Pemakaman Pasien Covid
Perawat di Tanjabbar Ini Sukarela Bantu Proses Pemakaman Jenazah Pasien Positif Rapid Test
Proses pemakaman jenazah pasien positif rapid test yang meninggal di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal,menyisakan cerita bagi tim tugas dadakan.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL-Proses pemakaman jenazah pasien positif rapid test yang meninggal di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Minggu (30/8) menyisakan cerita bagi tim tugas dadakan. Nisnadiana Sandora, S. Kep. menceritakan dirinya yang ikut terlibat dalam tim tugas dadakan tersebut.
Nisnadiana Sandora, S. Kep merupakan perawat di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal yang menjabat sebagai Kepala Ruangan Isolasi di RSUD Daud Arif. Ia menyebutkan bahwa untuk tugas, seharusnya dia tidak terlibat dalam proses penimbunan Jenazah.
"Tugas kami dari rumah sakit tidak ikut proses penguburan. Seharusnya kami hanya melakukan perawatan jenazah sampai masuk ke ambulan dan hanya mengantar jenazah ke pemakaman dan tidak ikut dalam proses pemakaman,"ungkap, Nisnadiana Sandora, S. Kep.
• Terdampak Pandemi, Koja Trans Terkendala Finansial
• Disbunnak Muarojambi Sebut PT Kharisma Belum Melaporkan Hasil Produksinya Sejak 2018
Ia bersama rekan perawat lainnya hanya bertugas untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman. Namun apa yang terjadi? keadaan mengubah tugas dirinya pada saat di lokasi pemakaman.
Nisnadiana secara suka rela menjadi tim tugas dadakan penimbunan makam. Tugas kemanusiaan yang harus Ia jalani. Ia mengambil andil dalam proses penimbunan makam. Satu tugas yang baru Ia lakukan seumur hidupnya, terlebih menjadi pahlawan di dunia kesehatan.
"Sebelumnya saya sudah pernah ikut pemakaman yaitu ayah saya sendiri. Tetapi hanya melihat dari kejauhan. Kali ini saya ikut memakamkan pasien dengan riwayat rapid tes positif. Ini baru pertama kali saya seumur hidup," sebutnya.
Proses pemakaman ini sebelumnya sempat terkendala hingga dua jam lamanya, ini terjadi lantaran tidak adanya petugas pemakaman. Jiwa manusiawi dari segi kekhawatiran dan ketakutan pada diri Nisnadiana awalnya muncul. Hal ini lantaran jenazah merupakan pasien dengan riwayat positif rapid test.
"Manusiawi pasti ada rasa takut dan khawatir. Tapi lihat kondisi jenazah yang sudah telantar 2 jam tidak di makamkan. nawaitu karena allah, saya langsung turun," terangnya.