Pemakaman Pasien Covid
SOSOK Bripda Heri Setiawan, Ajudan yang Termotivasi dengan Tingkah Laku Kapolres Tanjabbar
Bripda Heri Setiawan merupakan anak dari pasangan bapak Iding dan ibu Karsri Dasih. Saat ini dirinya bertugas di Kepolisian Polres Tanjung Jabung Bara
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Bripda Heri Setiawan, pria kelahiran Bukit Baling, 2 Februari 1995, satu diantara pahlawan kemanusiaan yang ikut terlibat dalam penguburan jenazah pasien rapid test.
Ia sudah mengabdi untuk negara selama lima tahun kurang lima bulan.
Bripda Heri Setiawan merupakan anak dari pasangan bapak Iding dan ibu Karsri Dasih. Saat ini dirinya bertugas di Polres Tanjabbar pada bagian Sabhara.
• Angin Segar Pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung, BPIW Survei ke Lapangan
• Berjualan di Trotoar, Puluhan Lapak PKL di Kantin PKK Bangko Ditertibkan Satpol PP
• Komplotan Pembobol ATM di Kota Jambi Beraksi Lagi, 30 Menit Rp 200 Juta Raib, Begini Kronologisnya
Selain itu, dalam pelaksanaan tugas, Bripda Heri Setiawan juga di tugaskan sebagai ajudan Kapolres Tanjabbar, AKBP Guntur Saputro.
Diungkapkannya bahwa sosok Kapolres Tanjabbar menjadi motivasinya dalam melakukan berbagai kegiatan terutama sosial.
Ia menyebut bahwa sikap Kapolres yang giat dalam bekerja dan tidak suka main-main dalam bekerja menjadi panutan baginya.
"Saya selalu termotivasi dengan tingkah laku dan cara kerja pak Kapolres. Kita sama-sama tau, pak Kapolres orang nya giat dalam bekerja, dan untuk kepentingan masyarakat apa pun dan bagaimana susah nya pun tetap di perjuangkan," ungkapnya, Senin (31/8/2020).
Ia juga menyebut bahwa Kapolres Guntur sering kali memberikan motivasi pada jajarannya. Bahwa apapun yang dikerjakan harus Ikhlas, jangan pandang bulu.
Katanya lagi Kapolres juga selalu mengingatkan bahwa tugas Polri itu untuk melindungi, dan mengayomi masyarakat.
"Apa yang di lakukan oleh Kapolres itu yang menjadikan motivasi saya. Termasuk ketika melakukan penguburan itu, saya merasa diri saya muda tapi malu kalo saya tidak ikut terlibat. Mereka ibu-ibu dan bapak-bapak masih kuat, kenapa saya tidak," terangnya.
Bripda Heri Setiawan menceritakan suasana perasaanya selama melakukan penguburan makam pasien positif rapid test.
Rasa mual, pusing, mata sakit dan susah bernafas Ia rasakan selama proses tersebut.
Namun, lagi-lagi itu tidak mengalahkan niat baiknya untuk menolong percepatan penguburan jenazah.
"Sangat luar biasa panas dan penat nian waktu itu. Kita susah nafas, bayangkan kita nyangkul di saat cuaca panas terik. Kondisi tanah nya juga keras, apa lagi ini kita pakai APD. Kebayang sendiri kan, segala rasa mual, kepala pusing, mata sakit tangan pegal. Itu yang saya rasakan," ungkapnya.
"Tapi alhamdulillah semua proses kita lalui, bersama pak Kapolres, perawat, sopir ambulan dan keluarganya. Tidak ada yang menyenangkan saat itu, kecuali kami berharap pulang dalam keadaan sehat, mohon doa untuk semuanya," pungkasnya.