Lapak UMKM Jambi

UMKM di Handil Jaya yang Sukses Menghadirkan Kembali Kue Kembang Goyang, Kudapan yang Hampir Punah

Kuliner tradisional Jambi ini, dulunya kue wajib yang ada di setiap rumah ketika hari raya. Namun saat ini sudah jarang sekali yang menyuguhkan

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
Instagram/dhimastribagus
Kembang goyang 

Sehingga menjelang Idul Adha 2020 kemarin dia mulai fokus untuk memasarkan Kuliner Jambi ini.

Satu bungkus Nina hanya membandrol seharga Rp 15 ribu.

Saat ini Kembang Goyang Bunda Aisyah memiliki tiga varian rasa, varian manis,Asin dan Pedas.

Tiga varian ini memiliki kekhasan dan keunikan masing masing seperti Rasa pedas.

Rasa pedas di Kembang Goyang Bunda Aisyah berasal dari cabe rawit setan.

Walaupun menggunakan cabe rawit setan tapi rasa pedasnya itu tidak menyiksa.

Kombinasi, pedas, asin dan gurih ditambah dengan teksturnya yang garing menyerupai kerupuk.

Tak jarang varian ini dijadikan teman makan nasi pengganti kerupuk.

CirengPop Ditampilkan untuk Menggoda Kalangan Atas & Berhasil Diterima Pasar

Sementara itu, ada juga jajanan khas di Kota Jambi lainnya.

Cireng Pop jajanan pasar ini disulap Edi Hartanto menjadi makanan kelas atas yang begitu menggugah rasa ( UMKM Jambi ).

Edi mengatakan, dia perlu melakukan berbagai uji coba yang tidak sebentar untuk menjadikan cireng ini menjadi jajanan kelas atas ( kuliner Jambi ).

“Pengemasan yang pas juga perlu dipikirkan,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberpa hari yang lalu ( tempat makan di Jambi ).

Dikemas dengan tren kekinian, cireng ini pun dipasarkan di mal-mal terkenal di Kota Jambi seperti Jamtos, WTC, dan Swalayan Meranti ( tempat kuliner di Jambi ).

Selain itu, pemberian topping yang sesuai selera kaum milenial menjadikannya begitu laku di pasaran.

Cirengpop Lada hitam
Cirengpop Lada hitam (tribunjambi/yon rinaldi)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved