Kasus Corona di Sarolangun
Jenazah Pasien Reaktif Rapid Test di Sarolangun, Keluarga Ikut Memandikan & Memakamkan, Sempat Ribut
Pasien reaktif rapid test yang meninggal dunia di Sarolangun, dimandikan dan dimakamkan oleh keluarganya sendiri, dengan kenakan APD
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
Jenazah Pasien Reaktif Rapid Test di Sarolangun, Keluarga Ikut Memandikan & Memakamkan, Pakai APD
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pasien reaktif rapid test yang meninggal dunia di Sarolangun, dimandikan dan dimakamkan oleh keluarganya sendiri, dengan kenakan APD sesuai dengan protokol kesehatan.
dr Bambang direktur RSUD Chatib Azwen menjelaskan, dirinya menghubungi Camat Sarolangun, untuk memberikan pemahaman kepada keluarga pasien, karena pasien tersebut akan diproses pemakaman sesuai protokol kesehatan.
Pada saat itu, pihak keluarga meminta agar ikut serta memandikan dan menguburkan pasien, dan tentunya pihaknya tidak menolak tapi dengan syarat harus menggunakan alat pelindung diri (APD) sebagaimana tim pemakaman pasien.
"Kita siapkan APD bagi keluarga untuk ikut serta bersama tim."
"Dan ketika sudah di dalam mobil itu sudah safety, pasien sudah dikafani dibungkus dengan plastik khusus dimasukkan ke dalam peti, dan itu steril dengan kita siram pakai disinfektan agar tidak ada penyebaran di luar peti," katanya, Selasa (6/10/2020).
Pada saat proses pemakaman pasien sempat ada keributan dengan pihak keluarga pasien dan masyarakat.
Kata Bambang, saat itu terjadi miskomunikasi sehingga muncul isu negatif yang membuat rasa ketidakpuasan pihak keluarga terkait keputusan pemakaman pasien secara protokol kesehatan Covid-19.
"Ada sedikit miskomunikasi saja, masyarakat merasa tidak puas dengan keadaan yang harus diterima, karena kita menetapkan setiap pasien yang hasil rapid testnya reaktif lalu meninggal dunia sebelum di-swab, mau tak mau kita tegas bahwa tetap kita lakukan pemakaman secara protokol kesehatan, ini yang ketiga kalinya, dan yang lainnya berjalan aman," katanya.
Ia menyebutkan dalam pemakaman pasien tersebut, dirinya harus mengeluarkan biaya sendiri untuk pembelian peti jenazah pasien tetsebut, karena saat ini tidak ada anggaran tersedia soal pemakaman jenazah Covid-19.
Namun, kedepan pihak rumah sakit akan mengusulkan ke tim satgas covid-19 untuk disiapkan anggaran dalam proses pemakaman pasien positif covid-19 yang menunggak dunia ataupun pasien reaktif rapid test.
"Pemakaman itu sumbangsih saya, karena tidak ada dananya, dan memang saat ini kita belum ada menganggarkan maka saya berinisiatif memberikan sumbangsih kepada masyarakat ini dengan membeli peti sesuai protokol kesehatan," katanya.
Berbeda, direktur rumah sakit Langit Golden Medika (LGM) Mahyudin menerangkan, bahwa pasien tersebut di-rapid test dua kali, setelah dua-duanya dinyatakan reaktif maka langsung dilimpahkan ke RSUD Chatib Azwen.
Dikebumikan, dengan protokol kesehatan
Warga pasien rapid test meninggal dunia dimakamkan secara protokol kesehatan di pemakaman Covid-19 RSUD Chatib Azwen, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Pasien tersebut sempat dirawat selama satu hari satu malam setelah dirujuk dari rumah sakit swasta Langit Golden Medika (LGM) Sarolangun, SS warga Kecamatan Sarolangun tersebut berusia 51 bekerja sehari-hari menjadi tukang ojek.
Direktur RSUD Khotib Quzwein Sarolangun, dr Bambang Hermanto mengatakan,
pasien tersebut meninggal dunia, pada hari Senin (05/10/2020) dini hari sekitar pukul 01.10 WIB, di RSUD Sarolangun.
"Pasien SS (51) sakit dengan gejala sesak napas, demam tinggi, batuk-batuk dan juga ada riwayat penyakit," kata Bambang Hermanto, Selasa (6/10/2020).
Bambang menjelaskan, pemakaman pasien secara protokol kesehatan Covid-19 ini dikarenakan hasil rapid test yang dilakukan terhadap pasien menunjukkan reaktif IGG dan IGM.
"Sehingga untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jikalau pasien ternyata positif terinfeksi virus tersebut," sambung dr Bambang.
"Saya minta harus bagaimana caranya kita sikapi untuk pemakaman pasien tersebut sesuai protokol kesehatan Covid-19,"
"Karena hasil rapid test menunjukkan reaktif IGG dan IGM, dan kita putuskan sebagai antisipasi dan waspada kita mengambil proses pemakaman secara protokol kesehatan Covid-19," katanya.
Rencananya pasien tersebut hendak dilakukan uji swab, namun tetapi karena waktu itu hari libur, pihak RSUD belum sempat melakukan swab.
Hasil reaktif ini, ditetapkan pasien ini dimakamkan secara protokol kesehatan.
OTG Sarolangun Diimbau Isolasi Mandiri
Pemerintah Kabupaten Sarolangun mengambil kebijakan terkait masyarakat yang positif Covid-19 yang tanpa gejala (OTG) agar melakukan isolasi secara mandiri.
Plt Bupati Sarolangun, Hilalatil Badri menyampaikan, Sarolangun belum memiliki fasilitas rumah singah bagi warga yang positif Covid-19 tanpa gejala.
"Kita menyarankan yang OTG untuk melakukan isolasi secara mandiri, karena dengan isolasi mandiri mereka lebih cepat meningkatkan imunitas tubuh, dan enjoy," katanya, Minggu (4/10/2020).
Ia menjelaskan bahwa pengalaman dari sebelumnya melakukan isolasi justru orang yang terkena sehatnya lambat, ketika diberikan kesempatan isolasi mandiri ternyata sehatnya lebih cepat.
"Kalau memang betul-betul butuh dirawat baru kita rawat di rumah sakit," pungkas Hilalatil Badri.
• Menikmati Hari yang Berwarna-warni di Taman Sungai Kota Baru Kota Jambi, Bersepeda & Selfie
• Arti Mimpi Tersesat di Hutan bahkan di Jalan, Pertanda Apa? Ada yang Kamu Abaikan di Dalam Hidup
• Penyidik KPK Perpanjang Lagi Masa Penahanan Cornelis Buston, AR Syahbandar, & Chumaidi Zaidi