Sejarah Indonesia
Soeharto Cuma Bisa Menahan Sakit Ditampar Sosok Pendiri Kopassus Ini, Inilah Profil Alex Kawilarang
Soeharto Cuma Bisa Menahan Sakit Ditampar Sosok Pendiri Kopassus Ini, Inilah Profil Alex Kawilarang
Alex Kawilarang dikenal sebagai seorang yang berdarah militer.
Ayahnya seorang perwira KNIL yang pada tahun 1910 sudah mendapat pendidikan sekolah perwira di Jatinegara.
Alex Kawilarang sendiri setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Bandung masuk CORO (Corps Opleiding Reserve Officieren =Korps Pendidikan Perwira Cadangan).
Pada tahun 1941, Alex Evert Kawilarang masuk Koninklijk Militair Academia=Akademi Militer Kerajaan (KMA), yang dipindahkan dari Breda (Belanda) ke Hindia setelah serbuan Jerman atas Belanda (1940).
• Helmi Cuap-cuap, Komentator Balap Motor Ini Alih Profesi Saat Pandemi Covid-19
• 12 Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19, Sebagian Pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi Tutup Sementara
Karena dinililai sangat cakap, Alex Evert Kawilarang ditunjuk menjadi instruktur pada akademi militer tersebut dan ikut bertempur melawan Jepang, bahkan ia pernah merasakan siksaan sebagai tawanan Jepang.
Pada awal revolusi Alex Evert Kawilarang bersama sejumlah rekannya di CORO dan KMA ikut menyusun tentara keamanan rakyat di wilayah Jawa Barat.
Pada awal 1946 Alex Evert Kawilarang diangkat sebagai Komandan Brigade II untuk wilayah yang mencakup Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan pangkat Letnan Kolonel.
Dalam Agresi Belanda pertama (pertengahan 1947), Alex Evert Kawilarang mendapat ultimatum dari Belanda untuk menyerah.
Akan tetapi, Alex Evert Kawilarang menjawab bahwa ia bersama rekannya lebih suka mati dari pada menyerah.
Kota Sukanegara yang menjadi markas Brigade II direbut Belanda, namun Alex Evert Kawilarang telah bumihanguskan terlebih dahulu.
Seiring dengan berlakunya Perjanjian Renville, Alex Evert Kawilarang ikut pindah ke Yogyakarta.
Pada bulan Agustus 1948 Alex Evert Kawilarang dikirim ke Sumatera untuk ikut mengadakan reorganisasi ketentaraan di sana.
Setelah penyerahan kedaulatan ia diangkat sebagai Panglima Teritorium Sumatera Utara dan berkedudukan sebagai Gubernur Militer (1950).
Alex Kawilarang kemudian ditugaskan untuk menumpas pemberontakan militer Andi Azis di Sulawesi Selatan.
Dalam operasi tersebut ia diangkat sebagai Panglima dari semua satuan (darat, laut dan udara) yang bertugas menjalankan operasi di wilayah Indonesia Timur.