Karyawan Bank Pasrah Usai 3 Kali Jadi Korban Remas Payudara, Anak Menangis hingga Trauma Dibonceng
FA menceritakan, ia mengalami peristiwa pelecehan pertama kali sekitar setahun lalu ketika ia bersama anaknya hendak ke Kota Tuban untuk menikmati
TRIBUNJAMBI.COM - Nasib malang dialami gadis berinisial FA (29) warga Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuben, Jawa Timur menjadi kobran pelecehan seksual.
Karyawan bank itu rupanya sudah tiga kali mengalami pelecehan seksual dengan cara diremas payudata saat mengendarai motor di jalur Pantura.
Aksi pilu yang dialami karyawan bank itu tak jauh dari pemukiman padat penduduk dan sepi lalu lintas.
FA menceritakan, ia mengalami peristiwa pelecehan seksual pertama kali sekitar setahun lalu ketika ia bersama anaknya hendak ke Kota Tuban untuk menikmati liburan.
Meski demikian, saat dirinya sampai di Desa Gesing, Kecamatan Semanding, ada seorang pria tak dikenal muncul dari belakang menyalipnya.
• Sosok Ini Nekat Beli Celana Dalam Bekas Dinar Candy Seharga Rp 50 Juta, Ternyata Bukan Orang Biasa!
• Uang Dari Djoko Tjandra Dipakai Jaksa Pinangki Beli Mobil dan Bayar Dokter Kecantikan di Amerika
• Mendadak BCL Posting Foto Ashraf Sinclair Tengah Malam, Tulis Pesan Haru di Hari Ultah NOAH
• Emosi Ayu Dewi Kembali Dengar Nama Zumi Zola, Sentil Luna Maya: Lu Kenapa Sih? Gk Usah Disebut Dong!
Tak cuma menyalip, pria itu juga meremas dada FA.
Ketika itu diketahui pelaku mengendarai motor vario hitam, menggunakan masker, helm warna kuning dan jaket jeans serta celana pendek.
"Kejadiannya itu hari Jumat, saya lupa tanggal dan bulannya pokoknya habis magrib," imbuh FA dilansir dari Kompas.com.
Setelah meremas, lanjut FA, pelaku memutar balik kendaraannya dan kembali mengulangi aksi pelecehan seksual terhadap korban.
Karyawati bank yang sedang membonceng anaknya itu tak bisa berbuat banyak ketika kejadian.
Terlebih, anaknya yang masih berusia 10 tahun saat itu pun hanya bisa menangis melihat langsung ibunya menjadi korban pelecehan seksual di jalan raya.
Usai kejadian, korban kemudian menelepon dan meminta bantuan teman-temannya untuk mengantarkan sampai ke rumahnya.
Korban mengaku tidak berani melaporkan segera kejadian pelecehan seksual yang menimpanya ke polisi karena merasa malu.
Terjatuh dari sepeda motor karena ulah pelaku
Kasus berikutnya kembali terjadi dan menimpa FA kali kedua, Rabu (26/8/2020).
Saat itu, korban sedang dalam perjalanan pulang kerja dengan mengendarai sepeda motornya sendirian dari kantornya di Kota Tuban menuju Plumpang.
Sesampainya di jalan raya antara Pakah dan Plumpang, tepatnya di sekitar SMA Negeri 1 Plumpang, korban dipepet oleh pria tidak dikenal.
Pria itu berusaha meremas dadanya, tetapi gagal karena korban berusaha menghalau dengan tangannya.
Sadar jadi sasaran kejahatan, korban berusaha mempercepat laju kendaraannya, namun pelaku masih tetap mengejarnya hingga akhirnya korban terjatuh akibat motornya tersenggol motor pelaku.
"Waktu aku jatuh itu pelaku langsung kabur dan saya ditolong cewek karyawan supermarket yang sebelumnya mengendarai motor di belakangku," imbuh FA.
Seorang cewek yang menolongnya saat terjatuh tersebut, bercerita jika dia juga menjadi korban pelecehan pelaku yang kabur tersebut, tetapi dia memperlambat laju sepeda motornya karena takut terjatuh.
