Tragedi G30 S PKI

CERITA Burhan Kapak, Algojo Pembunuh Orang PKI Usai Tragedi G30 S/PKI, Bawa Kapak Kemana-mana

CERITA Burhan Kapak, Algojo Pembunuh Orang PKI Usai Tragedi G30 S/PKI, Bawa Kapak Kemana-mana

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Via Tribun Kaltim
Ilustrasi algojo dalam kisah kelam G30 S PKI 
TRIBUNJAMBI.COM - Peringatan tragedi kekejaman 30 September tahun 1965-1966 akan dirasakan pada akhir bulan ini.
Pastinya cerita sejarah kelam Indonesia itu kembali membanjiri portal-portal berita mengenai berita G30 S/PKI.
Namun dari setiap cerita yang muncul di peringatan peristiwa itu. Pastinya cerita pembunuhan Jenderal yang paling sering diperdengarkan.
Lalu bagaimana dengan cerita hilangnya Komunis di Indonesia. Berikut tribunjambi.com mengutip tribunnewswiki.com membahas sosok algojo pembunuh PKI di Indonesia.

Julukan tersebut ia dapat saat terjadi konflik yang disebabkan peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965-1966.

Burhan mengakui bahwa ia sering membawa kampak / kapak berukuran panjang untuk memburu orang yang diduga beraliran Komunis.

Burhan mempunyai prinsip "Daripada dibunuh, lebih baik membunuh"

Kebencian Burhan terhadap orang-orang PKI bermula saat ia mahasiswa.

Saat mahasiswa, ia adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Burhan menganggap bahwa orang komunis adalah musuh semua agama.

Ia mendasari keyakinannya karena fatwa Muktamar Majelis Ulama Indonesia di Sumatera Selatan pada pertengahan 1962.

MUI Sumatera Utara saat itu menyatakan bahwa "komunisme haram karena ateis".

"Mulai saat itu, saya berpikir, orang PKI kalau bisa dibina ya dibina, kalau tidak mau ya dibinasakan", kata Burhan.

Orang-orang PKI dan yang dianggap sebagai PKI ditangkap oleh tentara. Sebagian ada yang dieksekusi warga, sebagian melarikan diri.
Orang-orang PKI dan yang dianggap sebagai PKI ditangkap oleh tentara. Sebagian ada yang dieksekusi warga, sebagian melarikan diri. (Repro: Olle Tornquist, Marxistisk barlast, 1982, h.217))

Bens Coffe Hadir Saat Corona Menyerang, Coffe Shop Bersuasana Nyaman di Jambi Selatan

Prostitusi di Pucuk Masih Berjalan, Satpol PP Sering Kucing-kucingan dengan PSK di Lokasi

Ikan Laut Termahal di Aceh Singkil Janang Seperti Apa Rupa dan Rasanya?

Ia menceritakan bahwa pada awal tahun 1965, dirinya dikeluarkan sebagai mehasiswa Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada pada tahun ketiga karena memasang spanduk dan poster pembubaran Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), yang merupakan organisasi di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Burhan menceritakan semasa mahasiswa, pada saat menempel poster tersebut, ia ditendang hingga jatuh oleh anak CGMI.

Ia juga sempat diberi cap oleh anak-anak CGMI sebagai mahasiswa kontrarevolusioner karena menentang konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) Presiden Soekarno.

Burhan juga menyatakan sebelum terjadi G30S, pada kisaran tahun 1963-1964, CGMI sering meneror kelompok dan mahasiswa yang beralilan Islam.

Ia menuturkan bahwa hampir setiap hari, para anggota dan simpatisan PKI menggelar demonstrasi di Malioboro dan tempat-tempat strategis di Yogyakarta.

Kebencian Burhan memuncak setelah mendengar pidato Ketua Comite Central (CC) PKI, Dipa Nusantara Aidit yang menyinggung organisasi HMI.

Kongres III CGMI yang diadakan pada 29 September 1965 mengatakan "kalau CGMI tak mampu menyingkirkan HMI dari kampus, sebaiknya mereka sarungan saja".

Ketika peristiwa G30S meletus, Burhan mengaku sering melakukan perlawanan terhadap orang-orang PKI dan simpatisannya.

Terkhusus ia menyebut melakukan perlawanan setelah kedatangan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ke Yogyakarta pada bulan Oktober 1965 di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Ia menuturkan, operasi penumpasan anggota PKI dan simpatisannya ia lakukan bersama tentara.

Burhan mengaku diminta membuat pagar betis, lalu tentara yang melakukan operasi.

Ia menambahkan, "karena masyarakat dan organisasi Islam juga menaruh dendam, kami pun sering bergerak sendiri".

Para pemuda memburu kaum komunis di lereng Gunung Merapi, Jawa Tengah
Para pemuda memburu kaum komunis di lereng Gunung Merapi, Jawa Tengah ((Repro: Olle Tornquist, Marxistisk barlast, 1982, h. 223))

Begini Reaksi Indonesia saat China Seenak Jidat Mengajak Buat Proyek Ini di Natuna Demi Sebuah Misi

Pengambilan Persetujuan Bersama APBD-P Kabupaten Sarolangun Paling Lambat 30 September

VIDEO Viral Suara Wanita Menjerit Bikin Heboh Penghuni Hotel, Terekam Kamera Ketika Keluar Kamar

Saat melakukan penumpasan, Burhan berposisi sebagai staf satu, Laskar Ampera Aris Margono dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).

Ia mengaku telah mendapat "License to kill".

Diakui olehnya, terdapat 10 orang yang diberi pistol, kemudian dilatih di Kaliurang, Yogyakarta.

Pistol yang ia dapatkan adalah pistol berjenis FN yang ia dapatkan dari tentara sekitar bulan November 1965.

Burhan mengaku bahwa ia sering kembali ke markas Kostrad yang saat itu bertempat di Gedung Wanitatama, di Yogyakarta untuk meminta peluru.

Di wilayah Yogyakarta, Burhan menggelar operasi untuk mencari anggota, tokoh, maupun simpatisan PKI.

Operasi yang ia lakukan hampir setiap hari ini dimulai pada akhir 1965 hingga pertengahan tahun 1966.

Wilayah operasi Burhan juga tidak hanya berada di sekitar Yogyakarta, melainkan sampai ke daerah Luweng, Gunungkidul, kemudian ke Manisrenggo, dan Kaliwedi, Klaten, Jawa Tengah.

Diakui olehnya bahwa di daerah Kluweng, ia mengeksekusi orang-orang PKI pada malam hari dengan cara menutup mata dan mendorong mereka dari tebing tinggi ke aliran sungai yang mengalir ke pantai selatan Jawa.

Sedangkan di Kaliwedi, di sebelah barat Klaten, sebelum melakukan eksekusi, ia meminta warga membuat parit sepanjang 100 hingga 200 meter untuk menaruh anggota PKI dan simpatisannya sebelum dieksekusi.

Eksekusi yang dilakukan di Kaliwedi dilakukan memakai senjata laras panjang dan senjata berjenis AK.

Sedangkan laras pendek digunakan untuk memastikan orang-orang yang ia bunuh benar-benar telah mati.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

Artikel Ini Telah Tayang di Tribunnewswiki dengan judul "Burhan Kampak, Algojo yang Membunuh Orang PKI Usai G30S : Daripada Dibunuh, Lebih Baik Membunuh"

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved