Survei LSI, Partisipasi Pemilih Berkurang Ikut Pilkada Saat Situasi Pandemi Covid-19
Djayadi Hanan, menyatakan, ada potensi penurunan partisipasi pemilih sebanyak 20 hingga 60 persen di Pilkada Serentak 2020
TRIBUNJAMBI.COM - Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 digelar di tengah pandemi Covid-19. Yakni 9 Desember 2020.
Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia ( LSI), Djayadi Hanan, menyatakan, ada potensi penurunan partisipasi pemilih sebanyak 20 hingga 60 persen di Pilkada Serentak 2020 mendatang.
Hal ini disebabkan masih banyak pemilih yang enggan datang ke TPS karena situasi pandemi Covid-19 saat ini.
• Banyak Pekerja Belum Terima Subsidi Gaji dari Pemerintah, Ternyata Ini Alasan dari Menaker
• Ternyata Bagian Tubuh Reino Barack Ini yang Disukai Syahrini, Incess Sebut Samurai Suaminya Panjang!
• Lihat Mama Muda di Tungkal Mandi Sendirian, Teman Suami yang Bertamu Nekat Tarik Keluar Kamar
"Katakan ada sekitar 20-46 persen masyarakat yang enggan atau kemungkinan besar tidak mau datang ke TPS, itu artinya potensi penurunan partisipasi," kata Djayadi dalam diskusi daring "Pilkada dan Konsolidasi Demokrasi Lokal", Sabtu (5/9/2020).
Angka tersebut didapatkan LSI setelah melakukan survei mengenai Pilkada 2020 di belasan daerah yang mengikuti pilkada.
Namun, dalam kesempatan itu Djayadi tidak menjelaskan secara rinci soal metode dan responden survei.

Djayadi menjelaskan, tingat partisipasi Pilkada 2018 yaitu sebanyak 73,42 persen. Menurut dia, penurunan partisipasi secara tajam tentu akan menimbulkan pertanyaan.
"Tentu secara politik menjadi pertanyaan kalau pilkada ini terlalu tajam penurunan partisipasinya. Bukan karena pemilih tidak mau ke TPS, tapi karena pemilih punya ketakutan datang ke TPS akibat pandemi," ujarnya.
• Tengah Malam Seorang Duda Kedatangan Tamu Wanita, Begitu Ketahuan Ternyata Istri Orang
• Hasil UEFA Nations League Tadi Malam Lengkap, Kejutan Spanyol Swiss dan Jerman Jauh
• Kondisi Asmirandah dan Jonas Rivanno Lagi Panas Gara-gara Sayur Asam, Kini Terungkap
Persoalan lain yang dicatat LSI dalam pelaksanaan pilkada pada 9 Desember, yaitu tentang kampanye para pasangan calon kepala daerah. Di masa pandemi ini, petahana memiliki keleluasaan untuk tampil di publik.
Sementara itu, kampanye daring yang akan dijalani paslon lainnya terkendala menjangkau masyarakat yang tidak punya akses internet.
"Kampanye daring sulit menjangkau pemilih tanpa akses internet, itu bagaimana caranya pemilih tanpa akses internet punya kesempatan dapat sosialisasi tanpa menimbulkan masalah dari sisi kesehatan," kata Djayadi.
Ia sendiri mengaku khawatir penyelenggaraan Pilkada 2020 menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Djayadi berharap penyelenggara pemilu dapat mendisplinkan proses pelaksanaan pilkada secara agar berlangsung aman dan tertib.
• Download MP3 DJ Pip Pip Calon Mantu Full Bass New Remix 2020 Tik Tok, Lengkap dengan Lirik Lagu
• Luna Maya Mendadak Ingat Ariel NOAH Setelah Alami Hal Ini, Lagi Digoda Sama Anak Band Lagi?
• Suami Termenung, Warga Temukan Mayat Dibawah Kasur yang Sudah Membusuk, Pelaku Orang Terdekat
"Saat melihat pendaftaran hari pertama, kekhawatiran saya itu makin meningkat bahwa pilkada bisa jadi super spreader Covid-19, jadi klaster baru Covid-19," ujarnya.
"Mungkin yang dikontrol langsung penyelanggara bisa disiplinkan, seperti proses di TPS. Tapi kampanye siapa yang bisa menjamin?" kata Djayadi Hanan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilkada 2020 di Tengah Pandemi, LSI Ungkap Potensi Penurunan Pemilih",