buy Rp 545 miliar di pasar reguler dalam sepekan.
Namun, IHSG juga diberatkan oleh pergerakan saham blue chips lain seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Keempat saham ini berkontribusi -30,4 poin pada IHSG sepekan ini.
“Saham rokok cukup tertekan karena berita cukai, dan TLKM masih tertekan seiring asing yang masih terus melakukan net sell. Sepekan ini sudah mencapai Rp 850 miliar,” ujar Zamzami kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10).
Kontan.co.id mencatat, Kementerian Keuangan memastikan tarif cukai rokok pada 2021 akan naik.
Baca juga: Kelemahan UU Cipta Kerja Menurut Legislator PKS, Benarkah Hanya Mudahkan Investasi?
Baca juga: Jadi Salah Satu Investasi Favorit Generasi Milenial, Ini Lima Kelebihan Investasi Emas
Baca juga: BREAKING NEWS: Seprovinsi Jambi, Sudah 28 Orang Dokter Terpapar Covid-19
Kabar yang berembus, pemerintah akan menaikkan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 17% untuk tahun depan.
Adapun sentimen lain yang menggerakkan IHSG pekan ini datang dari rilis produk domestik bruto (PDB) China dan pembicaraan stimulus fiskal Amerika Serikat (AS).
Untuk pekan depan, seiring hari perdagangan bursa yang hanya dua hari, Zamzami menilai kemungkinan besar pergerakan IHSG akan masih tipis-tipis saja.
Hal ini seiring sikap investor yang menanti rilis data ekonomi dalam negeri pada awal November, termasuk rilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga pada 5 November 2020 nanti.
Selain itu, pasar juga menanti hasil pemilu AS. Dus, pekan depan IHSG diprediksikan bergerak sideways di kisaran support 5.084 dan resistance 5.135.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "IHSG naik tipis 0,17% sepekan, wacana cukai rokok jadi pemberat"