UU Penyiaran Digugat, Begini Kata Reta Putri Soal Kebebasan Berekspresi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Media RCTI dan iNews melayangkan gugatan terkait UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran). Dua perusahaan itu meminta agar ada perubahan definisi penyiaran yang turut mencakup layanan over the top atau layanan yang berjalan di atas internet, seperti Netflix, YouTube, Facebook dkk.

Apabila gugatan itu dikabulkan, masyarakat baik perorangan maupun badan usaha terancam tidak leluasa menggunakan media sosial untuk melakukan siaran langsung.

Tentunya gugatan ini mendapat tanggapan beragam, justru warganet lebih banyak menolak gugatan tersebut.

Bagi Reta Putri Jessica, seorang mahasiswa berharap agar gugatan itu jangan sampai dikabulkan karena akan menyebabkan kebebasan berekspresi jadi terbatasi.

• Indah Termotivasi Teman Ikut Putri Hijab, Kini Jadi Pemenang

• VIDEO Menegangkan, Suami Tak Bisa Selamatkan Anak dan Istrinya yang Terseret Banjir di Yaman

"Saya sendiri sejujurnya jarang menonton TV. Siaran TV yang sekarang itu beda banget pastinya sama siaran TV beberapa tahun ke belakang. Terlebih tayangan untuk anak-anak minim sekali. Kalo dilihat-lihat, yang sedang menjamur sekarang itu tayangan yang seharusnya nggak jadi tontonan anak-anak, justru malah jadi asupan sehari-hari untuk mereka," ungkapnya.

Iapun lebih sering menggunakan sosial media karena sosial media cukup cepat untuk memberitahukan informasi-informasi terkini.

Tentu saja apapun pilihan kita tetap ada dampak positif negativ. Menurutnya dampak positif sosial media adalah sangat mudah menyebar melalui situs jaringan sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut.

Sedangkan dampak negatifnya adalah media sosial dapat membuat anak-anak dan remaja menjadi lalai dan juga tidak bisa membagi waktu karena terlalu asik dengan dunia maya.

"Tetapi itu semua tergantung diri kita masing jadi kita harus cerdas dan berhatihati juga dalam menggunakan sosial media," pungkasnya. (Nurlailis)