Inflasi Jambi
Tarif Pelanggan PLN Jadi Penahan, Inflasi Oktober 2020 di Provinsi Jambi Diprediksi Tetap Terkendali
Secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 0,99% (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 0,96% (ytd)
TRIBUNJAMBI.COM - Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memprediksi tekanan inflasi Oktober 2020 di Provinsi Jambi diprakirakan tetap terkendali.
Mengutip dari siaran pers Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jambi, tekanan inflasi utamanya akan didorong oleh berkurangnya pasokan bahan pangan.
Di sisi lain, terdapat kebijakan penurunan tarif pelanggan PLN golongan rendah yang berlaku sejak 1 Oktober 2020.
Kebijakan ini merupakan salah satu insentif yang diberikan oleh Pemerintah untuk meringankan beban masyarakat di tengah pandemi covid-19.
"Penurunan tarif pelanggan PLN golongan rendah ini diprakirakan dapat menahan inflasi pada Oktober 2020," ujar Suti Masniari Nasution, Kepala KPw BI Provinsi Jambi, Selasa (6/10/2020).
• Kota Jambi dan Bungo Alami Inflasi, Makanan dan Minuman Kelompok Penyumbang Tertinggi
• Bank Indonesia Prediksi Tekanan Inflasi di Jambi Akan Mereda
• Emas Perhiasan Komoditas Utama Pemberi Andil, Agustus 2020 Kota Jambi dan Muara Bungo Inflasi
Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, pada September 2020 Provinsi Jambi mengalami inflasi bulanan sebesar 0,11% (mtm).
Dengan angka tersebut, maka secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 0,99% (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 0,96% (ytd).
Secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang memberikan andil terbesar adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu cabai merah (andil 0,10%), daging ayam ras (andil 0,05%), dan minyak goreng (andil 0,04%) serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga khususnya biaya kontrak rumah (andil 0,04%).

Suti Masniari Nasution menjelaskan secara umum, inflasi Provinsi Jambi disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabai merah seiring dengan berkurangnya stok di tingkat pedagang eceran akibat pasokan yang berkurang dari petani.
Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh berkurangnya stok disertai peningkatan permintaan pada bulan laporan.
Sementara, meningkatnya harga minyak goreng dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit baik di tingkat domestik maupun internasional.
Selanjutnya, inflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga khususnya biaya kontrak rumah terjadi seiring dengan penyesuaian yang dilakukan oleh pemilik properti di tahun 2020.
Lalu kelompok pakaian dan alas kaki mengalami deflasi dan menjadi penahan inflasi pada September 2020.
Beberapa komoditas pakaian dan alas kaki yang mengalami deflasi, yakni gaun/terusan wanita (andil deflasi 0,01%) dan ongkos jahit (andil deflasi 0,01%).
• Naik Rp 3.000 per gram, Ini Daftar Harga Emas di Butik Emas Logam Mulia Aneka Tambang Tbk Hari Ini
• Cara Mendaftar Beasiswa LPDP Kemenkeu RI, Ketahui Persyaratan Umum dan Khusus
• Makanan yang Dapat Meningkatkan Kesuburan, Ada Kuaci, Buah Jeruk, Keju Hingga Buah Delima
"Penurunan harga pada komoditas pakaian dan alas kaki sebagai dampak dari penurunan daya beli masyarakat di tengah pandemi covid-19 yang pada gilirannya mengurangi atau menahan konsumsi pada September 2020," kata Suti.