Ekspor Karet Petani Jambi Mulai Normal Kembali, Menyentuh Angka Rp 8 Ribu

Harga karet di tingkat petani kini relatif normal. Saat ini mencapai Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogram. Ini disebabkan ekspor karet sudah normal

Penulis: Zulkipli | Editor: Rahimin
istimewa
Petani Karet yang sedang menyadap getah karet. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Zulkifli

JAMBI, TRIBUN - Harga karet di tingkat petani kini relatif normal. Saat ini mencapai Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram. Ini disebabkan karena ekspor karet sudah normal.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal mengatakan, semula karet di Provinsi Jambi sempat mengalami penurunan harga, yakni sebesar Rp 5.000 dan Rp 6.000 per kilogram.

Namun, untuk di negara Eropa dan Asia, perlahan mereka sudah membuka keran impor, sehingga membuat harga karet bertahan.

Cari Dua Adiknya Yang Depresi, Anggota Provost Polres Muba Ini Tewas Tenggelam

Netizen Heran Kok Bisa Wajah Suami Baru Meggy Wulansari Mirip Kiwil: Tapi Masih Gantengan yang Lama!

Masih Ada 20 Konflik Lahan di Jambi, 92 Persen Kawasan Hutan Dikelola Korporasi

"Karet kita ini diekspor juga ke Jepang dan China. Kebetulan di sana tak lagi lockdown," katanya, Minggu (27/9).

Meningkatkannya wabah Covid-19 di Indonesia, termasuk Provinsi Jambi akhir-akhir ini, membuat Agus khawatir akan mempengaruhi keran ekspor ke luar negeri.

Namun, sampai saat ini belum ada kendala. Tapi, jika negara ekspor kembali menerapkan lockdown maka berdampak pada turunnya harga karet.

Pengepul karet di Batanghari.
Pengepul karet di Batanghari. (istimewa)

"Kalau sekarang yang masih lockdown di Iran. Cuma kita tidak melakukan ekspor ke sana," tuturnya.

Lanjut Agus, harga karet di Provinsi Jambi sedikit ada perbedaan di tingkat petani dan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di setiap kabupaten. Saat ini di tingkat UPPB berkisar Rp9.556 per kilogram.

Cuaca Kota Jambi dan Sebagian Wilayah Hari Ini Diperkirakan Terjadi Hujan Ringan

UPDATE Total Positif Covid-19 Ada 275.213 Kasus, Provinsi Jambi Bertambah 21 Orang Terpapar

Heboh Isi Chat WA Lesty Kejora Bocor, Bukti Diam-diam Bayari MC Nikahan Rizki DA dan Nadya Mustika?

"Perbedaannya sekitar Rp2 ribu per kilogram, jadi memang ada perbandingan sedikit," sebutnya.

Tingginya harga karet pada tingkat UPPB ini disebabkan karena adanya program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang sudah mulai membeli karet warga.

Kementerian PUPR akan memproduksi aspal dari bahan karet dengan kadar air 58 persen.

Anggaran yang telah disediakan dari Kementerian PUPR sebesar Rp10 miliar. Ini merupakan dana dari APBN. 

Polemik Pernyataan Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua MPR Ini Duga Gatot Ingin Pengen Jadi Presiden

Silvany Austin Pasaribu di Sidang Umum PBB: Vanuatu Jangan Ikut Campur Urusan Papua

Anak Kandung Dicabuli Sampai Hamil, Pria Ini Tewas Dihajar Sesama Tahanan Polres Serdang Bedagai

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved