Begini Cara Kerja Pasukan Hantu Amerika di Perang Dunia II yang Sukses Kelabui Pasukan Nazi!
Terungkap ke publik siasat Gost Army atau Pasukan Hantu Amerika di Perang Dunia II, simak selengkapnya di sini.
Mereka dengan percaya diri berbicara tentang manuver yang mengada-ada dan jenderal yang sebenarnya tidak ada.
Mereka tahu betul misinformasi itu akan sampai ke telinga mata-mata Nazi. Ghost Army tidak melewatkan satu pun detail kecil.
Mereka sampai menggunakan buldoser untuk membuat jejak palsu di sekitar tank karet. Siasat Ghost Army ini bukannya tanpa risiko.
Dari pantai Normandia hingga Sungai Rhine, mereka beroperasi dalam situasi berbahaya.
Beberapa anggota juga ikut terjun ke D-Day dan membantu beberapa korban saat coba menyamarkan instalasi pantai.
Selama berhari-hari di September 1944, unit tersebut berhasil menahan sebagian besar garis pertahanan Jenderal George Patton yang kekurangan personel, saat dia menyerang kota Metz yang dipagari benteng.
Tipuan terbesar Ghost Army adalah pada Maret 1945 saat meniru dua divisi lengkap yang terdiri dari 40.000 orang, menggunakan soundtrack pekerjaan konstruksi dan lebih dari 600 kendaraan tiup.
Tipuan itu membuat Nazi mundur dan memungkinkan Ghost Army menyeberangi Sungai Rhine yang sangat strategis.
Aksi tipu-tipu ini terus berlanjut sampai perang berakhir, karena keberadaan Ghost Army tetap dirahasiakan selama puluhan tahun.
Kisah perjuangan mereka baru diungkap ke publik pada 1996.
Selamatkan ribuan nyawa
Sebanyak 3 anggota Ghost Army tewas saat bertugas dan belasan lainnya terluka.
Menurut Rick Beyer yang memproduksi dan menyutradarai film dokumenter The Ghost Army pada 2013 dan ikut menulis buku tentang unit itu pada 2015, pahlawan perang tak terduga ini telah menyelamatkan ribuan nyawa tentara Sekutu, dengan mengalihkan perhatian musuh dari medan perang sebenarnya.
Sebagian besar veteran Ghost Army, termasuk perancang busana Bill Blass dan artis Ellsworth Kelly, telah meninggal dunia.
Hanya belasan pria di 11 negara bagian "Negeri Paman Sam" dan District of Columbia yang masih bertahan, menurut Beyer.