Berita Jambi
Inilah Tiga OPD di Jambi yang Serapan Anggaran 2020 Rendah, Pemprov Jambi Baru 50 Persen Lebih
Hingga pertengahan Oktober 2020 serapan anggaran Pemprov Jambi berada di angka 50 persen lebih.
Penulis: Zulkipli | Editor: Nani Rachmaini
Serapan Anggaran Pemprov Jambi Baru Capai Sekitar 50 Persen Lebih
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hingga pertengahan Oktober 2020 serapan anggaran Pemprov Jambi berada di angka 50 persen lebih.
Beberapa OPD tercatat serapan anggarannya tergolong rendah, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan dan Dinas PUPR.
Pjs Gubernur Jambi Restuardy Daud menyampaikan pihaknya optimis serapan anggaran bisa mencapai 90-95 persen hingga akhir tahun nanti.
"Saya kira secara umum setelah dievaluasi tadi sebenarnya sudah di atas 50 persen," kata Ardy Daud.
Sambug Ardy, karena ada beberapa anggaran yang langsung ditransfer dari pusat ke rekening penerima.
Seperti dana BOS yang anggarannya cukup besar.
"Kami hanya mencatatkan, tapi kita masih mencantumkan sebagai bagian yang diperhitungkan."
"Kalau itu dikeluarkan kita mencapai 50 persen lebih," jelasnya.
Selain itu di Dinas Perhubungan ada anggaran embarkasi haji yang dianggarkan sebesar Rp17 Miliar yang tidak terserap karena tidak adanya pemberangkatan haji tahun ini.
Sambung Ardy ada beberapa kegiatan yang sebebarnya sudah dilaksanakan, dan tinggal menunggu pencairan.
Sehingga catatan serapan masih rendah.
"Saya berharap sesuai yang didiskusikan sore ini bisa dilaksanakan," sebutnya.
Nilai Investasi di Provinsi Jambi Mencapai Rp3,52 Triliun
Realisasi investasi Provinsi Jambi hingga triwulan tiga 2020 sudah mencapai Rp3,52 triliun.
Jumlah ini masih butuh Rp1,2 triliun untuk mencapai target Rp4,7 triliun.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jambi Imron Rosyadi. Dia optimis bisa mencapai target yang ditetapkan.
"Dari target Rp4,7 T di tahun 2020, kita masih punya waktu triwulan ke empat untuk mencapai target RPJMD 2016-2021 yaitu Rp4,7 T," jelasnya.
Hanya saja, Imron belum bisa merinci besaran Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk triwulan tiga.
Ia menyebutkan data belum disampaikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKIPM). "Belum dapat rinciannya, blm dikirim BKPM RI," jelasnya.
Imron menjelaskan, untuk yang info yang telah didapatkan pihaknya pada Triwulan dua yakni pada April hingga Juni realisasi mencapai Rp1,12 Triliun.
Imron menyebut PMDN menjadi penyumbang terbesar sebanyak Rp952 Miliar (M).
“Untuk PMDN tren investasi pada bidang usaha tanaman pangan perkebunan, ternak dan industri makanan mengalami peningkatan,” sampainya.
Sementara untuk PMA menyumbangkan sebesar Rp175 M pada triwulan II.
Tren bidang usahanya seperti transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri makanan dan jasa lainnya, yang sektor PMA ini paling banyak berada di Kota Jambi.
Sedangkan untuk rekapan per semester, Imron mengatakan nilai per semsternya lebih rendah dibandingkan angka pada 2019 lalu.
“Untuk semester tahun ini Rp2,244 T, lebih rendah disbanding tahun lalu sebesar Rp2,290 T,” ujarnya.
Penurunan investasi ini, kata Imron dikarenakan adanya pandemi Covid 19 berpengaruh terhadap capaian realisasi.
(tribunjambi/zulkifli azis)