Akibat kejadian tersebut, FA mengalami luka lecet di bagian kaki dan tangan serta luka memar di bagian dada hingga tidak bisa masuk kerja selama seminggu.
Tiga hari kemudian pasca kejadian, Jumat (28/8/2020), FA melaporkan kejadian pelecehan seksual yang menimpanya ke Polsek Plumpang, Tuban, setelah berkonsultasi dengan temannya yang merupakan anggota Polri.
Namun, saat membuat laporan di Polsek Plumpang, Tuban, korban tidak diberi surat tanda bukti laporan kejadian yang menimpanya kali kedua.
"Enggak ngerti, waktu lapor itu ya dicatat sama petugasnya, tapi aku enggak dikasih tanda bukti laporan," kata dia.
Kurang dari satu bulan pasca kejadian yang kedua, FA kembali menjadi korban pelecehan semacam itu.
Menurut FA, kali ketiga terjadi saat dirinya mengendarai sepeda motor dan melintas di jalan raya Pakah-Plumpang, Tuban.
Setibanya di jalan raya sekitar makam Dusun Dempel, Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, korban dibuntuti dari belakang seorang pria tidak dikenal, tiba-tiba meremas dada korban sebelah kanan.
Pelaku saat itu diketahui mengendarai sepeda motor RX King, tidak memakai helm, tetapi memakai masker hitam, kaos lengan panjang warna putih dan celana warna krem serta rambut agak gondrong.
"Setelah meremas dadaku, pelaku langsung kabur melaju cepat arah ke selatan," ujar dia.
Mendapatkan pelecehan yang berulang-ulang dari orang tidak dikenal membuat korban saat ini merasa trauma dan merasa was-was saat berkendara di jalan raya.
Bahkan, anaknya yang pernah melihat langsung kejadian pelecehan seksual yang menimpanya, kini juga merasa trauma dan tidak mau dibonceng sepeda motor saat melintas di jalan raya.
"Anakku loh sampai sekarang takut kalau saya bonceng ajak lewat jalan raya, mulai kejadian yang pertama," tutur dia.
Untuk kejadian yang ketiga, FA telah melaporkannya ke polisi pada 10 September 2020 kemarin di Polsek Plumpang dengan nomor laporan polisi LP/B/08/IX/2020/JATIM/POLRES TUBAN/POLSEK PLUMPANG.
Kapolres angkat bicara
Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono mengatakan, saat ini jajarannya telah melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku yang melakukan aksi teror remas payudara tersebut.
"Yang jelas kalau ketemu pelakunya pasti kami tangkap," kata Wicaksono saat dihubungi Kompas.com.
Pihaknya juga sedang melakukan identifikasi kejadian dan pemetaan di lapangan untuk mengetahui modus operasi tindakan serta kesamaan rentang waktu di setiap kejadian.
Sebab, dari hasil identifikasi, setidaknya pihak kepolisian dapat mengetahui kecenderungan pelaku memang murni pelecehan atau pelaku ada upaya tindak pidana yang lain.
"Kami akan dalami kejadiannya, apakah pelaku, waktu dan lokasi kejadian itu berbeda atau sama, kalau sama berarti jalur tersebut memang rawan, dan akan dilakukan patroli keamanan pada jam-jam rawan," terang dia.
Polisi mengimbau kepada warga terutama para wanita pengendara motor agar selalu waspada terhadap tindak kejahatan yang ada di sekitarnya.
"Kalau memang ada bahaya mengancamnya, segera meminta pertolongan, minimal kalau ada warung terdekat bisa berhenti di warung untuk mengamankan diri dulu," terang dia.
Dia menyarankan agar warga yang menjadi korban pelecehan remas payudara atau kejahatan lainnya tidak takut untuk segera melapor ke kantor polisi terdekat.
"Sebab, dengan laporan warga yang menjadi korban kejahatan tersebut kami dapat melakukan tabulasi data sebagai bahan untuk mengungkap kejahatan serupa di Tuban," ujar dia. (TRIBUNJAKARTA/KOMPAS)