Kisah Kopassus Masuk Dalam Markas Musuh, Dari Ketemu Ular Kobra Hingga Ketawan Anjing Penjagaan
Satu di antara misi Kopassus yang menarik adalah upaya penangkapan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara
TRIBUNJAMBICOM - Boleh dikatakan, Kopassus juga dianggap sebagai satu di antara kekuatan militer yang disegani di dunia.
Sejumlah misi pun pernah diselesaikan Kopassus dengan sukses.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) adalah komponen paling penting dalam tubuh TNI AD.
• Alfred Riedl Meninggal Dunia, Biodata dan Karir, Serta Memori Fantastis Piala AFF 2010
• Sedang Tayang Timnas U19 Indonesia vs Kroasia, Tonton Live Streaming via Net TV & www.mola.tv
• Ini Penyebab Harimau Di Maharani Zoo dan Goa Tampak Kurus
Dalam misi tersebut, sempat terjadi duel maut antara pimpinan tim halilintar Kopassus, Kapten Hendropriyono melawan petinggi PGRS/Paraku yang bernama Ah San
Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha Menumpas Gerakan Klandestin' yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2013, info soal Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy
Siat Moy mau membantu Kopassus dengan syarat Ah San tak dibunuh.
Maka, Hendro pun memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Setiap personel dilengkapi dengan handy talky (HT).
3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.
Kecepatan merayap pun ditentukan.
Kode hijau artinya merayap 10 meter per menit, kode kuning berarti lima meter per menit.
Sedangkan kode merah artinya berhenti merayap.
Ditargetkan mereka bisa sampai di titik terakhir pukul 22.00.