Kok Bisa Warga China tak Positif Covid-19 Selama 6 Bulan Terakhir?, Begini Cara Cegah Virus Corona
Sabtu (19/9/2020), 19 September menandai enam bulan China tidak memiliki pasien positif Covid-19, yang sebelumnya telah menginfeksi jutaan manusia
Setelah melewati masa-masa sulit, China mulai kembali bangkit, bulan lalu, foto pesta warga Wuhan mendapat sorotan.
Orang-orang bersantai di air, merasakan dunia yang jauh dari apa yang dihadapi negara-negara lain, termasuk AS, India, dan Brasil, ketika berusaha mengendalikan wabah.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science pada bulan April, tindakan keras yang diambil oleh China dalam 50 hari pertama pandemi Covid -19 kemungkinan dapat mencegah 700.000 kasus.
Christopher Dye, profesor zoologi di Oxford Martin School, Universitas Oxford, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan yang dilakukan China nampaknya berhasil.
"Tindakan pengendalian China tampaknya berhasil, dengan memutus rantai penularan, mencegah kontak antara orang-orang yang menular dan rentan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Direktur Institut China di Universitas SOAS London Inggris, mengatakan China memberlakukan penguncian yang paling ketat, sehingga berhasil mencegah wabah.
"China berhasil menahan virus dengan memberlakukan penguncian yang paling ketat dan menjaga agar penguncian terus berjalan sampai mengurangi transmisi lokal menjadi hampir nol.
"Itu diberlakukan secara lokal yang efektif. Penguncian ketika kasus baru muncul dan hampir menutup diri dari pengunjung asing untuk waktu yang sangat lama, wabah saat ini terkendali," katanya.
Shenglan Tang, profesor kedokteran dan kesehatan global di Duke University di North Carolina, mengatakan kehidupan orang-orang telah berangsur-angsur kembali normal di banyak tempat, meskipun memakai masker masih sangat dianjurkan di tempat umum.
"Dibandingkan dengan negara lain, seperti AS dan Inggris, China telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mengendalikan pandemi sejak akhir Januari," kata Tang.
"Faktor keberhasilan penting lainnya bagi China adalah bahwa orang China memiliki kepercayaan yang kuat pada pemerintah dan bersedia bekerja sama dengan apa yang direkomendasikan oleh pemerintah dan para ahli," tambahnya.
Tsang mengatakan China sebagian dapat menerapkan tindakan karena sistem otoriternya.
Sulit bagi sistem demokrasi seperti di Eropa atau Amerika yang berhasil menahan virus, katanya.
"Negara demokrasi lain, terutama Taiwan dan Selandia Baru mengadopsi pendekatan alternatif yang juga berhasil," kata Tsang .
"Penguncian dilakukan dengan ketat di China. Jadi, ya, itu sangat efektif tetapi sulit diterapkan oleh orang-orang di negara demokrasi," ungkapnya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)