Siasat Pasien Covid-19 Pilih Naik Bus Sekolah Supaya tak Jadi Bahan Gunjingan Tetangga
Tak mau jadi bahan gunjingan tetangga, pasien Covid-19 lebih memilih dijemput bus sekolah dibanding ambulans
Menjadi masalah bagi pria 35 tahun itu justru lingkungan tetangga.
Ia takut istri dan anak-anaknya dikucilkan oleh para tetangga karena terdapat kasus positif Covid-19 di rumah tersebut.
"Maka dari itu kakak saya lebih baik datang sendiri ke Puskesmas dibanding dijemput tenaga medis. Takut beritanya ramai sampai kemana-mana," jelas Alex.
Bahkan, karena terkonfirmasi positif Covid-19, istri kakak Alex bersama tiga anaknya memutuskan pulang ke kampung halaman di Lampung.
Padahal keempatnya sudah dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil uji swab.
Menurut Alex, kakaknya tidak mau keluarganya mendengar gunjingan tetangga bahkan cibiran.
Selain itu, rumah kontrakan pekerja proyek bangunan itu juga akan dibersihkan dulu dengan cairan disinfektan.
Hal itu agar Covid-19 tidak menularkan lagi ke manusia yang berada di dalam rumah tersebut.
Sekira pukul 16.00 WIB, kakak Alex bersama keenam pasien terkonfirmasi positif Covid-19 lainnya keluar pintu utama Puskesmas.
Berbaris tertib, kakak Alex bersama enam pasien lainnya masuk ke dalam bus kuning bertuliskan Bus Sekolah.
Bus itu rencananya akan membawa kakak Alex ke RSD Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalankan isolasi.
Di belakang bus itu mobil ambulan mengiringi. Bus itu juga dikawal dari depan oleh mobil Dishub DKI Jakarta.
Alex hanya berharap satu hal untuk kakaknya yang menjalankan isolasi Covid-19.
"Saya berharap tetangga atau lingkungan kakak saya tidak mendiskriminasi dia. Karena keluarga kami sudah berupaya agar memutus mata rantai maka memilih isolasi ke Wisma Atlet," harapnya.
(Wartakotalive/Desy Selviany)