Sempat Dilempar Ayam Bakar, Anggota Kopassus Kagetkan Musuh Dengan Gunakan Kostum Ini

Kejadiannya berawal pada 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak, Indonesia diminta United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untu

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
Prabowo Subianto saat Menjabat Sebagai Danjen Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus pernah menjalankan misi yang dianggap mustahil oleh seluruh angkatan bersenjata di dunia.

Kejadiannya berawal pada 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak. 

Indonesia diminta United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirim pasukan perdamaian ke Kongo.

Mengaku Pernah Main di Ranjang Bareng, Nikita Mirzani Akui Vicky Nitinegoro Marah Padanya

Prada MI Akui Korban Kecelakaan Tunggal, Polisi Serahkan Kasus Perusakan Polsek Ciracas ke POM AD

Siswi SMA Asal Palembang Disekap Guru Honorer di Jambi 20 Hari, Diperkosa 30 Kali

tribunnews
Ilustrasi Kontingen Pasukan Garuda yang bertugas di Lebanon (tniad.mil.id)

Di bawah pimpinan Letjen TNI Kemal Idris, pasukan perdamaian Indonesia tersebut diberi nama Kontingen Garuda III (Konga III).

Pasukan ini anggotanya diambil dari Batalyon 531 Raiders, satuan-satuan Kodam II Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur tempur lain, termasuk Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat ( RPKAD).

Konga III berangkat dengan pesawat pada Desember 1962. Pasukan ini akan bertugas di Albertville, Kongo, selama delapan bulan di bawah naungan UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Daerah yang menjadi medan operasi pasukan Garuda terkenal sangat berbahaya karena di situ terdapat kelompok-kelompok milisi atau pemberontak pimpinan Moises Tsommbe.

Pemberontak ini berusaha merebut daerah tersebut karena kaya sumber daya mineral.

Kisah heroik pasukan Kopassus saat menjadi pasukan perdamaian PBB di Kongo.

Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat. Mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia yang pada 1962 Indonesia sedang gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan. Tapi di bawah bendera PBB, sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.

Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik, sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.

Bukan hanya soal perang, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan, seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.

Serangan mendadak

Suatu hari terjadi serangan mendadak di markas Konga III yang dilakukan oleh para pemberontak yang diperkirakan berkekuatan 2.000 orang. Markas Konga III dikepung para pemberontak.

Tembak menembak terjadi dari jam 24.00 hingga dinihari. Tidak ada pasukan Garuda yang meninggal pada kejadian itu hanya beberapa luka ringan dan segera ditangani oleh tim medis.

Sementara itu, para pemberontak setelah melakukan serangan itu langsung mundur ke wilayah gurun pasir yang gersang.

Pasukan Kopassus Garuda 3 sebelum berangkat menuju misi mustahil mengejar pemberontak di Kongo.

Tak mau berdiam diri saja, seluruh pasukan perdamaian di Kongo dari semua negara peserta langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan pengejaran. Hasilnya dibentuk tim berkekuatan 30 orang yang berasal dari RPKAD / Koppasus untuk melakukan pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun.

tribunnews
Ilustrasi Lempar Pisau Kopassus (Solopos)

Raut wajah bersemangat tinggi berkobar di tiap-tiap personel prajurit RPKAD yang terpilih untuk melakukan pengejaran itu.

Tiga puluh prajurit itu akan berada di wilayah yang disebut "no man’s land" alias wilayah tak bertuan. Itu merupakan daerah terlarang bagi pasukan PBB. Di sana, pasukan dari india pernah ditembaki sampai habis tak bersisa.

Pasukan RPKAD itu menyusup ke sarang pemberontak dipimpin seorang kapten dan 5 orang letnan. 

Mereka menyamar layaknya penduduk setempat. Badan dan wajah digosok arang sehingga hitam menyerupai kulit penduduk setempat, ada juga personel yang berpakaian layaknya wanita membawa bakul sayuran.

Menurut informasi, pemberontak berkekuatan 3.000 orang bersenjata lengkap termasuk kendaraan lapis baja.

Sebanyak 30 personel RPKAD itu juga mendengar informasi bahwa penduduk setempat, termasuk pemberontak, sangat takut dengan apa yang dinamakan Hantu Putih.

Hantu putih yaitu sosok berpakaian putih berbau bawang putih.

Nah, hal ini dimanfaatkan personel RPKAD. Mereka mengubah penampilan penyamaran dengan menggunakan jubah putih yang mengembang apabila ditiup angin.

Isyarat serangan pun diberikan komandan pada saat pukul 24.00. 

Dengan sangat cepat, personel RPKAD yang menyerang menggunakan kapal yang dicat hitam-hitam, melintasi Danau Tanganyika yang tidak berada jauh dari "no man’s land".

Ke 30 personel RPKAD yang menyamar menjadi "Hantu Putih", atau yang dikenal masyarakat setempat sebagai Spiritesses, berhamburan keluar kapal. Mereka langsung menyerang para pemberontak.

Pemberontak yang memercayai bahwa yang dihadapi adalah hantu, kaget dan langsung hilang semangat. Mereka ketakutan, kocar-kacir, bahkan ada seorang pemberontak yang sedang membakar ayam langsung melempar ayam bakarnya dan mengenai seorang anggota RPKAD.

Selang 30 menit, pemberontak dan keluarganya menyerah. Markas itu dapat dikuasai.

Puluhan orang pemberontak tewas. Sementara di pihak RPKAD hanya satu irang yang cedera terkena pecahan proyektil granat.

Sejak saat itu, anggota Kontingen Garuda III dikenal oleh orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses/Hantu Putih.

Sampai sekarang misi yang dilakukan oleh ke 30 anggota RPKAD itu masih menjadi legenda di pasukan perdamaian PBB seluruh dunia. 

Tentang Kopassus:

Pendirian aktif: 16 April-sekarang

TNI: Angkatan Darat

Tipe: Pasukan Khusus

Kemampuan spesialisasi: Anti-gerilya, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, intelijen sabotase, anti-teror

Jumlah personel: dirahasiakan

Grup: terbagi 5 grup dengan spesialisasi masing-masing.

Dulu Dibiarkan Begitu Saja, Sekarang Buah Ceplukan Alias Cecenet Harganya Selangit, Banyak Manfaat

Tambang Minyak Ilegal di Depan Kantor Camat Meledak, Masyarakat Berbondong-bondong Ambil Minyak

Kembali Catat Rekor Penambahan 3.308 Positf Covid-19, Total Sudah 169.195 Orang Terpapar

Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved