Berita Sarolangun

DP3A Sarolangun Kesulitan Sosialisasi Pendidikan Seksual Dini, Sampai Ada Ibu Tega Bela Suami Mesum

Mislawati Kabid Anak DP3A Sarolangun mengatakan, tahun lalu pihaknya mengedukasikan pada guru agar dapat menyampaikan kepada orang tua.

Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Rifani
Mislawati Kabid Anak Dinas PPA Sarolangun 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sarolangun terkandala untuk melakukan sosialisasi pendidikan seksual dini karena Covid-19.

Mislawati Kabid Anak DP3A Sarolangun mengatakan, tahun lalu pihaknya mengedukasikan pada guru agar dapat menyampaikan kepada orang tua.

"Ada juga kelompok lembaga PATBN, jadi kami memberitahukan agar PATBN mengajak warganya menjaga dan memperhatikan anak di lingkungan sekitar tempat tinggal, jikalau ada kejadian maka yang akan memberitahu bke kita adala PATBN tersebut yang tersebar di beberapa kecamatan di Sarolangun," katanya, Selasa (13/10/2020).

Beberapa wilayah di Kabupaten Sarolangun masyarakat kurang merespon kegiatan sosialisasi terhadap anak, padahal tingkat kekerasan seksual anak di Sarolangun cenderung tinggi.

Baca juga: VIDEO Viral Anak Sultan Ikutan Aksi Demo UU Cipta Kerja, Total Pakai Outfit Puluhan Juta

Baca juga: Download Lagu Dangdut Koplo Terbaru Happy Asmara Full Album 2020, Dirabi Mantan - Tak Lalekne Kowe

Baca juga: Segini total Aset Merger Bank Syariah Pelat Merah Jika Digabungkan

"Ada juga yang merespons karena mereka paham bahwa tujuan untuk anak dan keluarga dia di sekitar terhindar dari kekerasan anak," sambungya

Hal kekerasan ini sering terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang tua, namun beberapa kekerasan terjadi ulah orang tua kandung sendiri.

"Ada dari paktor ekonomi, ibu mencari uang jadi anak kurang terawasi dan komunikasi antara anak dan ibu," kata Kabid Mislawati.
Ia juga memberitahu salah satu contoh kasus yang aneh, di kecamatan Cerminan Gedang terjadi kasus kekerasan seksual terhadap anaka, namun ibu dari sikorban malah membela suaminya yang telah melecehkan anak kandung sendiri.

"Karena ketidak mampuan mencari nafkah, akhirnya ibu tersebut membela suami yang melakukan kekerasan seksual terhadap anak, dan mencabut kasus tersebut, namun hal itu tidak bisa karena anak-anak di lindungi oleh undang-undang," jelas Mislawati.

Namun hal itu menjadi satu-satunya kasus yang rela membela pelaku kekerasan terhadap anak kandung di Sarolangun.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved