Kejamnya Penjajahan Jepang, Kisah Budak Pemuas Nafsu Tentara Jepang, Satu Wanita Layani 50 Orang

Meskipun menjajah saudara sendiri di Asia, ternyata penjajahan Jepang sangatlah keji, terlebih perlakuannya pada wanita di negara jajahannya.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
eva.vn
Para wanita yang dipaksa jadi budak nafsu tentara Jepang 

TRIBUNJAMBI.COM - Seperti kita ketahui, Jepang adalah negara Asia paling kuat pada masa Perang Dunia II, bahkan banyak negara Asia yang menjadi korban jajahannya.

Meskipun menjajah saudara sendiri di Asia, ternyata penjajahan Jepang sangatlah keji, terlebih perlakuannya pada wanita di negara jajahannya.

Hal itu diungkapkan oleh Lee Ok-Seon, seorang mantan budak nafsu di era penjajahan Jepang dari Korea Selatan.

Diperkirakan pada tahun 1945, sekitar 50.000-200.000 perempuan dibawa ke rumah bordil milik militer Jepang.

Baca juga: Wakil Fachrori Umar Tidak Ingin Kualitas Pendidikan Jambi Merosot Gara-gara Sulit Signal

Baca juga: Download Lagu Cover Selow - Via Vallen Versi Dangdut Koplo, Tersedia Kumpulan Lagu Dangdut Lainnya

Wanita-wanita ini sebagian besar berasal dari Korea, China, dan Asia Tenggara, mereka disiksa diperkosa dan dibiarkan kelaparan.

Banyak orang yang mandul dan memiliki penyakit seksual menular, karena penyalahgunaan yang mengerikan.

Mereka yang mencoba melarikan diri ditangkap dan dibunuh, mereka yang melarikan diri biasanya menolak untuk menjadi penghibur tentara Jepang selama Perang Dunia II.

Banyak wanita penghibur yang menyembunyikan masa lalu mereka karena malu.

Pada tahun 1991, Kim Hak-Soon, dari Korea Selatan, adalah yang pertama berbicara untuk keadilan, sejak saat itu banyak yang mulai menceritakan kisahnya.

Termasuk Lee Ok-Seon, yang kini telah berusia 92 tahun dia telah diasingkan selama 55 tahun.

Kemudian, setelah kembali dia tinggal di panti jompo.

Kisah hidup Lee Ok-Seon sungguh tragis, terlahir dari keluarga miskin pada usia 15 tahunn dia sudah mencari pekerjaan.

Pada saat itu, Jepang bergabung dalam Perang Dunia II,  dan melawan sekutu Inggris dan Amerika.

Pada 29 Juli 1942, Lee ditangkap oleh dua pria satu orang Jepang dan satunya orang Korea.

Dia diseret dan dibawa ke stasiun Ulsan, lalu dilemparkan ke gerbong yang penuh wanita yang ditangkap.

Mereka kemudian dibawa ke Provinsi Jilin, Chini, distrik militer yang dikuasi Jepang.

Baca juga: Prakiraan Cuaca 14 Oktober 2020 Lengkap 33 Kota Besar Indonesia, Ada Beberapa Wilayah Hujan Lebat

Wanita yang tertangkap itu, dikurung dan sekap dalam ruangan yang buruk dibiarkan kelaparan hingga menunggu waktunya mereka dipaksa keluar.

Mereka diperlakukan sebagai budak nafsu, setiap wanita dipaksa melayani setidaknya 40-50 pria setiap harinya, jika menolak akan dipukuli.

Sama  dengan Lee Ok-Seon, wanita bernama Chong Ok-Sun juga alami hal yang sama dengan Lee, dia diculik oleh tentara Jepang dan dipaksa menjadi budak nafsu pada usia 13 tahun.

Dia dibawa dengan truk lalu dibawa ke kantor polisi lalu diperkosa oleh petugas polisi, lalu diserahkan ke Jepang.

 Sehari mereka dipaksa melayani setidaknya 50 pria.
 Lebih tragis lagi, Jika Chong menolak mereka organ intimnya akan disumpal dengan kain lalu dibakar, sampai dia mau mengikutinya.

Chong menjelaskan, bahwa jika ada gadis yang berkata tidak sopan hingga membuat mereka marah akan berakhir dipenggal, lalu tubuhnya dilemparkan ke danau.

Sebagian besar tentara Jepang dikatakan tidak menggunakan kondom saat berhubungan badan, sehingga mereka menyebarkan penyakit menular.

Para wanita yang dirawat diberi metode yang sangat negatif, diberi arsenik dengan dosis tinggi atau merkuri, sehingga mereka menjadi tidak subur.

Dalam kesaksiannya tahun 1966, Chong mengatakan seorang gadis yang terinfeksi penyakit kelamin telah menginfeksi 50 tentara.

Untuk mencegah dan mensterilkan penyebaran penyakit, batang besi dimasukkan ke dalam alat kelaminnya. Jika mereka hamil akan dipaksa untuk melakuka aborsi.

Tahun 1945 saat Jepang kalah perang, Chong mencoba melarikan diri tapi dia tertangkap lalu disiksa secara brutal di bibir, payudara, dan perutnya sampai pingsan.

Saat dia terbangun sudah dilemparkan disis gunung, dia dibawa kembali ke Korea.

"Saya kembali dengan bekas luka, tanpa emosi dan tidak tahu bagaimana berkomunikasi pada usia 18 setelah 5 tahun menjadi budak nafsu bagi orang Jepang," katanya.(*)

SUMBER: Bangkapos

Baca juga: Heboh Aksi Nikita Mirzani dan Dinar Candy Mandi Bareng Tanpa Bra, Ternyata Ingin Sampaikan Misi Ini

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved