Hasil Reaktif Bisa Di Ubah Nonreaktif, Penumpang Ini Dilecehkan Oleh Oknum Petugas Rapit Tes
Seorang penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mengaku jadi korban pelecehan seksual oleh seorang tenaga kesehatan.
TRIBUNJAMBI.COM - Dugaan pelecehan itu terjadi saat korban sedang melakukan rapid test yang memang dapat dilakukan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Seorang penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mengaku jadi korban pelecehan seksual oleh seorang tenaga kesehatan.
Pengalamannya itu diceritakan oleh perempuan itu di akun Twitter @listongs.
• Mudah Dimainkan, Chord Gitar dan Lirik Lagu Sesuatu Di Jogja Dari Adhitia Sofyan
• Ingin Berburu Properti Murah? Rumah Lelang Bekas KPR Dijual di Bawah 80 Persen dari Harga Pasar
• Download Lagu Menemaniku Dari Band Noah Lengkap Dengan Chord gitar dan lirik
Kasus tersebut terlanjur viral di media sosial Twitter.
Pria tersebut yang melakukan rapid test kepada dirinya, saat rapid awal, sempat diklaim bila hasil perempuan muda yang akan terbang ke Nias pukul 06.00 WIB itu reaktif.
Bahkan menurutnya hasil tersebut bisa diubah ke non-reaktif asalkan ada imbalan sejumlah uang.
Tak main-main, oknum dokter tersebut meminta uang sebesar Rp 1,4 juta dan bukti transfernya ia unggah di akun Twitternya yang digunakan untuk menebus hasil non-reaktif.
Lalu, pemilik akun Twitter @listongs juga menceritakan bila dirinya mendapatkan pelecehan seksual arah departure area Terminal 3.
Pelecehan tersebut diceritakannya membuatnya kaget bukan main hingga menangis histeris.
Pria yang diyakini akun @listongs tersebut masih mengiriminya pesan melalui WhatsApp, mencoba untuk menghubunginya.
Cerita di twitter ini pun viral hanya dalam waktu beberapa jam akun @listongs mengunggahnya
Penuturan korban
LHI, korban pelecehan seksual di Bandara Soekarno-Hatta menceritakan pengalaman pahitnya.
LHI diberitakan sebelumnya mendapatkan perlakuan tak senonoh oleh oknum tenaga kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta.
Ia bercerita kejadian itu terjadi pada 13 September 2020 saat ia hendak terbang menuju Nias dari Bandara Soekarno-Hatta.
"Saya penerbangannya pukul 06.00 WIB, engga sempat rapid test di RS jadi saya putuskan di bandara. Jam 04.00 WIB sekalian mau rapid test di Bandara," kata LSI saat dihubungi, Jumat (18/9/2020).
LHI akhirnya memutuskan melakukan rapid test di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang memang disediakan oleh pihak pengelola melalui stakeholder terkait.
Setelah melakukan rapid test, LHI melanjutkan, terduga pelaku pelecehan dan pemerasan tersebut menunjukan kalau hasil testnya reaktif.
"Karena hasilnya itu (reaktif) yasudah saya pikir engga jadi ke Nias karena takut nularin juga di orang-orang kan," lanjutnya lagi.
Di sini cerita mulai memanas sebab, terduga pelaku menyarankan agar LSI melakukan rapid test kembali dengan jaminan hasil nonreaktif.
Setelah LHI mendapat surat rapid test dengan hasil nonreaktif dan hendak menuju keberangkatan, terduga pelaku menghampirinya dan meminta sejumlah uang.
Uang tersebut diakui pelaku sebagai tanda balas budi.
"Orangnya manggil kemudian ngobrol minta duit gitu ya sampai Rp 1,4 juta," kata LHI.
Tak berhenti di situ, terduga pelaku melakukan pelecehan seksual dengan menarik masker LHI dan memaksanya berciuman.
Bahkan, terduga pelaku juga meremas dada LHI sehabis mendapatkan transfer sebesar Rp 1,4 juta.
"Saya nangis mas, kaget. Tapi engga bisa teriak juga," ujar LHI.
Namun karena kondisi Bandara saat itu masih sepi karena waktu menunjukan masih sekira pukul 04.00 WIB, dia merasa tidak bisa melawan dan meminta tolong.
Setelah tiba di Nias, LHI sempat melaporkan kejadian yang dia alami ke aparat setempat.
Namun polisi setempat menyarankan LHI melapor ke polisi di mana tempat kejadian perkara berlangsung.
"Saya juga sudah telfon ke teman saya yang polisi," ujar dia.
Dia berharap bisa melakukan laporan kepolisian melalui jarak jauh karena saat ini LSH menetap di Bali.
Pelaku diusut
Atas viralnya hal tersebut, PT Kimia Farma memberikan perhatian penuh terhadap informasi mengenai kejadian yang dialami salah satu penumpang pesawat terkait layanan rapid test dan pelecehan di Bandara Soekarno-Hatta.
Penumpang berinsial LHI melalui media sosial menceritakan kejadian pemerasan dan pelecehan yang dilakukan oknum petugas layanan medis PT Kimia Farma Diagnostika kepada dirinya saat melakukan rapid test.
Menyusul hal tersebut, PT Kimia Farma Diagnostika dan PT Angkasa Pura II melakukan investigasi internal.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini mengatakan penumpang bersangkutan telah dihubungi oleh perseroan.
"PT Kimia Farma Diagnostika telah menghubungi korban atas kejadian yang dilakukan oleh oknum tersebut," kata Adil dalam keterangannya, Sabtu (19/9/2020)
"PT Kimia Farma Diagnostika akan membawa peristiwa ini ke ranah hukum atas tindakan oknum tersebut yang diduga melakukan pemalsuan dokumen hasil uji rapid test,
pemerasan, tindakan asusila dan intimidasi," tambah dia lagi.
Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan PT Angkasa Pura II sangat menyesalkan adanya informasi ini.
Agus Haryadi menuturkan dukungan diberikan kepada seluruh pihak termasuk keperluan untuk pengecekan CCTV dan lainnya.
• Anda Berencana Menyimpan Uang di Deposito Pekan Depan? Simak Dulu Daftar Bunga di Sini
• Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Salat Fardu, Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya
• Kumpulan Sholawat Nabi SAW, Beserta Artinya, Ibrahimiyah, Nariyah, Munjiyat, dan Nuril Anwar
“Kami sangat memberikan perhatian penuh terhadap adanya informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk sudah berkoodinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini tengah melakukan penyelidikan mengenai hal ini," ucap Agus.
Sumber : Tribunjakarta.com https://jakarta.tribunnews.com/2020/09/19/penumpang-ngaku-dilecehkan-oknum-rapid-test-di-bandara-dimintai-uang-diremas-dan-dicium?page=all.